Prestasi Schumi tak berhenti disitu. Ia juga memiliki berbagai rekor pribadi di arena F1 seperti kemenangan terbanyak, juara dunia paling banyak, pemegang pole position terbanyak, peraih poin paling banyak, dan jumlah kemenangan terbanyak dalam satu musim (13 kali di musim 2004).
Awal Karier
Ketertarikan Schumi pada balapan dimulai saat usianya menginjak empat tahun. Saat itu, ayah Schumi, yang bekerja sebagai tukang batu, menambahkan mesin kecil pada sepeda roda empatnya. Schumi kemudian didaftarkan di sebuah klub gokart dan menjadi anggota termuda di sana. Tak perlu menunggu lama, saat usia enam tahun Schumi sudah menjadi juara di kejuaraan klub. Untuk menunjang 'karier' anaknya, ayah Schumi pun menjadi montir sekaligus menyewakan gokart di klub tersebut sebagai pekerjaan keduanya.
Saat menginjak usia 12 tahun, Schumi pindah ke Luxemburg untuk mendapatkan SIM balapan gokart pertamanya. Aturan di Jerman memang melarang seorang pembalap gokart mendapatkan SIM sebelum usianya menginjak 14 tahun. Setahun setelah mendapatkan SIM balapan pertamanya, Schumi berhasil menjuarai German Junior Kart Championship. Mulai saat itulah, Schumi menjadi langganan jawara di berbagai kejuaraan balapan gokart di Jerman maupun Eropa.
Meski sempat bersekolah di sela-sela kejuaraan gokart, Schumi akhirnya memutuskan berhenti dan fokus di ajang balapan. Di tahun 1988, Schumi memutuskan ikut ambil bagian di Formula Ford Jerman dan Formula Koenig. Ini adalah karier single seater pertana Schumi setelah gokart. Dari dua kejuaraan tersebut, Schumi berhasil menjadi juara di Formula Koenig. Di tahun yang sama, Schumi mengikuti Formula Ford 1600 dan berhasil menduduki posisi runner-up. Di tahun 1989, Schumi menjadi driver tim Willi Weber yang terjun di ajang WTS Formula Three (F3). Bersama Weber yang kemudian menjadi manajernya, Schumi berhasil memenangkan titel F3 Jerman pada tahun 1990. Di ujung 1990, Schumi mengikuti GP Makau (F3) dan di sinilah ia bertemu dengan Mika Hakkinen yang kelak menjadi rival sekaligus teman baiknya. Di ajang ini Schumi berhasil menjadi juara.
Selain F3, Schumi juga terjun di ajang World Sportscar Championship dengan masuk menjadi anggota tim Mercedes-Benz Junior yang diperkuat tim Sauber. Di ajang yang digelar pada 1990 ini, Schumi berhasil menang saat balapan digelar di Meksiko. Ia kemudian menang lagi saat ajang tersebut digelar di Autopolis, Jepang pada tahun 1991. Di tahun itu juga, performa Schumi di ajang balapan mulai menarik perhatian tim-tim F1. Setelah menjalani debut di ajang Formula 3000 Jepang dan menduduki peringkat kedua, Schumi ditarik untuk turun di ajang F1.
Meniti Puncak
Di F1 inilah prestasi Schumi semakin berkibar dan akhirnya menjadi pembalap nomor wahid. Dimulai saat ia bergabung dengan tim Jordan-Ford di tahun 1991. Ia menjadi driver pengganti dari Bertrand Gachot yang sedang di hukum oleh kepolisian Inggris. Dalam debutnya, Schumi hanya mampu menempati grid ketujuh dalam kualifikasi. Namun ia berhasil melakukan start dengan gemilang saat balapan. Sayangnya, ia gagal menyelesaikan balapan akibat kerusakan kopling di akhir lap pertama. Ini adalah balapan satu-satunya yang dijalani Schumi bersama tim Jordan sebelum ia pindah ke tim Benetton.
Bergabung selama empat tahun bersama Benetton (1991-1995), Schumi berhasil menancapkan kukunya di ajang balapan F1. Selama kurun waktu itu, Schumi berhasil menjadi juara dunia sebanyak dua kali, yakni 1994 dan 1995. Di tahun 1994 itu juga, saingan terberat Schumi sekaligus legenda F1 lainnya, Ayrton Senna mengalami beragam masalah. Dan yang paling parah adalah ketika di Imola, San Marino, Ayrton Senna tewas akibat kecelakaan.
Catatan mengesankan Schumi adalah saat menjadi juara untuk kedua kalinya di tahun 1995, yakni setelah berhasil menang balapan sebanyak 9 kali. Dua titel tersebut mengantarkan Schumi yang saat itu berusia 26 tahun menjadi pembalap termuda sepanjang sejarah yang mampu meraih dua gelar juara dunia (sebelum dipecahkan oleh Fernando Alonso pada tahun 2006 dan kemudian dipecahkan lagi oleh Sebastian Vettel pada tahun 2011).
Meski sempat jatuh bangun antara tahun 1996-1999, Schumi kembali bangkit dan mendominasi sirkuit F1. Dimulai saat menjadi juara dunia tahun 2000 setelah mengantongi 108 poin, mengalahkan Hakkinen di posisi kedua. Kemudian di tahun 2001, nama Schumi kembali berkibar bersama tim Ferrari. Schumi memecahkan banyak rekor dan merebut gelar juara dunia untuk yang keempat kalinya di GP Hungaria, ketika masih ada empat balapan tersisa di musim itu. Ia menjadi pemegang rekor juara GP terbanyak, mengalahkan rekor Alain Prost yang pernah menang 52 kali.
Kemudian di tahun 2002, balapan F1 menjadi mudah bagi Schumi. Ketika F1 baru menjalani 11 race (di Perancis), Schumi telah memastikan diri sebagai juara dunia 2002. Di musim ini, Schumacher juga berhasil memecahkan rekor Nigel Mansell yang menang 9 kali dalam semusim. Schumacher memimpin dengan 11 kali kemenangan dan selalu berakhir di podium.
Tahun 2003 menjadi sejarah bagi Schumi setelah ia berhasil menjadi satu-satunya pembalap yang mampu merebut gelar juara dunia sebanyak enam kali. Schumi berhasil melampaui catatan Juan Manuel Fangio yang pernah merebut gelar sebanyak lima kali. Di tahun ini juga Schumi dirundung duka karena ibunya, Elizabeth, meninggal dunia tepat sesaat sebelum balapan di San Marino dimulai. Di balapan ini, Schumi mencetak kemenangan dan mendedikasikannya pada sang ibu.
Musim 2004, Schumi kembali mendominasi ajang F1. Bahkan Ferrari seakan tanpa lawan karena baik Schumi dan rekan setimnya, Rubens Barrichello selalu mendominasi podium balapan dengan mudah. Dengan gelar juara dunia di musim 2004, Schumi makin mempertajam rekornya sebagai satu-satunya pembalap F1 yang sukses meraih tujuh kali gelar juara dunia.
Selama musim 2005 dan 2006, peraturan baru mengenai ban di sirkuit F1 menjadi momok bagi Schumi dan tim Ferrari. Perubahan tersebut ditengarai sebagai langkah untuk menjegal dominasi Ferrari di ajang F1. Kendati demikian, Schumi dan timnya tetap ikut ambil bagian di GP Amerika Serikat di tahun 2005 dan menang.
Pensiun Pertama
Musim 2006 menjadi musim terakhir Schumi berkarir di arena balap F1. Setelah regulasi ban F1 kembali seperti tahun 2004, Schumi beserta tim Ferrari bertekad untuk meraih gelar juara dunia kedelapannya. Namun sayang, setelah memimpin di GP Kanada, GP Italia dan GP China, mesin Ferrari Schumi meledak di GP Jepang sehingga kemenangan yang sudah di depan mata lepas. Saat masih di GP Italia, tim Ferrari mengumumkan bahwa Schumi akan mengundurkan diri dari balapan F1 pada akhir musim 2006.
Sadar tidak bisa meraih gelar kedelapannya, di balapan terakhirnya di GP Brasil, Schumi mempertontonkan aksi heroik. Start dari posisi 10 dan terlempar ke belakang akibat ban bocor, Schumi menyalip semua lawannya hingga posisi empat. Balapan ini sendiri akhirnya dimenangi rekan setimnya, Felipe Massa.
Dalam keterangan pers saat pengumuman pengunduran diri Schumi, Ferrari menyatakan bahwa pembalap bergelar 'rain master' ini tetap akan bekerja untuk mereka. Schumi akan menjadi asisten dari CEO Ferrari terbaru, Jean Todt sekaligus sebagai duta dari tim asal Italia tersebut. Tugas Schumi adalah memilih driver terbaik untuk tim Ferrari di arena balap F1 di masa depan. Selain itu ia juga menjadi konsultan tim Ferrari saat turun di musim 2008.
Kembali ke Sirkuit
Di tahun 2009, Ferrari sempat meminta Schumi untuk kembali ke arena balap F1 setelah mantan rekannya, Massa mengalami kecelakaan di GP Hungaria. Meski Schumi menyambutnya antusias, namun tim seperti Williams, Red Bull and Toro Rosso menolak. Selain itu, bekas luka di leher akibat kecelakaan sepeda motor di tahun sebelumnya juga menjadi penghalang Schumi untuk kembali balapan.
Di penghujung 2009, Schumi disebutkan akan kembali ke arena balap F1 musim 2010 bersama rekan senegaranya Nico Rosberg. Namun kali ini ia berada di bawah tim Mercedes GP, bukan Ferrari. Disebutkan, Schumi dikontrak oleh tim Mercedes GP selama tiga musim (2010-2012) dengan total biaya mencapai 20 juta poundsterling.
Comeback Schumi di GP Bahrain 2010 tidak berjalan mulus. Schumi tampil angin-anginan dan kalah jauh dibandingkan rekan setimnya, Rosberg. Begitu juga saat tampil di GP Malaysia dan Cina, performa Schumi seperti di bawah standar. Sepanjang musim 2010 Schumi tampil biasa saja. Dan untuk pertama kalinya sepanjang sejarah kariernya, Schumi gagal membukukan satu kemenangan, podium, lap tercepat, dan bahkan juga pole position. Ia bahkan mendapat saran dari pembalap veteran Damon Hill dan Alain Prost untuk mengundurkan diri saja. Namun Schumi bergeming.
Poin pertama Schumi di musim 2011 adalah saat menang di GP Malaysia. Momen spesial Schumi ialah saat mengikuti GP Belgia, di mana itu adalah "20 Tahun Keikursertaannya di F1". Di GP tersebut, Schumi berhasil finis di posisi 5 dari posisi sebelumnya, 24. Di GP Jepang Schumi memimpin lomba selama tiga lap dan merupakan pertama kalinya ia memimpin lap sejak GP Jepang 2006. Itu sekaligus mencatatkan dirinya sebagai pembalap tertua yang memimpin lap sejak Jack Brabham melakukannya pada 1970. Setelah finis di peringkat 5 di GP India dan 7 di GP Abu Dhabi, serta tampil buruk di GB Brasil, Schumi hanya mampu meraih peringkat 8 dengan 76 poin di musim 2011.
Di musim 2012, Schumi kembali berpasangan dengan Rosberg di tim Mercedes GP. Kendati demikian, Schumi hanya mampu finis di peringkat tiga dan tampil di podium saat terjun di GP Eropa. Ini satu-satunya podium yang dinaiki Schumi sejak kembali ke F1 bersama Mercedes GP. Rekor lainnya di musim ini adalah menjadi pembalap dengan lap tercepat untuk ke 77 kalinya saat tampil di GP Jerman. Pada GP Belgia ia menjadi pembalap kedua setelah mantan rekan setimnya Rubens Barrichello yang mampu mencatatkan 300 kali balapan di F1. Ia finis ketujuh di lomba tersebut.
Pensiun Kedua
Ketidakpastian Schumi terhadap masa depannya di F1 membuat tim Mercedes GP berniat menggantikannya dengan Lewis Hamilton untuk musim 2013. Di bulan Oktober 2012, Schumi mengumumkan bahwa ia akan pensiun untuk kedua kalinya di penghujung musim. GP penutup Schumi di Brasil menempatkannya pada posisi ketujuh. Secara keseluruhan, Schumi menempati posisi 13 di musim 2012.
Di balik kesuksesannya, Schumi juga memiliki kontroversi di arena balap F1. Di antaranya saat perebutan gelar juara dunia melawan Damon Hill di GP Australia (1994) dan melawan Jacques Villeneuve di GP Eropa (1997) yang menyebabkan Schumi terkena diskualifikasi dari kejuaraan dunia.
Kehidupan Pribadi
Schumi menikahi Corinna Betsch pada bulan Agustus 1995. Mereka dikarunia dua orang anak, masing-masing perempuan yang lahir tahun 1997 dan laki-laki yang lahir tahun 1999. Sebelumnya, pasangan ini tinggal di Monaco sebelum mereka memutuskan pindah ke daerah Gland, Switzerland pada tahun 2007.
Schumi adalah satu-satunya pembalap yang paling disegani. Itu tercermin dari masuknya ia dalam urutan "Top 100" majalah Forbes dua kali, yaitu urutan ke-15 edisi "Selebriti Berpengaruh di Abad 20" (terbit 2001) dan urutan ke-17 "The Power of Celebrity 100" (terbit 2005).
Selain balap mobil, Schumi juga hobi main sepak bola dan balap motor. Schumi kerap diundang dalam pertandingan sepak bola amal bersama dengan bintang-bintang sepak bola seperti Ronaldo, Zinedine Zidane, Pavel Nedved, dan Alessandro Del Piero. Schumi sempat mengikuti MotoGP Ducati di sirkuit Jerez, Spanyol pada April 2008. Selanjutnya, di bulan Mei 2008, Schumi terjun di ajang balapan Superbike di sirkuit Oschersleben, Jerman di mana ia memakai nama samaran Marcel Niederhausen agar tidak menarik perhatian massa. Namun pihak asuransi tidak menyetujui langkah Schumi ini. Ia pun akhirnya turun dengan nama aslinya. Saat balapan, Schumi malah terjatuh dan ia lantas menjelaskan kepada pers bahwa keikutsertaannya di ajang balap motor ini hanya coba-coba.
Schumi adalah seorang filantropi sekaligus duta khusus UNESCO. Ia juga diangkat menjadi duta besar luar biasa bagi Republik San Marino pada tanggal 23 Juni 2003. Sebagai akibat hukuman FIA Eropa, Schumi berkampanye masalah safety riding dan program keselamatan jalan raya bertajuk Make Roads Safe. Bersama Yayasan FIA, Schumi menyeru kepada negara-negara G8 dan anggota PBB lainnya agar menjadikan kematian di jalan sebagai isu kesehatan global.
Selain itu, Schumi juga pernah terjun di dunia hiburan. Hal itu terlihat saat ia menjadi pengisi suara di film animasi Cars produksi Walt Disney dan Pixar Studios. Pengambilan suara untuk Schumi dan rekan sesama pembalap lainnya seperti Alonso dan Montoya dilakukan di sela-sela GP Amerika Serikat 2006. Dalam film itu ia mengisi suara mobil balap yang dikendarainya di F1, yakni Ferrari F430. Selain itu di tahun 2008, ia juga tampil di film Prancis, Asterix and Obelix at the Olympic Games.
Tragedi Schumacher
Sebuah kecelakaan tragis menimpa Schumi saat bermain ski dengan anaknya yang berusia 14 tahun di Meribel Resort, Alpen, Perancis. Schumi mengalami cedera parah di bagian kepala pada 29 Desember 2013 ketika terjatuh dan menghantam batu di kawasan wisata ski Meribel, Prancis, meski ia memakai helm ski.
Tim dokter yang merawatnya di Rumah Sakit Universitas Grenoble di Tenggara Prancis sengaja menempatkan Schumi dalam keadaan koma untuk membantu proses penyembuhan. Sejak beberapa pekan lalu dokter berusaha untuk membangunkan juara dunia Formula 1 tujuh kali ini dengan mengurangi dosis obat penenang.
Istri Schumacher, Corinna, juga berbicara dengan Schumacher selama beberapa jam setiap hari untuk membantunya terbangun dari koma. Pada April 2014, pihak Schumi melaporkan bahwa pembalap dengan prestasi luar biasa itu telah menunjukkan 'tanda-tanda menggembirakan'.
Daftar Juara:
1992: Tim Camel Benetton Ford, Juara ke-3
1993: Tim Camel Benetton Ford, Juara ke-4
1994: Tim Mild Seven Benetton Ford, Juara Dunia
1995: Tim Mild Seven Benetton Renault, Juara Dunia
1996: Tim Scuderia Ferrari S.p.A., Juara ke-3
1997: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, runner-up, tapi dibatalkan FIA karena menabrak Jacques Villeneuve
1998: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, runner-up
1999: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, Juara ke-5
2000: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, Juara Dunia
2001: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, Juara Dunia
2002: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, Juara Dunia
2003: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, Juara Dunia
2004: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, Juara Dunia
2005: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, Juara ke-3
2006: Tim Scuderia Ferrari Marlboro, runner-up
2010: Tim Mercedes GP Petronas F1 Team, Juara ke-9
2011: Tim Mercedes GP Petronas F1 Team, Juara ke-8
2012: Tim Mercedes AMG Petronas F1 Team, Juara ke-13