1.

Berlatar di tahun 1990-an, film ini mengadaptasi salah satu legenda hantu paling populer di Indonesia, kuntilanak. Ceritanya bermula ketika seorang ibu meninggal dunia saat melahirkan anak kembar di tengah kerusuhan. Bertahun-tahun kemudian, salah satu anak yang selamat, Sarah, kembali ke desa untuk mencari tahu kebenaran tentang keluarganya. Namun, kehadirannya memicu teror dari sosok kuntilanak yang dipercaya sebagai penjelmaan sang ibu.

Nita Gunawan, yang memerankan karakter Wati alias Kuntilanak, menjadi pusat perhatian karena transformasinya yang menakutkan sekaligus memukau. Sutradara Bambang Drias menyebut Nita sebagai pilihan yang tepat.

"Nita punya wajah sangat berkarakter, cantik sebagai kembang desa, tapi juga bisa menyeramkan. Ini sesuai dengan kebutuhan karakter Kuntilanak di film ini," jelasnya.

Nita mengaku menghadapi tantangan besar saat syuting, terutama saat memerankan adegan melahirkan. "Aku belum pernah hamil, jadi aku harus belajar cara melahirkan dan teknik pernapasan yang benar," ungkapnya.

2. Iwa K Berdarah-Darah

Proses syuting film ini sempat dihentikan sementara akibat insiden tak terduga. Aktor Iwa K, yang ikut membintangi film ini, mengalami luka sungguhan saat syuting.

"Ini pertama kalinya saya kerja sampai berdarah-darah, dan itu bukan metafora. Ini benar-benar berdarah," ungkap Iwa K saat konferensi pers di Jakarta.

3. Abun Sungkar Soal Pengalaman Syuting di Film Ini

Abun Sungkar, yang memerankan dokter ko-as bernama Dimas, juga berbagi pengalamannya selama syuting. Ia melakukan riset dengan bertanya kepada teman-teman koas tentang cara beradaptasi di lingkungan desa.

“Aku banyak belajar dari teman yang sedang koas, tapi di film ini tetap dijutekin warga,” katanya, sembari menambahkan bahwa ia juga melakukan adzan dengan suara aslinya.

4. Gisellma Syuting di Tengah Ujian

Pemeran utama lainnya, Gisellma Firmansyah, menghadapi tantangan berbeda. Jadwal syuting yang padat harus ia imbangi dengan ujian kampusnya.

"Kadang harus pulang ke Jakarta untuk ujian, bahkan ada yang dilakukan secara daring,” ujar Gisellma. Meski demikian, ia tetap tampil totalitas dalam memerankan Sarah.

5. Pengalaman Wavi Berbahasa Jawa

Film ANAK KUNTI juga menampilkan dialog dalam bahasa Jawa, yang menjadi tantangan tersendiri bagi para pemain, termasuk Gisellma dan Wavi Zihan. Wavi, yang memerankan Azizah, sahabat Sarah, mengaku banyak belajar dari aktor-aktor senior seperti Jajang C Noer dan Ruth Marini.

"Karakter saya berkembang seiring cerita, dan saya bersyukur mendapat banyak masukan dari para senior," kata Wavi.

6. Tayang Tahun Depan

Film ini direncanakan tayang serentak pada 20 Februari 2025 di tujuh negara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei, Pakistan, dan Bangladesh. Kerja sama dengan distributor ST Media dan Sunrise Entertainment diharapkan dapat membawa ANAK KUNTI menjangkau penonton lebih luas, bahkan ke negara-negara lain di masa depan.

Jangan lewatkan ya film ANAK KUNTI!