Soroti MERAH PUTIH ONE FOR ALL, Dosen BINUS: "Kejujuran dalam Berkarya Itu Penting"
Film animasi nasional MERAH PUTIH ONE FOR ALL tengah menuai sorotan publik. Isu yang mencuat beragam, mulai dari klaim sebagai film animasi kebangsaan pertama hingga dugaan penggunaan aset visual yang dibeli dari marketplace.
Menanggapi hal tersebut, Victor Adiluhung Abednego, Head of Visual Communication Design Study Program BINUS University, memandang persoalan ini bukan sekadar masalah teknis, melainkan menyentuh idealisme seorang storyteller.
Baca berita MERAH PUTIH ONE FOR ALL lainnya di Liputan6.com.
Meski demikian, Victor menilai ada sisi positif dari ramainya pembicaraan publik soal film ini. Menurutnya, hal ini bisa menjadi edukasi bagi penonton untuk mengenali karya yang dibuat dengan ketulusan. "PR training itu perlu kayaknya ke pelaku dunia kreatif ketika dapat masukkan harusnya meresponnya seperti apa," ujarnya. Ia pun menutup dengan pesan yang menurutnya penting: "Kejujuran dalam berkarya. Kita harus jujur sama karya kita sendiri yang tahu isi dalamnya adalah kita."
Sebagai pengajar dan praktisi, Victor berharap sineas Indonesia semakin berani membuat animasi yang lahir dari kecintaan terhadap karya, bukan sekadar mengikuti tren atau mengejar keuntungan. "Animasi yang keren menurut saya adalah ketika penciptanya benar-benar cinta sama karyanya. Tidak terburu-buru, tidak membuat karya berdasarkan demand sekarang yang laku apa," tuturnya. Ia mencontohkan Bumi Langit yang meskipun bukan animasi, diadaptasi dari IP grafis novel dengan budget besar, namun aspek bisnisnya kurang diperhitungkan. "Animasi juga harapan saya seperti itu. Semakin banyak storyteller yang berani mengambil animasi sebagai sebuah medium," pungkasnya.
Hak Cipta: YouTube/Historika Film