Lewat Serial Original hingga Konten Olahraga Eksklusif, Vidio Dipercaya Mampu Bersaing dengan Platform Asing

Penulis: Tantri Dwi Rahmawati

Diperbarui: Diterbitkan:

Lewat Serial Original hingga Konten Olahraga Eksklusif, Vidio Dipercaya Mampu Bersaing dengan Platform Asing
Vidio Dipercaya Mampu Bersaing dengan Platform Asing © KapanLagi.com/Irfan Kafril

Kapanlagi.com - Di era digitalisasi saat ini, masyarakat telah dipermudah untuk mengakses apapun di internet termasuk persoalan hiburan bagi masyarakat luas sangat gampang didapatkan. Biasanya setelah lelah beraktivitas seharian, tak sedikit masyarakat yang menghabiskan waktu untuk menghibur diri dengan menyaksikan berbagai video atau tontonan menarik melalui ponsel.

Oleh karena itu, aplikasi over the top atau OTT pun banyak bermunculan dengan menawarkan berbagai tontonan menarik. Seiring berjalannya waktu, karena saking banyaknya OTT sejenis yang bermunculan, persaingan pun tak dapat dihindari.

Baik OTT asing hingga lokal pun saling unjuk kebolehan dalam menawarkan hiburan mereka, namun hal tersebut justru menjadi motivasi besar bagi OTT lokal yakni Vidio untuk terus berinovasi agar tak kalah dari OTT asing seperti Netflix dan Disney+ Hotstar. Sebagai platform OTT lokal, Vidio tentu punya berbagai strategi jitu untuk menghadapi para OTT asing tersebut.

Managing Director Emtek sekaligus CEO SCM & Vidio, Sutanto Hartono pun menjelaskan, strategi serta cara ampuh untuk melawan gempuran Netflix cs yakni dengan memperbanyak partnership bersama sejumlah rumah produksi untuk menggarap konten lokal berkualitas. Ia juga menjelaskan bahwa kolaborasi ini membuat Vidio bisa lebih dulu meluncurkan konten original buatan Indonesia.

1. Punya Ciri Khas Masing-Masing

Tak hanya itu, kerja sama untuk menayangkan konten olahraga juga tidak ketinggalan karena olahraga sendiri menjadi salah satu hiburan kegemaran masyarakat Indonesia.

"Makanya kami partnership, kami keluarkan konten lokal saat mereka belum. Sports pun sama, Netflix enggak ada," ungkap Sutanto Hartono saat ditemui di SCTV Tower, Jakarta Pusat, (5/3) Selasa sore.

Sutanto juga yakin bahwa serial TV yang dimiliki masing-masing platform memiliki ciri khas tersendiri. Selain itu, Sutanto pun menilai dari total 270 juta penduduk di Indonesia, tak mungkin selera mereka terhadap konten OTT sama, maka dari itu Vidio membedakan setiap konten sebagai ciri khasnya.

"Saya percaya, dari 270 juta populasi, kan nggak mungkin seleranya sama. Sehingga kalau kita harus saingan sama global, nggak boleh head to head kami pasti mental," ujarnya.

Meski begitu, Sutanto mengakui konten lokal yang disajikan Netflix memang sedikit lebih baik seperti Gadis Kretek dengan Open BO milik Vidio. Namun tetap saja, masing-masing memiliki segmennya dan belum tentu kepopuleran Gadis Kretek akan sama apabila tayang di Vidio.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Peringkat Pertama

"Netflix kan top lah, di market ini. Makanya kontennya seperti itu, kalau kami kan beda. Kami ini kan TV yang naik kelas jadi lebih ke mess market. Contoh Open BO, kalau dibandingkan dengan Gadis Kretek, belum tentu itu doing usual di Vidio," paparnya.

"Sebaliknya juga. Jadi ada kadang-kadang perbedaan representasi, contoh kaya TV ya," tukasnya.

Sebagai informasi, dari data firma riset Media Partner Asia (MPA), Vidio merupakan aplikasi OTT peringkat pertama di Indonesia untuk kuartal empat (Q4) 2023, lebih unggul dari pesaing sejenis sebut saja Viu, Disney+ Hotstar, dan Netflix. Lalu berdasarkan laporan We Are Social 2024, Vidio menjadi aplikasi video streaming nomor satu di Indonesia sepanjang tahun 2023 dalam segala aspek.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending