1. Minta Restu Ibu

Saat ditemui di Plaza Indonesia, Jakarta Pusat pada Senin (26/5/2025), Ali mengungkap bahwa keputusannya menerima tawaran bermain di film ini bukan hal yang mudah. Ia bahkan harus lebih dulu berdiskusi dan meminta restu dari ibundanya.

"Aku juga sempat ngobrol sama mama, minta restu sama mama buat main film ini. akhirnya setelah ngobrol kita sepakat kalo umur gak bisa berhentiin aku buat ikut bergabung dalam film yang penting ini. Jadi aku merasa bersyukur banget," kata Ali Fikri.

Film GOWOK memang memuat sejumlah adegan yang memerlukan kedewasaan baik dari sisi akting maupun pemahaman budaya. Oleh sebab itu, keterlibatan orang tua menjadi penting, terutama bagi aktor muda seperti Ali yang masih berada dalam pengawasan orang tua.

2. Keterlibatan Keluarga

Tak hanya itu, produser dan sutradara film pun memberi ruang besar bagi keluarga untuk terlibat dalam proses kreatif. Bahkan, menurut Ali, setiap keputusan terkait adegan yang ia perankan selalu melalui persetujuan ibunya.

"Pertama Ali selalu didampingi Ibu, jadi tek-tokan sama saya juga via WhatsApp kadang-kadang," ungkapnya.

Ali juga menjelaskan bahwa ia melalui proses diskusi mendalam dengan sutradara dan produser, sebelum benar-benar memutuskan bergabung dalam proyek ini. Hal tersebut dilakukan demi memastikan bahwa semua pihak nyaman dan siap secara mental.

3. Bertabur Bintang

Film GOWOK dibintangi pula oleh aktor-aktor senior seperti Reza Rahadian, Raihaanun, Lola Amaria, Djenar Maesa Ayu, dan Slamet Rahardjo. Latar film diambil dari rentang waktu tahun 1955 hingga 1965, dan mengangkat tokoh Nyai Santi sebagai tokoh gowok yang mengajarkan seni kepuasan seksual.

Tradisi gowok sendiri berasal dari kebudayaan Jawa abad ke-14, yang saat itu digunakan sebagai metode persiapan pernikahan bagi pria. Dalam film ini, Hanung Bramantyo berusaha menggambarkan tradisi tersebut dalam konteks budaya dan sejarah, bukan eksploitasi.