Ketika Mata dan Telinga Tak Terpisahkan

Penulis: Angga S Priyono

Diperbarui: Diterbitkan:

Ketika Mata dan Telinga Tak Terpisahkan THE JAZZ SINGER © Warner Bros

Kapanlagi.com - Film dan musik memang tak bisa dipisahkan begitu saja. Bahkan sejak pertama kali muncul bunyi-bunyian dalam penayangan gambar bergerak, tema yang diangkat saat itu adalah musik. THE JAZZ SINGER, dirilis pada tahun 1927, merupakan film pertama dengan suara.
Semenjak saat itu perkembangan musik dalam film menjadi lebih erat. Dengan adanya soundtrack, terkadang bisa mengangkat pamor dari film tersebut. Nama tenar musisi jadi jaminan suatu sinema layar lebar menjadi lebih dikenal, tapi bukan berarti akan menarik banyak penonton dan juga tidak selalu berbanding lurus antara kualitas film dan lagu temanya.
Salah satu yang masih bisa teringat adalah TWILIGHT. Meraih sukses di pasaran, soundtrack mereka diisi oleh berbagai musisi berbakat, (dari Muse hingga Death Cab For Cutie) akan tetapi filmnya tidak pernah mendapatkan banyak ulasan bagus dari kritikus. Pada akhirnya mereka hanya sukses karena penggemar novelnya, yang terhipnotis oleh para aktor gantengnya dan penonton film mainstream.

TWILIGHT soundtrack © stepheniemeyer.co.ukTWILIGHT soundtrack © stepheniemeyer.co.uk

Bagi mereka yang awam dan penyuka kualitas tentu saja akan memberikan ulasan negatif ketika menonton sekuel adaptasi dari novel karya Stephenie Meyer. Hal ini lumrah terjadi, tapi ada satu contoh istimewa di mana kesuksesan film dibarengi dengan meledaknya soundtrack. Sebut saja TITANIC, filmnya meraih 11 Oscar dari 14 nominasi. My Heart Will Go On kokoh merajai tangga lagu hampir di seluruh dunia, meraih platinum bahkan diamond di Perancis.
Hubungan antara film dan musik tidak hanya berhenti sampai di situ saja, ada keterikatan lain yang bisa dilihat. Judul, ya judul sama dengan lagu kerap menghiasi poster-poster sinema layar lebar. Hal ini kemungkinan bisa disengaja ataupun tidak.
Beberapa film memang sengaja mengambil judul sama dengan sebuah lagu, biasanya karena alasan sentimentil dari sang filmmaker. Alasan umumnya karena sumber inspirasi atau memiliki kenangan di saat proses pembuatan. Beberapa lainnya disebabkan oleh hubungan dekat sineas dengan sang musisi.
Selain itu bisa saja terjadi karena kebetulan saja, frasa dalam berbagai bahasa bisa saja terulang, ataupun ungkapan menurut suatu budaya. Jadi bukanlah sesuatu hal yang aneh jika melihat kesamaan judul film dan lagu. Untuk lebih jelasnya mari kita ambil contoh dari salah satu judul film.
MY GIRL, dirilis tahun 1991, dibintangi oleh Macaulay Culkin dan Anna Chlumsky, bercerita tentang drama cinta di masa kecil. Memiliki judul yang sama dengan salah satu karya dari The Temptations bukan berarti berkaitan pada awalnya. Walaupun pada akhirnya lagu tersebut dijadikan salah satu soundtrack dalam film.
MY GIRL © Columbia PicturesMY GIRL © Columbia Pictures

Proses awal pembuatan judul film ini tergolong unik. Awalnya tercetus nama BORN JAUDICED, yang ditolak oleh para produser, mereka akhirnya membuat sayembara internal. Siapapun yang berhasil memberikan usulan yang disetujui maka berhak mendapatkan uang US$ 500 sekitar 5,8 juta rupiah nilai saat ini.
Beberapa nama muncul, seperti MOURNING GLORY, IN LIEU OF FLOWERS, DEARLY DEPARTED dan VADA! Nama terakhir ditolak karena lebih mirip pergerakan dari Afrika Selatan daripada merujuk kepada nama salah satu karakter utama dalam film. Nama terakhir muncul dari sang produser Brian Grazer, ia mengusulkan MY GIRL dan uang US$ 500 menjadi miliknya.
Memisahkan film dan musik memang tampaknya tidak mungkin, karena selain dua keterkaitan di atas kami juga masih memiliki hubungan lain antara keduanya. Jadi, nantikan topik selanjutnya di KapanLagi.com®.

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

(kpl/sic)

Editor:

Angga S Priyono

Rekomendasi
Trending