Willy Dozan dan Leon Dozan Bersatu di Film 'DOSA TERAKHIR', Kisah Penebusan Penuh Aksi dan Air Mata
Diperbarui: Diterbitkan:

Dosa Terakhir © MYD Films
Kapanlagi.com - Dunia perfilman Indonesia kembali dikejutkan dengan kolaborasi langka antara dua generasi aktor laga, Willy Dozan dan Leon Dozan. Keduanya bersatu dalam film terbaru berjudul DOSA TERAKHIR, produksi MYD Films.
Film tersebut menggabungkan elemen action, drama kriminal, hingga thriller dengan sentuhan tragedi keluarga. DOSA TERAKHIR disutradarai oleh Seno Vegaz dan digadang menjadi salah satu tontonan paling emosional sekaligus menegangkan di tahun ini.
Baca berita lainnya seputar DOSA TERAKHIR di Liputan6.com.
Advertisement
1. Pertemuan Dua Era
DOSA TERAKHIR menjadi simbol pertemuan dua era emas perfilman laga Tanah Air. Willy Dozan, sang legenda film aksi Indonesia, kembali tampil memukau dengan pesona khasnya sebagai aktor laga penuh kharisma.
Sementara Leon Dozan membawa warna baru dengan pendekatan akting yang lebih modern dan emosional. Perpaduan keduanya menciptakan dinamika kuat antara aksi intens dan konflik batin yang sarat makna keluarga.
(Lesti sedang hamil anak ketiga, dan saat ini sedang ngidam hal yang di luar nurul!)
2. Pusat Konflik
Menambah kekuatan di jajaran pemain, hadir aktor Supri FX yang memerankan karakter Roki, sosok antagonis karismatik sekaligus pemimpin jaringan narkoba penuh intrik.
Tokoh Roki menjadi pusat konflik dalam film ini, menantang Rama (Willy Dozan) dan Dali (Leon Dozan) dalam pertarungan hidup dan mati yang juga menjadi ujian hubungan antara ayah dan anak.
3. Menebus Masa Lalu
Cerita DOSA TERAKHIR berfokus pada Rama, mantan pembunuh bayaran yang berusaha menebus masa lalunya dengan hidup damai bersama anak-anaknya. Namun, kedamaian itu buyar saat Dali, sang anak, terjerumus ke dalam jaringan narkoba milik Roki. Situasi ini memaksa Rama kembali ke dunia yang telah ia tinggalkan, menghadapi musuh-musuh lama dan bayang-bayang dosa yang belum terhapus.
4. Gali Sisi Emosional
Di balik deru aksi dan adegan perkelahian menegangkan, film ini membawa pesan mendalam tentang penyesalan, cinta keluarga, dan arti pengampunan. DOSA TERAKHIR tak hanya menampilkan laga memukau khas Willy Dozan, tapi juga menggali sisi emosional dari hubungan ayah dan anak yang terluka oleh masa lalu. Ceritanya relevan dan menyentuh, menghadirkan pertarungan batin yang tak kalah intens dari aksi fisiknya.
5. Sepuluh Hari
Proses syuting film ini dilakukan hanya dalam waktu 10 hari di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kota tersebut dipilih karena memiliki karakter visual yang urban namun tetap dramatis, sesuai dengan nuansa cerita.
"Kami ingin membuktikan bahwa dengan disiplin, visi kuat, dan kerja tim solid, film berkualitas bisa lahir meskipun dengan waktu produksi yang singkat. Energi para pemain luar biasa, terutama Willy dan Leon yang total di adegan laga maupun drama," ujar sutradara Seno Vegaz.
6. Dedikasi di Dunia Film Laga
Lebih lanjut, Seno menjelaskan alasan di balik keputusannya mempertemukan dua generasi Dozan dalam satu layar.
"Willy Dozan adalah simbol dedikasi dan disiplin di dunia film laga. Leon mewarisi semangat itu, tapi dengan pendekatan emosional yang lebih dalam. Pertemuan mereka di satu frame bukan cuma simbol ayah dan anak tapi juga simbol dua era perfilman action Indonesia yang bersatu," ungkapnya.
7. Menuntut Balasan
Lewat DOSA TERAKHIR, MYD Films menghadirkan kisah yang menegaskan bahwa setiap dosa menuntut balasan, dan pengampunan sejati hanya datang melalui pengorbanan besar.
Melalui perjalanan Rama dan Dali, film ini mengajak penonton merenungkan makna penyesalan dan cinta yang tak selalu datang di waktu yang tepat. Film DOSA TERAKHIR segera tayang di bioskop, menjadi aksi penebusan terakhir seorang ayah sekaligus warisan sinema laga Indonesia yang layak dikenang.
(Amanda Manopo resmi menikah, ini curhatan pertamanya setelah jadi istri Kenny Austin.)
(kpl/pur/tdr)
Mathias Purwanto
Advertisement
-
Video Kapanlagi V1RST (LIVE PERFORMANCE) - KAPANLAGI BUKA BARENG FESTIVAL 2025
-
Video Kapanlagi HINDIA (LIVE PERFORMANCE) - KAPANLAGI BUKA BARENG FESTIVAL 2025