Setelah menyelesaikan pendidikan doktoralnya, Ferry Iskandar pulang ke Indonesia dengan tujuan untuk mengembangkan sumber daya manusia di negaranya sendiri yang ia anggap penting. Saat ini, Ferry juga aktif mengajar sebagai dosen di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Institut Teknologi Bandung (ITB).
Ferry Iskandar dikenal sebagai ilmuwan Indonesia yang berhasil menemukan senyawa kimia fosfor BCNO (Boron Karbon Oksinitrida). Prestasinya dalam bidang penelitian ini membuatnya meraih banyak penghargaan. Beberapa penghargaan yang pernah diterimanya antara lain Habibie Award tahun 2014, Anugerah Kekayaan Intelektual Luar Biasa tahun 2014, dan Penghargaan ITB di bidang Riset pada acara Dies Natalis ITB ke-56. Selain itu, ia juga masuk dalam daftar 10 Tokoh Penemu Nasional versi Majalah Tempo pada tahun 2012 dan meraih Penghargaan Achmad Bakrie dalam bidang sains pada tahun 2018.
Ferry Iskandar memiliki paten sebanyak 16, di mana 14 di antaranya berada di luar negeri dan 2 sisanya berada di dalam negeri. Kesibukannya sebagai akademisi, ahli kimia, dan peneliti membuatnya terus berkontribusi dalam pengembangan sains dan teknologi di Indonesia.