
Lyodra mulai menunjukkan bakat bernyanyinya sejak usia 2 tahun dan sudah berpartisipasi dalam lomba-lomba menyanyi lokal di Kota Medan sejak usia 4 tahun. Ia memiliki teknik vibrato yang sangat baik dan bahkan melebihi teman-teman sebayanya yang sudah pernah mengikuti les vokal. Namun, saat berada di SD, Lyodra mengalami bullying dari teman-temannya karena menjadi kebanggaan para guru dalam bidang akademik dan non-akademik.
Setelah lulus dari SD, Lyodra melanjutkan pendidikannya di SMP Santo Ignasius, Medan dan SMA Santo Thomas 2, Medan. Selama di SMP, Lyodra mulai mengembangkan kemampuannya dalam whistle register secara otodidak dengan rutin melakukan vokalisasi di rumahnya. Selain bernyanyi, ia juga mendalami seni peran dengan menjadi anggota ekstrakurikuler teater.
Pada tahun 2014, Lyodra merintis karier sebagai penyanyi cilik nasional dengan mengikuti ajang Kirana Semen Indonesia 2014. Ia berhasil menempati posisi empat teratas dan membawa pulang hadiah juara harapan satu. Selanjutnya, Lyodra tampil sebagai peserta dalam ajang Indonesia Mencari Bakat 4 yang tayang di Trans TV. Meskipun tereliminasi di babak enam besar, Lyodra dikontrak oleh label rekaman Gut Records.
Prestasi terbesar Lyodra adalah saat ia menjadi pemenang kategori A3 pada kompetisi menyanyi solo internasional Sanremo Junior 2017 di Kota Sanremo, Italia. Ia juga menjadi juara Indonesian Idol musim kesepuluh dan tercatat sebagai juara Indonesian Idol termuda pada usia 16 tahun 267 hari. Dalam kedua kompetisi tersebut, Lyodra mempraktikkan penggunaan whistle register, yaitu jangkauan tertinggi suara manusia yang lebih tinggi dari falseto.
Lyodra saat ini menjalani pendidikan di Universitas Pelita Harapan dengan mengambil jenjang S1 program studi Ilmu Komunikasi dengan sistem PJJ (Pendidikan Jarak Jauh). Pemilihan program studi tersebut dilakukan agar ia dapat meneruskan karirnya sebagai penyanyi di tengah tuntutan pendidikan.