Kisah ini bermula ketika sebuah kapal eksplorasi milik Star Command yang membawa banyak awak dalam keadaan hypersleep berbelok dari rute awalnya untuk menyelidiki tanda kehidupan yang terdeteksi pada sebuah planet asing bernama Tkani Prime.

Ketika sistem AI kapal membangunkan para petugas untuk melakukan pengecekan langsung, Buzz Lightyear dan komandannya yang juga sahabat dekatnya sejak lama, Alisha Hawthorne, segera turun ke permukaan planet bersama seorang rekrut baru yang masih belum terbiasa dengan prosedur lapangan. Suasana di planet itu pada awalnya tampak tenang, tetapi mereka segera menyadari bahwa tempat tersebut dihuni makhluk agresif yang langsung menyerang rombongan Star Command.

Serangan itu memaksa mereka bergegas kembali menuju kapal dan mencoba lepas landas secepat mungkin. Dalam situasi yang kacau itu, Buzz melakukan manuver yang tidak berjalan sesuai rencana dan secara tidak sengaja merusak sistem utama kapal. Kerusakan tersebut membuat mereka dan seluruh awak yang masih tertidur terdampar di Tkani Prime tanpa kepastian kapan bisa meninggalkan planet tersebut.

Setelah melakukan evaluasi menyeluruh, mereka menemukan bahwa bahan bakar hyperspace milik kapal telah hancur dan mustahil diperbaiki. Satu satunya cara untuk kembali ke rumah adalah dengan menciptakan kembali bahan bakar hyperspace buatan yang memiliki komposisi tepat untuk mengaktifkan mesin perjalanan jauh.

Buzz, yang merasa bertanggung jawab atas kecelakaan itu, langsung menawarkan diri menjadi pilot uji untuk semua percobaan penerbangan. Sementara itu, seluruh kru yang terdampar membangun koloni baru di planet tersebut untuk menambang sumber daya dan menyiapkan fasilitas penelitian. Butuh satu tahun penuh untuk menciptakan prototipe bahan bakar pertama.

Namun setelah melakukan uji terbang singkat yang hanya berlangsung empat menit dari perspektif Buzz, ia kembali ke Tkani Prime dan mendapati bahwa empat tahun telah berlalu karena efek dilatasi waktu yang terjadi saat ia terbang pada kecepatan relativistik.

Ketika ia menjejakkan kaki kembali di koloni, ia disambut Alisha yang tampak jauh lebih tua. Alisha memberikan hadiah berupa Sox, robot kucing yang dirancang untuk membantu Buzz secara emosional maupun teknis. Meski terkejut dengan perubahan waktu, Buzz tidak berhenti. Ia terus mengulang misi uji coba demi uji coba untuk menyempurnakan bahan bakar hyperspace, tetapi setiap penerbangan selalu menyebabkan lompatan waktu beberapa tahun di planet itu.

Sementara Buzz tetap berusia sama, waktu di Tkani Prime terus bergerak maju. Koloni semakin berkembang dan kehidupan baru tumbuh, sementara Alisha menjalani hidupnya. Ia menikah dengan Kiko, membangun keluarga, memiliki seorang putra, kemudian tumbuh sebagai seorang nenek, hingga akhirnya meninggal karena usia lanjut. Bagi Buzz, semua itu seolah berlangsung hanya dalam beberapa hari. Namun bagi semua orang di koloni, kehidupannya telah berjalan selama puluhan tahun tanpa dirinya.

Perjalanan waktu berulang itu terus terjadi hingga total lebih dari enam puluh enam tahun berlalu di Tkani Prime. Pada tahun yang jauh lebih maju itu, Sox akhirnya berhasil menyempurnakan formula bahan bakar hyperspace yang mampu menembus batas kecepatan cahaya.

Momen tersebut seharusnya menjadi kabar baik, tetapi pemimpin koloni yang menggantikan Alisha, Cal Burnside, melarang Buzz melanjutkan uji terbang karena merasa usaha itu terlalu berbahaya dan tidak lagi dibutuhkan. Namun rasa tanggung jawab Buzz tidak pernah memudar. Ia memutuskan melakukan uji terbang final secara diam diam bersama Sox.

Penerbangan tersebut berhasil, tetapi konsekuensinya ia justru melompat dua puluh dua tahun lebih jauh ke masa depan. Saat kembali, ia menemukan bahwa Tkani Prime telah diserbu oleh robot robot Zyclops yang dipimpin oleh sosok misterius bernama Zurg.

Dalam kondisi kacau itu, Buzz bertemu dengan tim pertahanan koloni yang tersisa. Ada Izzy Hawthorne, cucu Alisha yang kini telah dewasa, Mo Morrison, seorang rekrut baru yang gugup dan sering membuat kesalahan, serta Darby Steel, mantan narapidana lanjut usia yang kini mendapat kesempatan berjuang kembali.

Meski awalnya ia enggan bekerja sama dengan mereka, keadaan memaksa Buzz menurunkan egonya dan belajar mempercayai mereka. Perjalanan mereka penuh bahaya, mulai dari menghadapi kawanan serangga raksasa hingga menjalankan misi berisiko tinggi di fasilitas pertambangan untuk memperbaiki pesawat. Perlahan, Buzz memahami bahwa tim ini bukan hanya beban tetapi justru kekuatan baru yang selama ini ia hindari.

Ketika mereka sedang menyiapkan langkah terakhir untuk menyerang kapal induk Zurg dan menghancurkan robot robot yang mengancam koloni, Zurg muncul dan menculik Buzz. Di dalam kapal induknya, Zurg membuka identitas aslinya sebagai versi Buzz dari garis waktu alternatif. Versi itu muncul setelah keberhasilan uji hyperspace.

Dalam garis waktu itu, pasukan koloni hendak menangkap Buzz karena tindakannya, sehingga ia melarikan diri dan terbang tanpa henti hingga ratusan tahun ke masa depan. Di sana ia menemukan teknologi super canggih dan membangun kekuatan besar untuk satu tujuan, yaitu kembali ke masa lalu dan mengubah sejarah agar insiden terdampar di Tkani Prime tidak pernah terjadi.

Namun jika rencana itu berhasil, seluruh kehidupan baru yang terbentuk di planet tersebut akan lenyap selamanya. Di tengah dilema besar itu, apakah Buzz sanggup memilih antara memperbaiki kesalahan masa lalunya atau mempertahankan masa depan yang telah dibangun para penghuni Tkani Prime?

Penulis artikel: Abdilla Monica Permata B.