
Dari Hajatan ke Panggung Besar, Suliyana Dijuluki Diva Banyuwangi - Bawa Dangdut dan Campursari Jadi Elegan
Diperbarui: Diterbitkan:

Credit: instagram.com/suliyana0708
Kapanlagi.com - Nama Suliyana mungkin terdengar tidak asing bagi penikmat musik daerah, terutama di kancah musik Jawa dan Banyuwangi. Suliyana berhasil mencetak sejarah di industri musik Tanah Air, salah satunya melalui penampilannya membawakan lagu Cundamani yang langsung meroket di akun YouTube, bahkan meraup lebih dari 12 juta penonton.
Lagu yang aslinya dipopulerkan oleh Denny Caknan ini sukses dibawakan Suliyana dengan aransemen musik orkestra yang berbeda dan menawan. Suliyana memulai perjalanannya sebagai penyanyi dari panggung-panggung hajatan di Banyuwangi, sebelum akhirnya namanya melambung tinggi. Ia mengaku, semua berawal dari bangku SMP.
"Awal kali perjalanan karier saya saat berada di bangku SMP. Saat saya mengikuti festival band dan dari situlah semua perjalanan karier saya dimulai," ucap Suliyana kepada wartawan.
Sejak saat itu, perjalanannya semakin terbuka. Ia mendapatkan kesempatan emas dari seorang produser yang mengantarkannya dikenal luas.
"Kemudian ada produser lagu Banyuwangi saat itu memberikan saya kesempatan untuk menyanyikan lagu berjudul ALUM yang mengantarkan saya dikenal oleh masyarakat luas melalui VCD keping saat itu," ucapnya.
Berkat kemampuan vokalnya yang khas dan kemampuannya menyanyikan lagu-lagu berbahasa Osing dengan aransemen yang bervariasi, mulai dari dangdut, pop akustik, hingga pop Jawa orkestra, ia kini dijuluki 'Diva Banyuwangi' dan 'Diva Jawa'. Wanita kelahiran 13 Maret 1991 ini bersyukur atas julukan yang diberikan padanya.
"Alhamdulillah saya bisa diterima dengan sangat baik, begitupun karya-karya saya. Saya tidak pernah menyangka masyarakat menyematkan sebuah julukan yang saya tidak pernah membayangkan, bisa dibilang masih sangat jauh dari yang dijulukkan kepada saya. Saya masih berproses dan belajar, tapi saya bersyukur karya saya ada di hati masyarakat," ungkap Suliyana.
Advertisement
1. Momen Paling Bersinar
Salah satu momen paling bersinar dalam kariernya adalah saat membawakan ulang lagu "Cundamani" karya Denny Caknan yang langsung viral. Ia tidak pernah menyangka lagu tersebut akan membawa dampak sebesar itu.
"Bersyukur karya saya kali ini mendulang kesuksesan yang luar biasa, semua yang saya lakukan dan jalankan saya pasrahkan kepada Tuhan, saya hanya berusaha menjadi versi terbaik saya," ujar Suliyana.
Penampilan Suliyana selalu terlihat sempurna, terutama berkat kolaborasinya dengan SLY GLAM Orchestra yang menghadirkan aransemen musik dangdut dan campursari yang segar dan elegan. Proses kreatif di balik penggabungan musik dangdut dan campursari dengan sentuhan orkestra ini bermula dari proses yang sangat cepat, namun membuahkan hasil luar biasa.
"Berawal dari proses yang kilat dan luar biasa, namun dari proses yang kilat ini semua berbenah dan semakin matang dan mantap. Semua ini adalah hasil olah pikir dan hati bersama Glam tim saya. Saya ini sebetulnya orang yang perfeksionis jika mengerjakan sesuatu, begitupun dalam hal bermusik. Seperti yang saya tuangkan saat berkarya bersama Glam Orkestra, saya menuangkan apa yang ada di pikiran saya dan Tim Glam Orkestra yang mengeksekusinya," katanya.
(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)
2. Kostum Mewah Jadi Identitas
Tidak hanya suara merdu, penampilan panggung Suliyana juga dikenal centil, elegan, dan selalu didukung oleh kostum yang mewah. Baginya, fesyen adalah bagian penting yang tidak terpisahkan dari dirinya sebagai seorang seniman.
"Tentu fesyen itu jiwa saya, karena tampil cantik adalah kepuasan hati. Tampil cantik dan fesyen adalah hidup untuk saya. Itu semua harus jalan beriringan untuk menunjang penampilan seorang penyanyi," katanya.
Suliyana sendiri memiliki darah keturunan Kalimantan dan Solo, namun ia besar dan berkarir di Banyuwangi. Akulturasi budaya ini sangat berharga bagi Suliyana.
"Akulturasi budaya yang saya jalani di hidup saya ini sangat berharga sekali, percampuran budaya ini juga menjadi salah satu pondasi bagaimana saya bisa menjadi seorang Suliyana yang dikenal luas oleh masyarakat luas saat ini. Dengan percampuran budaya yang beragam ini saya mampu mengharmonisasikan semua dengan sangat baik," katanya.
Advertisement
3. Penghargaan & Rencana ke Depan
Baru-baru ini, Suliyana berhasil meraih penghargaan sebagai Penyanyi Banyuwangi Terpopuler di Banyuwangi Ghending Osing Festival 2023 dan juga sebagai Seniman Gending Osing Senior. Penghargaan ini memiliki arti sangat penting baginya.
"Penghargaan ini sangat berarti untuk saya, lagu Osing adalah nyawa untuk saya. Saya hidup, berjalan dan berkembang, lagu Osing-lah yang menghantarkan saya sampai ada seperti sekarang ini," katanya.
Suliyana telah membawakan berbagai lagu populer seperti Wedi Karo Bojomu, Mendem Kangen, dan Oplosan. Bagi Suliyana, lagu-lagu itu membawa banyak kenangan. Untuk saat ini, pemilihan lagu yang akan ia bawakan ulang harus sesuai dengan konsep orkestra yang diusungnya.
"Single di atas banyak kenangannya, hahaha, lagu-lagu tersebut adalah single hits saya saat 15 tahun yang lalu. Untuk saat ini pemilihan lagu yang akan saya bawakan ulang yang jelas adalah lagu yang bisa masuk dengan konsep orkestra saya karena tidak semua lagu bisa kita bawakan ulang, menurut saya lebih ke nyawa lagunya sih, bakal bisa match enggak antara musik dan lagunya," jelas Suliyana.
Meski telah sukses dengan gebrakan musik Jawa berbalut orkestra dan jazz, Suliyana mengaku akan selalu mencari hal baru.
"Pastinya dong, karena saya orangnya suka eksplor sesuatu, heheh, jadi tunggu saja ya kejutan dari saya," tutup Suliyana.
Simak juga berita lainnya di Liputan6.com
(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)
(kpl/far/ums)
Advertisement