Perempuan Nggak Bakat Jadi Sutradara, Ini Komentar Sean Monteiro

Penulis: Natanael Sepaya

Diterbitkan:

Perempuan Nggak Bakat Jadi Sutradara, Ini Komentar Sean Monteiro Sean Monteiro © KapanLagi.com/Budy Santoso

Kapanlagi.com - Sadar atau tidak, emansipasi terhadap kaum perempuan masih terus terjadi sampai sekarang terutama dalam bidang pekerjaan, tidak terkecuali industri perfilman. Banyaknya anggapan jika perempuan belum cukup mampu untuk duduk di kursi sebagai seorang sutradara masih ada sampai sekarang.
Sebagai orang yang berkecimpung lama di industri tersebut, Sean Monteiro pun kemudian memberikan komentarnya. Ia membandingkan antara industri perfilman Tanah Air dengan Australia di mana pemerintah Melbourne mulai menunjukkan dukungan besar dan adil terhadap para pelaku film perempuan, khususnya sutradara.
"Itu menarik sih, karena di Australia, Melbourne baru bikin peraturan pemerintah kasih duit ke para sutradara, saling bantu. Jadi mereka ada budget, setiap tahun kasih itu. Sekarang mereka kasih peraturan beda, sekarang budget-nya 50% untuk sutradara cewek dan 50% untuk Sutradara cowok biasanya kan 90% buat sutradara cewek. Itu sangat bagus sih. Indonesia belum sampai seperti itu sih kayaknya. Ya kita harus dukung female director," jelas Sean saat ditemui di rumahnya di kawasan Ampera, Jakarta Selatan pada (15/4).

Menurut Sean, sudah banyak female director di Indonesia dengan kualitas yang patut diacungi jempol © KapanLagi.com/Budy SantosoMenurut Sean, sudah banyak female director di Indonesia dengan kualitas yang patut diacungi jempol © KapanLagi.com/Budy Santoso

Tak hanya sekedar berkata manis, Sean juga mengungkapkan kekagumannya terhadap beberapa sosok sutradara film perempuan di Indonesia saat ini. Selain pintar mengemas sebuah cerita, emosi yang dituangkan dalam film juga jadi terasa kuat.
"Yang aku tahu ya Nia Dinata, dia sangat pintar bikin ARISAN. Terus ada Upi Avianto, itu juga keren. Kalau film dulu aku suka DAUN DI ATAS BANTAL dari Garin Nugroho. Kalau film sekarang HABIBIE & AINUN, Faozan Rizal, terus Hanung Bramantyo, Joko Anwar," tandasnya.
So, bukan berarti sutradara perempuan cuma bisa menghadirkan sebuah film drama yang monoton, penuh emosi dan tangis saja KLovers. Seperti yang Sean bilang, sudah ada banyak female director yang berhasil mengemas sederet film apik dan perlu kita dukung, setuju?

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

(kpl/rhm/ntn)

Reporter:

Nuzulur Rakhmah

Rekomendasi
Trending