Cara Mencuci Pakaian yang Terkena Najis

Cara Mencuci Pakaian yang Terkena Najis
cara mencuci pakaian yang terkena najis

Kapanlagi.com - Menjaga kebersihan pakaian dari najis merupakan bagian penting dalam ibadah umat Islam. Pakaian yang suci menjadi syarat sahnya shalat dan berbagai ibadah lainnya, sehingga memahami cara mencuci pakaian yang terkena najis dengan benar sangatlah krusial.

Dalam kehidupan sehari-hari, pakaian bisa terkena berbagai jenis najis seperti darah, urine, atau kotoran. Proses pembersihan najis tidak bisa dilakukan sembarangan karena ada aturan syariat yang harus diikuti agar pakaian benar-benar dihukumi suci kembali.

Artikel ini akan membahas secara komprehensif tentang tata cara membersihkan pakaian dari najis, mulai dari pengertian, jenis-jenis najis, hingga langkah-langkah praktis yang bisa diterapkan. Dengan pemahaman yang tepat, Anda dapat memastikan pakaian kembali suci dan layak digunakan untuk beribadah.

1. Pengertian Najis dan Pentingnya Menyucikan Pakaian

Pengertian Najis dan Pentingnya Menyucikan Pakaian (c) Ilustrasi AI

Najis dalam terminologi Islam adalah segala sesuatu yang dianggap kotor menurut syariat dan dapat menghalangi sahnya ibadah. Najis bersifat hukmi, artinya sesuatu dianggap najis bukan karena tampak kotor secara kasat mata, melainkan karena ketentuan syariat Islam. Pakaian yang terkena najis harus disucikan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk shalat atau ibadah lainnya.

Dalam kitab Fiqh al-Sunnah karya Sayyid Sabiq dijelaskan bahwa kesucian pakaian, badan, dan tempat shalat merupakan salah satu syarat sah shalat. Oleh karena itu, mengetahui cara mencuci pakaian yang terkena najis dengan benar menjadi ilmu yang wajib dipelajari oleh setiap muslim. Kesalahan dalam proses penyucian dapat menyebabkan pakaian tetap dalam keadaan najis meskipun sudah dicuci.

Proses menyucikan pakaian dari najis berbeda dengan sekadar mencuci pakaian kotor biasa. Ada prosedur khusus yang harus diikuti, seperti menghilangkan wujud najis terlebih dahulu, kemudian mencucinya dengan air yang suci dan mensucikan. Pemahaman tentang jenis-jenis najis juga penting karena setiap jenis memiliki cara pembersihan yang berbeda.

Kesadaran akan pentingnya menjaga kesucian pakaian akan membuat ibadah kita lebih khusyuk dan diterima oleh Allah SWT. Dengan memahami cara yang benar dalam membersihkan najis, kita dapat menjalankan kewajiban agama dengan lebih baik dan terhindar dari keraguan dalam beribadah.

2. Jenis-Jenis Najis dan Karakteristiknya

Memahami jenis-jenis najis sangat penting karena setiap jenis memiliki cara pembersihan yang berbeda. Dalam fiqih Islam, najis dibagi menjadi tiga kategori utama berdasarkan tingkat kekotorannya.

  1. Najis Mukhaffafah (Najis Ringan) - Najis ini adalah najis yang paling ringan, contohnya adalah air kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan selain ASI. Cara membersihkannya cukup dengan memercikkan air pada bagian yang terkena najis tanpa perlu diperas atau digosok.
  2. Najis Mutawassithah (Najis Sedang) - Ini adalah jenis najis yang paling umum dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk dalam kategori ini adalah darah, nanah, air kencing manusia dan hewan, kotoran, muntah, dan minuman keras. Cara membersihkannya adalah dengan menghilangkan wujud najis terlebih dahulu, kemudian mencucinya dengan air hingga bersih.
  3. Najis Mughallazah (Najis Berat) - Najis ini adalah yang paling berat tingkat kekotorannya, yaitu najis anjing dan babi serta segala yang berasal dari keduanya. Cara membersihkannya harus dicuci tujuh kali, salah satunya dicampur dengan tanah atau debu.
  4. Najis 'Ainiyah - Najis yang masih terlihat wujudnya, baik warna, bau, maupun rasanya. Najis jenis ini harus dihilangkan wujudnya terlebih dahulu sebelum dicuci dengan air.
  5. Najis Hukmiyah - Najis yang sudah tidak terlihat wujudnya tetapi diketahui pernah mengenai suatu tempat. Cara membersihkannya cukup dengan menyiram air pada bagian yang terkena najis.
  6. Darah Haid dan Nifas - Termasuk najis mutawassithah yang harus dibersihkan dengan cara menggosok dan mencuci hingga bersih. Jika bekasnya masih terlihat setelah dicuci berkali-kali, maka dimaafkan.

Menurut mazhab Syafi'i, setiap jenis najis memiliki ketentuan khusus dalam pembersihannya. Pengetahuan tentang klasifikasi ini membantu kita menentukan metode pembersihan yang tepat sehingga pakaian benar-benar kembali suci dan layak digunakan untuk beribadah.

3. Langkah-Langkah Mencuci Pakaian yang Terkena Najis Secara Manual

Langkah-Langkah Mencuci Pakaian yang Terkena Najis Secara Manual (c) Ilustrasi AI

Mencuci pakaian yang terkena najis secara manual memerlukan kehati-hatian dan pemahaman yang baik tentang prosedur yang benar. Berikut adalah langkah-langkah detail yang harus diikuti:

  1. Pisahkan Pakaian yang Terkena Najis - Langkah pertama adalah memisahkan pakaian yang terkena najis dari pakaian lainnya. Jangan mencampur pakaian najis dengan pakaian bersih dalam satu wadah karena dapat menyebabkan najis berpindah ke pakaian lain.
  2. Hilangkan Wujud Najis Terlebih Dahulu - Sebelum mencuci dengan air, hilangkan terlebih dahulu wujud najis yang menempel pada pakaian. Caranya bisa dengan mengerok, menggosok, atau membuang bagian yang terkena najis. Pastikan tidak ada lagi bekas warna, bau, atau rasa dari najis tersebut.
  3. Siram dengan Air Mengalir - Setelah wujud najis hilang, siram bagian yang terkena najis dengan air mengalir. Air mengalir lebih efektif dalam membersihkan najis karena air kotor langsung terbuang dan tidak menggenang di pakaian.
  4. Gosok dan Kucek Pakaian - Gosok dan kucek bagian yang terkena najis dengan tangan atau sikat lembut. Proses menggosok ini penting untuk memastikan najis benar-benar terangkat dari serat kain. Lakukan dengan teliti terutama pada bagian yang terkena najis.
  5. Cuci dengan Sabun atau Detergen - Setelah dibilas dengan air, cuci pakaian menggunakan sabun atau detergen. Meskipun penggunaan sabun tidak wajib dalam syariat, namun sangat dianjurkan untuk memastikan kebersihan maksimal dan menghilangkan bau.
  6. Bilas Hingga Bersih - Bilas pakaian dengan air bersih hingga tidak ada lagi sisa sabun atau detergen. Pastikan air bilasan sudah jernih dan tidak ada lagi busa sabun yang keluar dari pakaian.
  7. Peras dan Keringkan - Setelah selesai dicuci dan dibilas, peras pakaian untuk mengeluarkan air berlebih, kemudian jemur di tempat yang terkena sinar matahari. Sinar matahari membantu membunuh kuman dan menghilangkan bau.

Dalam kitab Matan Taqrib dijelaskan bahwa cara penyucian najis adalah dengan mengangkat najis terlebih dahulu, lalu mencuci sekali. Mencuci kedua dan ketiga kalinya adalah sunnah untuk memastikan kesucian yang lebih sempurna.

4. Cara Mencuci Pakaian yang Terkena Najis di Mesin Cuci

Cara Mencuci Pakaian yang Terkena Najis di Mesin Cuci (c) Ilustrasi AI

Penggunaan mesin cuci untuk membersihkan pakaian yang terkena najis memerlukan perhatian khusus agar proses penyucian tetap sesuai dengan syariat Islam. Banyak orang yang keliru dalam menggunakan mesin cuci untuk pakaian bernajis sehingga pakaian tidak benar-benar suci.

Kesalahan yang sering terjadi adalah langsung memasukkan pakaian yang terkena najis ke dalam mesin cuci tanpa membersihkan wujud najis terlebih dahulu. Hal ini menyebabkan najis menyebar ke seluruh air dalam mesin cuci dan berpotensi mengenai pakaian lain yang dicuci bersamaan. Dalam mazhab Syafi'i, jika air dalam mesin cuci sudah terkena najis, maka air tersebut menjadi najis dan tidak bisa digunakan untuk menyucikan.

Langkah yang benar adalah membersihkan wujud najis terlebih dahulu di luar mesin cuci. Siram bagian yang terkena najis dengan air mengalir sambil digosok hingga wujud najis hilang. Setelah itu, pakaian baru boleh dimasukkan ke dalam mesin cuci. Pastikan menggunakan air yang cukup banyak dalam mesin cuci agar proses pembersihan maksimal.

Untuk hasil yang lebih baik, gunakan mode pencucian dengan air yang banyak dan durasi yang cukup lama. Hindari mencampur pakaian yang terkena najis berat dengan pakaian biasa dalam satu siklus pencucian. Setelah selesai, jalankan siklus bilas tambahan untuk memastikan tidak ada sisa najis yang tertinggal di pakaian maupun di mesin cuci.

5. Tips Menghilangkan Noda dan Bau Najis yang Membandel

Tips Menghilangkan Noda dan Bau Najis yang Membandel (c) Ilustrasi AI

Beberapa jenis najis seperti darah haid atau kotoran dapat meninggalkan noda dan bau yang sulit hilang meskipun sudah dicuci berkali-kali. Berikut adalah tips praktis untuk mengatasi masalah tersebut:

  1. Rendam dengan Air Dingin - Untuk noda darah, segera rendam pakaian dalam air dingin. Jangan gunakan air panas karena akan membuat protein dalam darah menggumpal dan semakin sulit dibersihkan. Rendam selama 30 menit hingga 1 jam sebelum dicuci.
  2. Gunakan Garam atau Baking Soda - Taburkan garam atau baking soda pada noda najis sebelum dicuci. Kedua bahan ini efektif mengangkat noda dan menghilangkan bau. Diamkan selama 15-20 menit kemudian gosok perlahan dan bilas.
  3. Manfaatkan Sabun Khusus Penghilang Noda - Gunakan sabun atau detergen yang memiliki formula khusus untuk menghilangkan noda membandel. Oleskan langsung pada bagian yang bernoda, diamkan sebentar, lalu gosok dan bilas.
  4. Jemur di Bawah Sinar Matahari Langsung - Sinar matahari memiliki efek pemutih alami dan dapat membunuh bakteri penyebab bau. Jemur pakaian di tempat yang terkena sinar matahari langsung hingga benar-benar kering.
  5. Cuci Berulang Kali Jika Perlu - Jika setelah dicuci sekali noda masih terlihat, ulangi proses pencucian. Dalam fiqih Islam, jika bekas noda masih terlihat setelah dicuci dengan maksimal, maka dimaafkan selama wujud najisnya sudah hilang.
  6. Gunakan Cuka Putih untuk Menghilangkan Bau - Tambahkan setengah cangkir cuka putih saat membilas pakaian. Cuka efektif menghilangkan bau tidak sedap dan membuat pakaian lebih segar tanpa meninggalkan aroma cuka setelah kering.
  7. Hindari Pengering Mesin Sebelum Noda Hilang - Jangan menggunakan pengering mesin atau setrika pada pakaian yang masih ada nodanya. Panas akan membuat noda semakin menempel dan sulit dihilangkan.

Perlu diingat bahwa dalam syariat Islam, yang terpenting adalah hilangnya wujud najis berupa warna, bau, dan rasa. Jika setelah dicuci maksimal masih ada bekas samar yang tidak bisa dihilangkan, maka pakaian tersebut sudah dihukumi suci dan boleh digunakan untuk shalat.

6. Hukum dan Ketentuan Khusus dalam Membersihkan Najis

Hukum dan Ketentuan Khusus dalam Membersihkan Najis (c) Ilustrasi AI

Dalam fiqih Islam terdapat beberapa ketentuan khusus terkait pembersihan najis yang perlu dipahami agar proses penyucian dilakukan dengan benar dan sesuai syariat.

Pertama, tentang air yang digunakan untuk membersihkan najis. Air yang sah untuk menyucikan adalah air mutlak (air suci dan mensucikan) seperti air hujan, air sungai, air sumur, atau air PAM yang belum bercampur dengan sesuatu yang mengubah sifatnya. Air yang sudah terkena najis tidak boleh digunakan untuk menyucikan najis lainnya. Oleh karena itu, saat mencuci pakaian najis, pastikan menggunakan air yang mengalir atau air yang cukup banyak sehingga tidak berubah sifatnya karena najis.

Kedua, mengenai jumlah cucian yang diperlukan. Untuk najis mutawassithah (najis sedang), cukup dicuci hingga hilang wujud najisnya. Tidak ada ketentuan pasti berapa kali harus dicuci, yang penting warna, bau, dan rasa najis sudah hilang. Namun untuk najis mughallazah (najis anjing dan babi), wajib dicuci tujuh kali dan salah satunya dicampur dengan tanah atau debu.

Ketiga, tentang mencampur pakaian najis dengan pakaian bersih saat mencuci. Jika menggunakan air yang banyak dan mengalir sehingga dapat menghilangkan bekas najis, maka diperbolehkan mencuci pakaian najis bersama pakaian lain. Namun jika airnya sedikit dan menggenang, maka tidak boleh karena najis akan berpindah ke pakaian lain.

Keempat, mengenai bekas noda yang sulit hilang. Jika setelah dicuci dengan maksimal masih ada bekas noda yang samar, maka pakaian tersebut sudah dihukumi suci selama wujud najis (warna, bau, rasa) sudah tidak ada lagi. Hal ini berdasarkan prinsip kemudahan dalam syariat Islam yang tidak membebani umat dengan kesulitan yang berlebihan.

7. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

1. Apakah pakaian yang terkena najis harus dicuci terpisah dari pakaian lain?

Idealnya pakaian yang terkena najis sebaiknya dicuci terpisah untuk menghindari perpindahan najis. Namun jika menggunakan air yang banyak dan mengalir seperti di mesin cuci dengan kapasitas air yang cukup, boleh dicuci bersama pakaian lain asalkan wujud najis sudah dihilangkan terlebih dahulu sebelum dimasukkan ke mesin cuci.

2. Berapa kali harus mencuci pakaian yang terkena najis?

Untuk najis mutawassithah (najis sedang) seperti darah atau urine, tidak ada ketentuan pasti berapa kali harus dicuci. Yang penting adalah wujud najis berupa warna, bau, dan rasa sudah hilang. Mencuci tiga kali adalah sunnah untuk memastikan kesucian yang lebih sempurna.

3. Apakah boleh menggunakan sabun atau detergen saat mencuci pakaian najis?

Boleh dan bahkan dianjurkan menggunakan sabun atau detergen untuk membantu mengangkat najis dan menghilangkan bau. Meskipun dalam syariat yang wajib adalah mencuci dengan air, penggunaan sabun akan membuat proses pembersihan lebih efektif dan pakaian lebih bersih.

4. Bagaimana jika noda najis masih terlihat setelah dicuci berkali-kali?

Jika setelah dicuci dengan maksimal masih ada bekas noda yang samar namun wujud najis (bau, warna pekat, dan rasa) sudah hilang, maka pakaian tersebut sudah dihukumi suci. Bekas noda yang sulit hilang sepenuhnya dimaafkan dalam syariat Islam selama sudah berusaha maksimal membersihkannya.

5. Apakah air bekas cucian pakaian najis menjadi najis juga?

Jika air bekas cucian tersebut berubah salah satu sifatnya (warna, bau, atau rasa) karena najis, maka air tersebut menjadi najis. Namun jika airnya banyak dan tidak berubah sifatnya, maka air tersebut masih suci meskipun sudah digunakan untuk mencuci najis, terutama jika menggunakan air mengalir.

6. Bagaimana cara membersihkan najis pada pakaian bayi?

Untuk air kencing bayi laki-laki yang belum makan makanan selain ASI, cukup dipercikkan air pada bagian yang terkena tanpa perlu diperas atau digosok. Namun jika bayi perempuan atau bayi yang sudah makan makanan lain, maka harus dicuci seperti najis mutawassithah biasa dengan menghilangkan wujud najis dan mencucinya hingga bersih.

7. Apakah mesin cuci menjadi najis setelah digunakan mencuci pakaian najis?

Mesin cuci tidak menjadi najis selama proses pencucian menggunakan air yang cukup banyak dan wujud najis sudah dihilangkan sebelum pakaian dimasukkan ke mesin. Untuk lebih yakin, jalankan siklus bilas kosong setelah mencuci pakaian najis agar mesin cuci benar-benar bersih dan siap digunakan untuk pakaian lainnya.

(kpl/fed)

Rekomendasi
Trending