Fenomena Grupies (1)
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Selama ini, kata grupies lekat dengan konotasi negatif. Seolah-olah wanita tidak akan mengerti musik dan hanya mengejar popularitas serta kesenangan belaka. Apakah benar demikian kenyataannya?
SN, 25 tahun, dan RR, 27 tahun, tidak setuju. Keduanya adalah teman baik dan sangat menyukai musik, dengan cerita yang berbeda. Bila RR merupakan seorang penyiar radio yang juga punya bisnis EO (Event Organizer), SN adalah seorang mahasiswi tingkat akhir yang senang nonton konser.
Dengan lingkungan yang kebanyakan beranggotakan kaum adam, SN dan RR mempunyai pendapat serupa soal grupies. "Itu istilah kasar yang menyudutkan perempuan. Nggak semua perempuan di musik bisa di-'pake'," tukas RR dalam obrolan bersama KapanLagi.com®.
"Laki-laki juga ada yang grupies. Minta kaos, minta tiket konser gratis, ngarep dikenalin ke sana-sini, apa bukan kelakuan grupies?" imbuh SN seraya tertawa.
Yang unik, SN pernah punya cerita bersama frontman band manca, SYG. Sebut saja inisialnya MW. Ceritanya, mereka berkenalan ketika SYG menggelar show untuk pertama kalinya di Indonesia. Dari perkenalan itu, mereka bertukar e-mail.
SN tak menduga bahwa obrolan bakal terus berlanjut. Dari email, menuju ke Skype, sampai akhirnya bertukar nomer ponsel pribadi. Komunikasi terus berjalan antara SN dan MW, sampai SYG menggelar show untuk kedua kalinya di Indonesia.
Secara khusus, MW mengundang SN ke hotel tempat SYG menginap. Setelah malam itu, hubungan mereka semakin dekat, sampai-sampai ketika SYG main di Malaysia, SN pun diterbangkan oleh MW ke negara tetangga.
"Ya udah, gue terbanglah, abis gimana? Udah dibeliin juga tiketnya," kata SN yang mengaku sekamar dengan MW. "Ya udah sih, asyik aja. Gue juga suka."
SN menolak disebut grupies. Menurutnya, dia benar tahu musik SYG, dan tidak asal saja mengejar anak band. Soal MW, diakui SN, ada perasaan dan emosi yang terlibat di dalamnya. Bahkan, ada masanya bila SN tak bisa dihubungi, MW yang marah-marah.
"Sekarang dia (MW) udah ada cewek. Gue tahu ceweknya," ujar SN. "Ya kecewa sih, sakit juga, tapi gimana. Dia di sana, gue di sini. Realistis aja-lah."
Hal berbeda terjadi pada RR. Lantaran kerap menjadi minoritas (perempuan) di kalangan mayoritas (laki-laki), dia sering disangka grupies. "Banyak yang nyoba ngedeketin gue, ngerayu buntutnya ke seks juga. Atau minta (bandnya) dimainin di acara gue. Ah, basi," tuturnya.
RR mengaku sudah terbiasa dengan sangkaan itu, dan karenanya, punya jurus jitu tersendiri. "Jangan mabok di depan umum dan teges. Kalo mulai disentuh, marah aja. Marah, bentak aja. Ribut aja sekalian. Laki mah jangan dikasih ati," tukasnya.
Saat ini, SN sedang dekat tidak dengan anak band, melainkan salah satu pemain sepak bola Indonesia, sementara RR berhubungan intens dengan seorang musisi yang punya band metal.
"Susah sih bedain grupies sama fans. Sekarang gini, yang gedein band itu siapa kalau bukan fans? Grupies sama band sih mutualisme aja, suka sama suka, mau sama mau. Nggak beda sama friends with benefit, cuma situ anak band, jadi kesannya keren. Anak band juga banyak yang minta dicariin cewek kalau abis show," ungkap RR.
"Kadang suka ada perasaan kebawa sih, ya wajarlah. Kalo menurut gue, grupies nggak melulu soal jalan sama anak band. Bisa beneran care, kayak temen gitu, gimana sih. Temen deket atau pacar gitu. One night stand atau nggak sih, itu urusan lain. Gue nggak bakal mau dicium sama sembarang anak band, lah," ujar SN yang pernah muncul dalam beberapa video klip.
"Gue dibayar profesional dan nggak bersentuhan fisik dengan satu pun personel band itu," imbuh SN tegas.
"Ada cewek-cewek yang emang bangga udah tidur sama anak band ini, anak band itu. Ada yang emang haus popularitas dan dengan begitu berharap namanya terangkat. Tapi ada juga anak-anak band yang bangga kalo ada cewek keluar dari kamar hotelnya. Jadi sama aja sih sebenernya, sama-sama saling manfaatin dan ambil keuntungan," sahut RR.
Baik SN maupun RR melihat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari fenomena ini. Mereka sepakat, tak ada pihak yang dirugikan, asalkan si grupies ini, baik dia perempuan maupun laki-laki, tidak melibatkan terlalu banyak perasaan atau harapan.
"Kalau ngarep (berharap), itu sih derita lo," kata RR lugas.
# Baca juga seri Fenomena Grupies yang berikut ini:
Fenomena Grupies (1): Pengakuan Wanita Yang Pernah Tidur Sekamar Dengan Vokalis Band
Fenomena Grupies (2): Band Indonesia Dengan Grupies, Dikerubuti bule
Fenomena Grupies (3): Tak Sebebas di Barat, Grupies Indonesia Punya Batas
Fenomena Grupies (4): Sejarah Grupies di Indonesia, Sudah Ada Sejak 70-an
Fenomena Grupies (5): Cerita Musisi Yang Pernah Tiduri 1000 Wanita
Fenomena Grupies (6): Lima Ratu Grupies Yang Paling Menggemparkan Dunia
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/rea/dew)
Renata Angelica
Advertisement