Apa Arti dari Soft Spoken: Memahami Gaya Komunikasi yang Menenangkan
Diterbitkan:
apa arti dari soft spoken
Kapanlagi.com - Pernahkah Anda bertemu seseorang yang berbicara dengan suara lembut dan menenangkan? Orang seperti ini sering disebut sebagai soft spoken, sebuah istilah yang menggambarkan gaya komunikasi yang tenang dan penuh pertimbangan.
Memahami apa arti dari soft spoken menjadi penting karena gaya komunikasi ini semakin dihargai dalam berbagai aspek kehidupan. Soft spoken bukan sekadar berbicara pelan, melainkan mencerminkan kepribadian yang sabar, empati, dan memiliki kecerdasan emosional tinggi.
Menurut Kamus Merriam-Webster, soft-spoken didefinisikan sebagai memiliki suara yang ringan atau lembut. Sementara itu, Collins Dictionary memberikan dua arti: berbicara dengan suara lembut atau lemah lembut, dan mampu membujuk atau memberi kesan dengan kefasihan bahasa.
Advertisement
1. Pengertian dan Definisi Soft Spoken
Soft spoken adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang berbicara dengan suara lembut, tenang, dan tidak keras. Mereka cenderung berbicara dengan nada yang rendah, jelas, dan penuh ketenangan, sehingga sering dianggap sebagai pribadi yang santun dan menenangkan. Dalam komunikasi, orang yang soft spoken bukan berarti pemalu atau tidak percaya diri, justru mereka sering kali memiliki kendali yang baik atas emosi mereka dan mampu menyampaikan pesan dengan cara yang lebih halus serta mudah diterima oleh orang lain.
Karakteristik ini sering dikaitkan dengan kepribadian yang sabar, penuh empati, serta memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Seseorang yang soft spoken bisa ditemukan di berbagai bidang kehidupan, mulai dari dunia profesional, akademik, hingga kehidupan sosial. Mereka dikenal sebagai pendengar yang baik dan sering kali lebih dihormati karena gaya komunikasi mereka yang tidak mendominasi atau memaksakan pendapat.
Dalam beberapa budaya, berbicara dengan nada yang lembut juga dianggap sebagai tanda sopan santun dan kedewasaan. Gaya komunikasi soft spoken mencerminkan kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri dan menyampaikan pesan dengan bijaksana. Mereka lebih memilih kualitas daripada kuantitas dalam komunikasi, cenderung berbicara ketika ada hal penting untuk disampaikan, dan lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.
Menurut Dr. Judith Orloff, seorang ahli di bidang kecerdasan emosional yang dikutip dari eNotAlone, orang yang bertutur kata lembut sering kali memiliki rasa empati yang tinggi. Ketajaman emosional ini memungkinkan mereka cenderung berinteraksi dengan lebih dalam dan lebih bermakna.
2. Ciri-Ciri Utama Orang Soft Spoken
Orang yang soft spoken memiliki beberapa ciri khas dalam cara mereka berbicara dan berinteraksi dengan orang lain. Berikut adalah karakteristik yang umumnya dimiliki oleh mereka:
- Berbicara dengan Nada Lembut dan Tenang - Mereka tidak pernah berbicara dengan nada tinggi atau berteriak, melainkan menggunakan suara yang tenang, stabil, dan tidak tergesa-gesa saat berbicara, sehingga membuat lawan bicara merasa nyaman.
- Mengutamakan Kejelasan dalam Berbicara - Meskipun berbicara dengan suara lembut, mereka tetap memastikan bahwa setiap kata yang diucapkan jelas dan mudah dipahami. Mereka tidak berbicara terburu-buru, melainkan dengan ritme yang terkontrol.
- Memiliki Kesabaran dalam Berkomunikasi - Orang soft spoken umumnya tidak mudah terpancing emosi saat berbicara. Mereka lebih memilih untuk mendengarkan dengan baik sebelum merespons, serta mempertimbangkan kata-kata yang akan mereka ucapkan.
- Menunjukkan Sikap Ramah dan Santun - Gaya bicara yang lembut sering kali diiringi dengan sikap yang sopan dan menghargai lawan bicara. Mereka tidak memotong pembicaraan orang lain dan selalu berusaha menjaga suasana tetap nyaman.
- Cenderung Menjadi Pendengar yang Baik - Selain berbicara dengan tenang, mereka juga memiliki kemampuan mendengarkan yang baik. Mereka lebih suka memahami sudut pandang orang lain terlebih dahulu sebelum memberikan tanggapan.
- Tidak Mudah Menginterupsi Pembicaraan - Orang soft spoken menghargai setiap percakapan dan membiarkan lawan bicara menyelesaikan ucapannya sebelum merespons. Mereka menghindari memotong pembicaraan secara tiba-tiba atau mendominasi percakapan.
- Memiliki Kendali Diri yang Baik - Mereka jarang bereaksi secara impulsif atau emosional dalam sebuah percakapan. Sebaliknya, mereka tetap tenang bahkan dalam situasi yang menegangkan, karena lebih mengutamakan komunikasi yang damai dan konstruktif.
3. Keunggulan Menjadi Soft Spoken dalam Kehidupan Sehari-hari
Gaya komunikasi soft spoken membawa sejumlah manfaat dan keunggulan dalam interaksi sosial yang tidak dapat diabaikan. Pertama, mereka mampu membuat orang lain merasa nyaman karena suara yang lembut dan tenang cenderung menciptakan suasana yang lebih rileks bagi lawan bicara. Orang tidak merasa tertekan atau terburu-buru ketika berinteraksi dengan mereka, sehingga komunikasi dapat berjalan lebih lancar dan efektif.
Kedua, gaya bicara ini meningkatkan daya tarik dan kharisma seseorang. Berbicara dengan tenang sering kali dikaitkan dengan kedewasaan, kebijaksanaan, dan pengendalian diri yang baik. Orang yang soft spoken sering dianggap lebih karismatik karena cara mereka menyampaikan sesuatu terasa lebih berwibawa dan penuh ketenangan, tanpa perlu meninggikan suara atau bersikap agresif.
Ketiga, mereka dapat menghindari konflik yang tidak perlu. Berbicara dengan nada lembut dapat meredakan ketegangan dalam percakapan, terutama dalam situasi yang emosional atau penuh perdebatan. Orang soft spoken lebih cenderung menggunakan pendekatan yang damai dan diplomatis, sehingga dapat menghindari konflik yang tidak perlu dan menciptakan solusi yang win-win.
Keempat, nada bicara yang tenang dan tidak agresif membuat orang lain lebih mudah mempercayai mereka. Dalam lingkungan kerja, pertemanan, atau hubungan keluarga, mereka lebih sering dianggap sebagai sosok yang dapat diandalkan dan dihormati. Kepercayaan ini terbentuk karena konsistensi mereka dalam berkomunikasi dengan cara yang menghargai dan tidak menyinggung perasaan orang lain.
4. Perbedaan Soft Spoken dengan Sikap Pendiam
Meskipun orang soft spoken dan orang pendiam sama-sama tidak banyak berbicara dengan nada keras atau agresif, keduanya sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup jelas. Dari segi gaya komunikasi, orang soft spoken tetap aktif dalam berkomunikasi, hanya saja mereka menyampaikannya dengan suara yang lembut dan tenang. Mereka tetap berbicara ketika diperlukan, tetapi dengan nada yang santai dan menenangkan. Sementara itu, orang pendiam cenderung lebih sedikit berbicara, bahkan dalam situasi sosial yang mengharuskan mereka untuk berinteraksi.
Dari aspek kepercayaan diri, orang soft spoken bukan berarti pemalu atau kurang percaya diri. Mereka bisa berbicara dengan jelas dan percaya diri, tetapi tetap dengan nada yang halus. Sebaliknya, seseorang yang pendiam mungkin memiliki kesulitan dalam mengungkapkan pikiran mereka atau merasa canggung ketika harus berbicara di depan banyak orang. Perbedaan ini menunjukkan bahwa soft spoken adalah pilihan gaya komunikasi, bukan keterbatasan.
Dalam hal fleksibilitas interaksi sosial, orang soft spoken cenderung lebih fleksibel dalam berbagai situasi sosial. Mereka bisa berbicara dengan nyaman saat diperlukan dan tetap terlibat dalam percakapan. Sedangkan orang pendiam biasanya lebih memilih untuk diam, bahkan ketika ada kesempatan untuk berbicara atau mengekspresikan pendapat mereka. Hal ini membuat orang soft spoken lebih mudah beradaptasi dalam berbagai lingkungan sosial.
Secara keseluruhan, soft spoken adalah tentang cara berbicara yang lembut dan tenang, sedangkan pendiam lebih mengacu pada kecenderungan seseorang untuk tidak banyak berbicara. Keduanya bisa saja dimiliki oleh seseorang dalam berbagai tingkat, tetapi orang yang soft spoken lebih aktif dalam komunikasi dibandingkan dengan orang yang benar-benar pendiam.
5. Cara Mengembangkan Sifat Soft Spoken
Mengembangkan sifat soft spoken memerlukan latihan dan kesadaran diri yang konsisten. Langkah pertama adalah melatih variasi nada bicara yang menambah kedalaman cara penyampaian. Anda dapat berlatih berbicara dengan nada yang lebih rendah dan stabil, menghindari fluktuasi suara yang tiba-tiba atau nada yang terlalu tinggi. Praktik ini dapat dilakukan dengan merekam suara sendiri dan mendengarkan kembali untuk mengevaluasi intonasi.
Langkah kedua adalah memilah kata-kata dengan bijak sebelum berbicara. Orang soft spoken terkenal karena kemampuan mereka memilih kata-kata yang tepat dan bermakna. Sebelum berbicara, luangkan waktu sejenak untuk memikirkan apa yang ingin disampaikan dan bagaimana cara terbaik mengungkapkannya. Hindari kata-kata yang kasar, provokatif, atau dapat menyinggung perasaan orang lain.
Ketiga, perhatikan selalu kecepatan bicara dan berikan jeda ketika berbicara agar perkataan dapat dicerna orang lain dengan tenang dan baik. Berbicara terlalu cepat dapat membuat pesan tidak tersampaikan dengan jelas dan membuat lawan bicara merasa terburu-buru. Dengan memberikan jeda yang tepat, Anda memberikan kesempatan bagi lawan bicara untuk memproses informasi dan merespons dengan baik.
Keempat, kembangkan kemampuan mendengarkan yang aktif. Orang soft spoken dikenal sebagai pendengar yang baik, jadi penting untuk melatih kemampuan ini. Berikan perhatian penuh ketika orang lain berbicara, hindari menginterupsi, dan tunjukkan bahwa Anda benar-benar memperhatikan melalui bahasa tubuh dan respons yang tepat.
6. Manfaat Soft Spoken dalam Hubungan Interpersonal
Dalam konteks hubungan interpersonal, sifat soft spoken membawa dampak positif yang signifikan. Pertama, komunikasi menjadi lebih efektif karena dapat membantu menghindari kesalahpahaman. Ketika seseorang berbicara dengan jelas, tenang, dan penuh pertimbangan, pesan yang disampaikan lebih mudah dipahami dan diterima oleh lawan bicara. Hal ini mengurangi risiko terjadinya miskomunikasi yang sering menjadi sumber konflik dalam hubungan.
Kedua, orang soft spoken cenderung mampu membangun kepercayaan dengan orang lain melalui sifatnya yang tenang dan penuh hormat. Kepercayaan adalah fondasi dari setiap hubungan yang sehat, dan gaya komunikasi yang lembut membantu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi orang lain. Mereka merasa dihargai dan tidak merasa terancam ketika berinteraksi dengan orang yang soft spoken.
Ketiga, mereka dapat menjadi pendengar yang aktif dan baik bagi teman-teman di lingkungannya. Kemampuan mendengarkan dengan empati dan memberikan respons yang thoughtful membuat mereka menjadi tempat yang nyaman untuk berbagi cerita, keluh kesah, atau meminta saran. Hal ini memperkuat ikatan emosional dalam hubungan dan menciptakan rasa saling percaya yang mendalam.
Namun, ada juga beberapa tantangan yang mungkin dihadapi. Orang yang bertutur kata lembut dapat disalahartikan sebagai orang yang pemalu atau kurang percaya diri, padahal sebenarnya mereka memiliki kekuatan dalam ketenangan. Selain itu, mereka mungkin kesulitan menegaskan diri dalam situasi tertentu, yang dapat menyebabkan perasaan frustrasi atau bahkan diabaikan oleh orang lain.
7. FAQ (Frequently Asked Questions)
Apakah soft spoken sama dengan pemalu?
Tidak, soft spoken dan pemalu adalah dua hal yang berbeda. Orang soft spoken tetap percaya diri dan aktif berkomunikasi, hanya saja mereka melakukannya dengan suara lembut dan tenang. Sementara orang pemalu cenderung menghindari interaksi sosial karena rasa tidak percaya diri.
Bisakah seseorang belajar menjadi soft spoken?
Ya, soft spoken adalah keterampilan komunikasi yang dapat dipelajari dan dikembangkan. Dengan latihan yang konsisten dalam mengatur nada suara, memilih kata-kata dengan bijak, dan mengembangkan kemampuan mendengarkan, seseorang dapat menjadi lebih soft spoken.
Apakah soft spoken selalu merupakan hal yang positif?
Meskipun umumnya positif, perlu diwaspadai bahwa ada juga orang yang menggunakan gaya soft spoken untuk memanipulasi atau mencapai tujuan tertentu. Penting untuk memperhatikan konsistensi antara kata-kata dan tindakan seseorang.
Bagaimana cara berkomunikasi dengan orang soft spoken?
Berikan ruang dan waktu bagi mereka untuk berbicara, hindari memotong pembicaraan, tunjukkan kesabaran dan sikap terbuka, serta berikan perhatian penuh melalui kontak mata dan bahasa tubuh yang mendukung.
Apakah orang soft spoken cocok untuk posisi kepemimpinan?
Ya, orang soft spoken dapat menjadi pemimpin yang efektif karena kemampuan mereka dalam mendengarkan, membangun kepercayaan, dan menciptakan lingkungan yang nyaman. Gaya kepemimpinan mereka cenderung lebih kolaboratif dan inspiratif.
Mengapa cowok soft spoken menjadi idaman Gen Z?
Gen Z lebih menghargai komunikasi yang sehat dan menghindari toxic masculinity. Cowok soft spoken dianggap lebih dewasa secara emosional, mampu berkomunikasi dengan baik, dan menciptakan hubungan yang harmonis tanpa dominasi atau agresivitas.
Apa perbedaan soft spoken dengan berbicara pelan biasa?
Soft spoken bukan hanya tentang volume suara yang pelan, tetapi juga mencakup cara penyampaian yang penuh pertimbangan, pemilihan kata yang bijak, kemampuan mendengarkan yang baik, dan sikap empati. Berbicara pelan biasa mungkin hanya terkait dengan volume suara tanpa aspek-aspek komunikasi yang lebih mendalam.
(kpl/fed)
Rizka Uzlifat
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Gadget Deretan Aksesori yang Bikin Gadget Gen Z Makin Ciamik, Wajib Punya Nih!