Apa Arti Mager: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
apa arti mager
Kapanlagi.com - Istilah "mager" kini sudah sangat familiar di telinga masyarakat Indonesia, terutama kalangan anak muda. Kata ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dan media sosial untuk menggambarkan kondisi tertentu yang dialami seseorang.
Popularitas kata mager tidak hanya terbatas pada remaja, tetapi juga merambah ke berbagai kalangan usia. Bahkan, kata ini telah resmi masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai bagian dari perkembangan bahasa Indonesia modern.
Memahami apa arti mager dan dampaknya penting untuk mengenali perilaku ini dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang pengertian, faktor penyebab, dan cara mengatasi perilaku mager.
Advertisement
1. Pengertian dan Arti Mager
Mager merupakan singkatan dari "malas gerak" yang telah menjadi bagian dari bahasa gaul Indonesia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mager artinya malas (ber)gerak; enggan atau sedang tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Kata ini digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang tidak ingin melakukan aktivitas apapun karena dilanda rasa malas untuk bergerak.
Istilah mager muncul sebagai bentuk kreativitas anak muda Indonesia dalam menciptakan bahasa gaul yang singkat dan mudah diucapkan. Kata ini mulai populer sekitar tahun 2010-an, terutama di platform media sosial seperti Twitter, Instagram, dan WhatsApp. Penggunaan kata mager tidak hanya terbatas pada aktivitas fisik, tetapi juga mencakup keengganan untuk melakukan berbagai jenis kegiatan.
Dalam konteks psikologi, perilaku mager dapat dikategorikan sebagai behavioral apathy atau perilaku apatis. Melansir dari berbagai sumber psikologi, perilaku apatis adalah sikap tidak peduli atau tidak tanggap terhadap aspek emosional, sosial, dan kehidupan fisik manusia. Kondisi ini dapat mempengaruhi produktivitas dan kualitas hidup seseorang jika dibiarkan berkepanjangan.
Mager berbeda dengan rasa malas biasa karena lebih spesifik mengarah pada keengganan untuk bergerak secara fisik. Jika "malas" bisa berarti enggan secara umum, mager lebih fokus pada ketidakmauan untuk bangun atau melakukan aktivitas yang memerlukan gerakan tubuh.
2. Faktor-Faktor Penyebab Mager
Perilaku mager dapat disebabkan oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Faktor internal meliputi kondisi fisik dan mental seseorang, sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan lingkungan dan situasi di sekitarnya.
- Kurangnya Motivasi - Seseorang yang tidak memiliki tujuan atau motivasi yang jelas akan cenderung merasa mager untuk melakukan aktivitas. Motivasi diri sangat penting sebagai penggerak untuk melakukan berbagai kegiatan dengan semangat.
- Kelelahan Fisik dan Mental - Padatnya rutinitas sehari-hari dapat menyebabkan kelelahan yang berujung pada perilaku mager. Tubuh dan pikiran yang lelah membutuhkan waktu istirahat, sehingga seseorang cenderung enggan melakukan aktivitas tambahan.
- Pengaruh Teknologi dan Media Sosial - Kemudahan akses teknologi membuat banyak orang lebih memilih beraktivitas di dunia digital. Media sosial dapat menghabiskan waktu tanpa disadari dan membuat seseorang lupa untuk melakukan aktivitas fisik.
- Kurangnya Energi - Kondisi tubuh yang kurang berenergi akibat pola makan tidak sehat, kurang tidur, atau kurang olahraga dapat memicu perilaku mager. Energi yang rendah membuat seseorang enggan melakukan aktivitas yang memerlukan tenaga.
- Faktor Lingkungan - Cuaca, fasilitas yang tidak memadai, atau lingkungan yang tidak mendukung dapat menjadi alasan seseorang untuk berperilaku mager. Misalnya, hujan yang membuat enggan keluar rumah atau tidak tersedianya fasilitas olahraga.
3. Dampak Negatif Perilaku Mager
Perilaku mager yang dibiarkan berkepanjangan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan penurunan kebugaran tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Dari segi kesehatan fisik, mager dapat menyebabkan obesitas karena kurangnya pembakaran kalori. Metabolisme tubuh juga akan menurun akibat minimnya aktivitas fisik, yang dapat meningkatkan risiko diabetes melitus tipe 2. Selain itu, otot dan tulang akan melemah karena jarang digunakan untuk beraktivitas.
Dampak psikologis mager meliputi peningkatan tingkat stres dan gangguan tidur. Kurangnya aktivitas fisik dapat mempengaruhi produksi hormon endorfin yang berperan dalam menjaga mood dan mengurangi stres. Hal ini dapat berujung pada penurunan kualitas hidup dan produktivitas seseorang.
Dari aspek sosial, perilaku mager dapat menyebabkan seseorang menjadi kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Ini dapat mempengaruhi kemampuan komunikasi dan keterampilan sosial, terutama pada anak-anak dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan.
4. Cara Mengatasi Perilaku Mager
Mengatasi perilaku mager memerlukan pendekatan yang komprehensif dan konsisten. Langkah pertama adalah mengidentifikasi penyebab utama mager dan kemudian menerapkan strategi yang tepat untuk mengatasinya.
- Memperbaiki Pola Tidur - Mengurangi begadang dan memastikan tidur yang cukup (7-8 jam per malam) dapat membantu mengatasi mager. Tidur yang berkualitas akan memberikan energi yang cukup untuk beraktivitas di hari berikutnya.
- Olahraga Secara Teratur - Melakukan aktivitas fisik secara rutin dapat meningkatkan energi dan motivasi. Mulai dengan olahraga ringan seperti jalan kaki atau stretching, kemudian tingkatkan intensitasnya secara bertahap.
- Mencari Kegiatan yang Menyenangkan - Melakukan aktivitas yang sesuai dengan minat dan bakat dapat meningkatkan motivasi. Kegiatan yang menyenangkan akan membuat seseorang tidak merasa terbebani dan lebih bersemangat untuk melakukannya.
- Memberikan Reward pada Diri Sendiri - Sistem penghargaan dapat memotivasi seseorang untuk mengatasi mager. Berikan reward kecil setelah berhasil menyelesaikan suatu aktivitas sebagai bentuk apresiasi terhadap diri sendiri.
- Mengatur Lingkungan yang Mendukung - Ciptakan lingkungan yang mendorong untuk beraktivitas, seperti menyiapkan peralatan olahraga atau mengatur ruang kerja yang nyaman. Lingkungan yang mendukung dapat mengurangi hambatan untuk memulai aktivitas.
5. Istilah Bahasa Gaul Lainnya yang Populer
Selain mager, terdapat berbagai istilah bahasa gaul lainnya yang populer di kalangan anak muda Indonesia. Perkembangan bahasa gaul ini menunjukkan kreativitas dalam berkomunikasi dan mengekspresikan perasaan dengan cara yang lebih singkat dan relatable.
Beberapa istilah bahasa gaul yang sudah masuk KBBI antara lain baper (bawa perasaan), kepo (knowing every particular object), julid (iri dan dengki), lebay (berlebihan), dan gebetan (seseorang yang disukai). Istilah-istilah ini telah digunakan secara luas oleh berbagai kalangan usia, tidak hanya remaja.
Istilah lain yang juga populer adalah gabut (tidak ada aktivitas dan merasa bosan), halu (halusinasi atau berkhayal berlebihan), dan healing (penyembuhan diri melalui aktivitas yang menenangkan). Setiap istilah memiliki konteks penggunaan yang spesifik dan mencerminkan kondisi atau perasaan tertentu.
Perkembangan bahasa gaul ini menunjukkan dinamika bahasa Indonesia yang terus berkembang seiring dengan perubahan zaman dan teknologi. Meskipun bersifat informal, penggunaan bahasa gaul yang tepat dapat memperkaya cara berkomunikasi dalam situasi yang sesuai.
6. FAQ (Frequently Asked Questions)
Apa arti mager dalam bahasa gaul?
Mager adalah singkatan dari "malas gerak" yang menggambarkan kondisi seseorang yang enggan atau tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas fisik. Istilah ini telah resmi masuk dalam KBBI sebagai bagian dari perkembangan bahasa Indonesia.
Apakah mager berbahaya bagi kesehatan?
Perilaku mager yang berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental. Kurangnya aktivitas fisik dapat menyebabkan obesitas, penurunan metabolisme, melemahnya otot dan tulang, serta peningkatan risiko berbagai penyakit kronis.
Bagaimana cara mengatasi rasa mager?
Cara mengatasi mager antara lain dengan memperbaiki pola tidur, berolahraga secara teratur, mencari kegiatan yang menyenangkan, memberikan reward pada diri sendiri, dan menciptakan lingkungan yang mendukung untuk beraktivitas.
Apa perbedaan mager dengan malas biasa?
Mager lebih spesifik mengarah pada keengganan untuk bergerak secara fisik, sedangkan malas biasa bisa berarti enggan secara umum terhadap berbagai hal. Mager fokus pada ketidakmauan untuk melakukan aktivitas yang memerlukan gerakan tubuh.
Kapan seseorang biasanya merasa mager?
Seseorang biasanya merasa mager saat cuaca buruk, setelah mengalami kelelahan fisik atau mental, ketika terlalu nyaman di tempat tertentu, atau saat kurang memiliki motivasi untuk beraktivitas.
Apakah mager hanya dialami oleh anak muda?
Tidak, mager dapat dialami oleh siapa saja dari berbagai kalangan usia. Meskipun istilah ini populer di kalangan anak muda, kondisi malas gerak dapat terjadi pada anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua.
Bagaimana cara mencegah perilaku mager pada anak?
Cara mencegah mager pada anak antara lain dengan membatasi waktu penggunaan gadget, mengajak anak melakukan aktivitas fisik yang menyenangkan, memberikan contoh gaya hidup aktif, dan menciptakan lingkungan yang mendorong anak untuk bergerak dan berinteraksi sosial.
(kpl/fed)
Advertisement
