Niat Mengganti Puasa Ramadhan, Ketahui Waktu Batasannya
Diperbarui: Diterbitkan:

Ilustrasi Bulan Ramadan
Kapanlagi.com - Bulan Ramadhan 2025 semakin mendekat, dan umat Islam di seluruh penjuru dunia sedang bersiap-siap menyambut kehadiran bulan suci yang penuh berkah ini. Selain mempersiapkan diri secara fisik dan spiritual, ada satu hal penting yang tak boleh terlewatkan: mengganti utang puasa dari Ramadhan sebelumnya. Bagi mereka yang terpaksa meninggalkan puasa karena berbagai alasan, seperti sakit, perjalanan jauh, atau haid, adalah kewajiban untuk mengqadha atau mengganti puasa tersebut sebelum Ramadhan yang baru tiba.
Namun, sering kali muncul pertanyaan, kapan sebenarnya batas terakhir untuk mengganti puasa Ramadhan? Beberapa ulama berpendapat bahwa utang puasa harus diselesaikan sebelum bulan Ramadhan berikutnya, sementara ada pula yang memberikan kelonggaran untuk menggantinya kapan saja. Lantas, bagaimana aturan lengkapnya?
Untuk menghindari kebingungan, sangat penting bagi umat Islam untuk memahami tata cara, niat, dan batas waktu dalam mengganti puasa Ramadhan. Artikel ini akan mengupas tuntas hal ini berdasarkan pandangan para ulama dan dalil-dalil yang relevan, agar kita semua dapat menjalankan ibadah dengan benar dan penuh keberkahan.
Advertisement
1. Pentingnya Mengqadha Puasa Ramadhan
Mengqadha puasa Ramadhan adalah sebuah kewajiban yang tak bisa diabaikan bagi setiap Muslim yang terhalang menjalankan puasa karena berbagai alasan. Berdasarkan firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 184, mereka yang sakit, dalam perjalanan, atau menghadapi kondisi khusus seperti wanita haid dan nifas, tetap memiliki tanggung jawab untuk mengganti puasa yang terlewatkan di hari-hari lain.
Ini bukan hanya sekadar kewajiban, melainkan juga ungkapan ketaatan dan komitmen seorang Muslim untuk memenuhi ibadahnya. Dengan menunaikan qadha puasa, seseorang menunjukkan rasa tanggung jawab kepada Allah SWT dan berupaya menyempurnakan ibadah Ramadhan yang mungkin sempat terputus.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Bacaan Niat Mengganti Puasa Ramadhan
Dalam menjalankan ibadah puasa, termasuk saat mengqadha puasa Ramadhan, niat menjadi pondasi utama yang tak boleh diabaikan. Menurut Mazhab Syafi'i, niat ini sebaiknya diucapkan pada malam hari sebelum puasa dimulai.
Salah satu lafal yang dianjurkan adalah: "Nawaitu shauma ghadin 'an qadh'i fardhi syahri Ramadhna lillhi ta'l," yang berarti "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadhan esok hari karena Allah SWT."
Niat ini bisa diucapkan dalam hati atau dilafalkan, asalkan dilakukan dengan kesadaran penuh bahwa ibadah ini adalah untuk mengganti puasa wajib yang terlewat.
Namun, perlu diingat, jika niat tidak dilakukan sebelum fajar, maka puasa qadha tersebut dianggap tidak sah menurut Mazhab Syafi'i dan harus diulang.
Advertisement
3. Tata Cara Melaksanakan Puasa Qadha
Menjalani puasa qadha ternyata tak jauh berbeda dengan puasa wajib di bulan Ramadhan. Pertama-tama, disarankan untuk menyantap sahur sebelum fajar, agar tubuh kita siap menghadapi tantangan puasa seharian.
Selama puasa, kita harus menahan diri dari segala hal yang dapat membatalkan, seperti makan dan minum, mulai dari terbitnya fajar hingga matahari terbenam.
Dan ketika saat berbuka tiba, alangkah baiknya kita memulai dengan makanan ringan seperti kurma atau segelas air putih, mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW yang penuh berkah.
4. Batas Waktu Mengqadha Puasa Ramadhan
Mayoritas ulama sepakat bahwa waktu ideal untuk mengqadha puasa Ramadhan adalah sebelum bulan Ramadhan yang baru tiba, seperti yang diungkapkan oleh Wakil Sekretaris LBM PBNU, Alhafiz Kurniawan, yang menegaskan bahwa batas akhir qadha puasa adalah hingga akhir bulan Syaban.
Namun, ada pandangan berbeda dari ulama Hanafiyah yang berpendapat bahwa qadha puasa bisa dilakukan kapan saja tanpa batas waktu tertentu. Meskipun demikian, disarankan agar kita segera menyelesaikannya agar kewajiban puasa tidak tertunda terlalu lama.
5. Apakah puasa qadha harus dilakukan secara berurutan?
Tak perlu khawatir! Berdasarkan hadis Rasulullah SAW, kamu memiliki kebebasan untuk mengganti puasa dengan cara yang paling nyaman, baik itu secara terpisah maupun berurutan.
6. Apakah boleh mengqadha puasa di bulan Syaban setelah Nisfu Syaban?
Sebagian besar ulama sepakat bahwa qadha puasa dapat dilakukan hingga akhir bulan Syaban, namun disarankan agar kita tidak menunda pelaksanaannya terlalu mendekati datangnya bulan suci Ramadhan.
7. Bagaimana jika lupa jumlah hari puasa yang harus diganti?
Disarankan untuk melakukan pengganti dengan jumlah yang diperkirakan paling aman; lebih baik jika lebih banyak daripada kurang.
8. Apakah boleh berpuasa sunnah sebelum qadha puasa Ramadhan?
Puasa qadha memiliki prioritas lebih tinggi dibandingkan puasa sunnah. Meski demikian, jika waktu yang tersedia masih cukup panjang, tidak ada salahnya untuk menjalankan puasa sunnah terlebih dahulu, memberikan kesempatan bagi kita untuk meraih pahala tambahan sebelum menunaikan kewajiban yang tertunda.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/srr)
Shani Ramadhan Rasyid
Advertisement