Nama Wali Songo: Mengenal Sembilan Penyebar Islam di Tanah Jawa
Diterbitkan:

nama wali songo
Kapanlagi.com - Wali Songo merupakan sembilan tokoh penyebar agama Islam yang memiliki peran sangat penting dalam sejarah keislaman di Nusantara. Mereka berhasil menyebarkan Islam di tanah Jawa melalui pendekatan dakwah yang unik dan damai pada abad ke-15 hingga ke-16 Masehi.
Istilah "Wali" dalam bahasa Arab berarti orang yang mencintai atau dicintai Allah, sedangkan "Songo" adalah bahasa Jawa yang berarti sembilan. Nama wali songo ini menjadi simbol penting dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa.
Para wali ini dikenal dengan sebutan "Sunan" yang berarti orang yang terhormat atau yang dijunjung tinggi. Setiap nama wali songo biasanya dikaitkan dengan tempat dakwah atau wilayah penyebaran Islam mereka masing-masing. Lantas, siapa saja para tokoh berpengaruh ini dan bagaimana cara mereka berdakwah? Mari kita telusuri lebih dalam sejarah Wali Songo, hanya di KapanLagi.com!
Advertisement
1. Pengertian dan Sejarah Wali Songo
Pengertian dan Sejarah Wali Songo (c) Ilustrasi AI
Menurut Ensiklopedi Budaya Islam Nusantara yang diterbitkan oleh Tim Kementerian Agama, Wali Songo merupakan lembaga dakwah yang terdiri dari sembilan wali yang berdakwah secara damai di tanah Jawa. Berbeda dengan penyebaran Islam di wilayah lain yang sering melalui penaklukan, Wali Songo menggunakan pendekatan kultural dengan mengintegrasikan budaya Islam dan budaya lokal.
Keberhasilan dakwah Wali Songo sangat menakjubkan karena mereka berhasil mengubah kondisi masyarakat Jawa yang selama lebih dari 800 tahun menolak Islam menjadi memeluk agama Islam secara massal dalam waktu kurang dari 50 tahun. Para sejarawan dunia mengakui bahwa ini merupakan pencapaian luar biasa dalam sejarah penyebaran agama.
Strategi dakwah Wali Songo sangat memperhatikan kondisi sosio-kultural masyarakat Jawa. Mereka tidak menganggap budaya dan tradisi lokal sebagai "musuh agama" yang harus dibasmi, melainkan menjadikannya sebagai "teman akrab" dan media dakwah selama tidak bertentangan dengan syariat Islam.
Wali Songo belajar bahasa lokal, memperhatikan kebudayaan dan adat, serta kesenangan dan kebutuhan masyarakat. Karena masyarakat Jawa sangat menyukai kesenian, maka Wali Songo menarik perhatian dengan kesenian, di antaranya dengan menciptakan tembang-tembang keislaman berbahasa Jawa, gamelan, dan pertunjukan wayang dengan lakon Islami.
2. Daftar Nama Wali Songo Lengkap dengan Nama Asli
Daftar Nama Wali Songo Lengkap dengan Nama Asli (c) Ilustrasi AI
Berikut adalah daftar lengkap nama wali songo beserta nama asli dan wilayah dakwah mereka:
-
Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim): Beliau adalah wali paling senior dan dikenal sebagai "Ayah Wali Songo". Sunan Gresik menjadi penyebar Islam pertama di tanah Jawa dan dimakamkan di Gresik.
-
Sunan Ampel (Raden Rahmat): Putra Sunan Gresik ini mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya, yang menjadi pusat dakwah Wali Songo. Beliau juga dikenal sebagai pemimpin para wali.
-
Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim): Putra Sunan Ampel yang ahli dalam ilmu agama ini berdakwah melalui seni. Beliau menciptakan lagu
Wijil
danTombo Ati
, serta memasukkan alat musik rebab dan bonang ke dalam gamelan. -
Sunan Drajat (Raden Qasim): Adik dari Sunan Bonang ini dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi. Beliau berdakwah di daerah Lamongan dan mempelopori kegiatan sosial seperti menyantuni anak yatim serta orang sakit.
-
Sunan Kudus (Ja'far Shadiq): Dikenal sebagai "wali al-ilmi" karena menguasai berbagai ilmu agama. Beliau membangun Masjid Menara Kudus yang menggabungkan arsitektur Hindu-Islam sebagai wujud toleransi.
-
Sunan Giri (Raden Paku): Murid Sunan Ampel ini mendirikan pesantren di Bukit Giri, Gresik. Beliau terkenal karena berdakwah melalui tembang-tembang anak-anak seperti
Cublak-Cublak Suweng
danPadang Bulan
. -
Sunan Kalijaga (Raden Said): Wali asli Jawa ini dikenal karena dakwahnya yang unik menggunakan media seni dan budaya, seperti wayang kulit. Beliau juga menciptakan tembang
Lir-Ilir
dan tokohPunakawan
sebagai sarana dakwah. -
Sunan Muria (Raden Umar Said): Putra dari Sunan Kalijaga yang berdakwah di daerah terpencil dan pegunungan. Beliau mengajarkan masyarakat untuk bercocok tanam dan melaut.
-
Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah): Beliau merupakan pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten. Sunan Gunung Jati berdakwah di wilayah Jawa Barat dan dimakamkan di Gunung Jati, Cirebon.
3. Metode Dakwah Wali Songo
Metode Dakwah Wali Songo (c) Ilustrasi AI
Wali Songo tidak hanya dikenal dari identitas mereka, tetapi juga dari metode dakwah yang inovatif dan efektif. Setiap wali memiliki pendekatan unik yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat di wilayahnya.
-
Sunan Kalijaga: Beliau menggunakan kesenian wayang kulit sebagai media dakwah. Sunan Kalijaga menciptakan tokoh Punakawan (Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong) yang sarat dengan nilai-nilai Islam. Ia juga menciptakan berbagai suluk (puisi lirik) dan tembang yang populer hingga kini.
-
Sunan Bonang: Beliau berdakwah melalui gamelan dan karya sastra. Sunan Bonang memperkenalkan alat musik rebab dan bonang ke dalam komposisi gamelan Jawa. Ia juga menciptakan tembang
Wijil
danTombo Ati
yang mengandung pesan rohani. -
Sunan Giri: Sunan Giri fokus pada pendidikan dan permainan tradisional anak-anak. Beliau menciptakan tembang macapat seperti
Asmarandana
danPucung
yang penuh makna rohani, serta permainan anak-anak sepertijamuran
dancandi gerit
sebagai media pengajaran Islam.
4. Warisan Budaya dan Spiritual Wali Songo
Warisan Budaya dan Spiritual Wali Songo (c) Ilustrasi AI
Dalam Ensiklopedi Budaya Islam Nusantara, dijelaskan bahwa Wali Songo meninggalkan warisan budaya yang sangat kaya. Mereka menciptakan kidung-kidung yang merupakan perpaduan sastra dan doa sebagai sarana ritual yang disenandungkan dengan titi nada tertentu.
1. Sunan Kalijaga menciptakan Kidung Rumeksa Ing Wengi yang terkenal sebagai doa perlindungan di malam hari. Kidung ini memiliki 45 bait tembang bermetrum dandhanggula dan dipercaya memiliki kekuatan spiritual untuk menolak berbagai macam kejahatan.
2. Tradisi dungo (doa dalam bahasa Jawa) juga berkembang berkat pengaruh Wali Songo. Mereka mengubah tradisi dungo yang sebelumnya ditujukan kepada roh nenek moyang dan dewa-dewa menjadi dungo yang bernafas Islam dan ditujukan kepada Allah SWT.
3. Konsep kasunyatan (pengetahuan tentang hakikat realitas) dalam filsafat Jawa juga mendapat sentuhan Islam melalui Wali Songo. Mereka menafsirkan konsep "dulur papat, lima pancer" sebagai simbol rukun Islam dan Nabi Muhammad beserta empat sahabatnya.
5. Pengaruh Wali Songo terhadap Pesantren
Pengaruh Wali Songo terhadap Pesantren (c) Ilustrasi AI
Nama wali songo tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan pesantren di Indonesia. Setelah berhasil mendirikan pesantren, langgar, dan masjid, Wali Songo melakukan dakwah melalui pengajian kepada masyarakat yang telah memeluk Islam.
Sunan Ampel mendirikan pesantren di Ampel Denta yang menjadi pusat pendidikan Islam pertama di Jawa. Dari pesantren ini lahir para mubalig kenamaan seperti Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat, dan Raden Fatah yang kemudian menjadi Sultan Demak pertama.
Metode pendidikan pesantren yang dikembangkan Wali Songo menurut sebagian sejarawan mirip dengan padepokan-padepokan Hindu dan Buddha untuk mendidik cantrik dan calon pemimpin agama. Namun, isi pendidikannya telah disesuaikan dengan ajaran Islam.
Tradisi pengajian yang dibangun Wali Songo masih dapat dijumpai hingga sekarang, khususnya dalam masyarakat Jawa. Pengajian berfungsi sebagai sarana internalisasi nilai-nilai agama Islam dan pembentukan karakter yang Islami.
6. FAQ (Frequently Asked Questions)
FAQ (Frequently Asked Questions) (c) Ilustrasi AI
1. Siapa saja nama wali songo dan nama aslinya?
Nama wali songo terdiri dari Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim), Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Bonang (Makhdum Ibrahim), Sunan Drajat (Raden Qasim), Sunan Kudus (Ja'far Shadiq), Sunan Giri (Raden Paku), Sunan Kalijaga (Raden Said), Sunan Muria (Raden Umar Said), dan Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah).
2. Mengapa disebut Wali Songo?
Istilah Wali Songo berasal dari kata "Wali" yang berarti orang yang dekat dengan Allah, dan "Songo" yang dalam bahasa Jawa berarti sembilan. Jadi Wali Songo adalah sembilan wali yang menyebarkan Islam di tanah Jawa.
3. Kapan Wali Songo hidup dan berdakwah?
Wali Songo hidup dan berdakwah pada abad ke-15 hingga ke-16 Masehi. Sunan Gresik sebagai wali tertua wafat pada 1419 M, sedangkan Sunan Gunung Jati sebagai wali termuda wafat pada 1570 M.
4. Apa keunikan metode dakwah Wali Songo?
Keunikan metode dakwah Wali Songo terletak pada pendekatan kultural yang damai. Mereka menggunakan kesenian, budaya lokal, dan tradisi masyarakat Jawa sebagai media dakwah tanpa menghilangkan esensi ajaran Islam.
5. Di mana wilayah dakwah masing-masing Wali Songo?
Setiap wali memiliki wilayah dakwah yang berbeda: Sunan Gresik di Gresik, Sunan Ampel di Surabaya, Sunan Bonang di Tuban, Sunan Drajat di Lamongan, Sunan Kudus di Kudus, Sunan Giri di Gresik, Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Muria di Kudus, dan Sunan Gunung Jati di Cirebon-Banten.
6. Apa saja karya seni yang diciptakan Wali Songo?
Wali Songo menciptakan berbagai karya seni seperti tembang Lir-Ilir dan Gundul-Gundul Pacul (Sunan Kalijaga), Wijil dan Tombo Ati (Sunan Bonang), Cublak-Cublak Suweng (Sunan Giri), Kidung Rumeksa Ing Wengi (Sunan Kalijaga), dan berbagai gending serta suluk lainnya.
7. Bagaimana pengaruh Wali Songo terhadap budaya Jawa?
Wali Songo memberikan pengaruh besar terhadap budaya Jawa melalui akulturasi budaya Islam dengan budaya lokal. Mereka menciptakan arsitektur masjid bercorak Jawa, mengembangkan seni wayang dengan nilai Islam, dan memperkenalkan tradisi-tradisi keagamaan yang masih bertahan hingga kini.
7. Kesimpulan
Wali Songo tidak hanya dikenal sebagai penyebar agama, tetapi juga sebagai budayawan dan seniman yang mampu mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam kekayaan budaya lokal. Strategi dakwah mereka yang damai dan penuh kearifan telah meninggalkan warisan yang sangat berharga, tidak hanya dalam bentuk tempat ibadah, tetapi juga dalam seni, filsafat, dan tradisi.
Dengan memahami sejarah Wali Songo, kita bisa belajar tentang pentingnya toleransi, adaptasi, dan kebijaksanaan dalam menyebarkan nilai-nilai kebaikan.
Temukan berbagai artikel menarik seputar sejarah, budaya, dan gaya hidup, hanya di KapanLagi.com!
(kpl/thy)
Fathiya Rizkyna Deinis
Advertisement