1. Profil Giyu Tomioka

Giyu Tomioka adalah salah satu pilar utama di dunia Demon Slayer: Kimetsu no Yaiba. Ia menjabat sebagai Hashira Air, yang berarti ia termasuk sembilan pendekar pedang terkuat di Korps Pembasmi Iblis. Sosoknya sangat dihormati karena kemampuannya yang tak tertandingi.

Karakternya yang sangat pendiam dan ekspresi wajahnya yang jarang berubah seringkali membuat Giyu disalahpahami. Banyak yang mengira ia dingin atau bahkan sombong, padahal di balik ketenangannya, Giyu punya hati emas dan rasa keadilan yang begitu kuat.

2. Fakta Unik Giyu Tomioka

Giyu selalu mengenakan haori (jaket tradisional Jepang) dengan dua pola berbeda. Satu sisi berwarna merah marun polos dan sisi lainnya bermotif geometris hijau-kuning, yang ternyata menyimpan makna sentimental mendalam.

Haori ini adalah penghormatan Giyu kepada dua orang terpenting dalam hidupnya yang telah tiada, yaitu mendiang kakaknya, Tsutako Tomioka, dan sahabatnya, Sabito. Ini menunjukkan sisi emosional Giyu yang tersembunyi.

3. Pertemuan Tak Terduga dengan Tanjiro dan Nezuko

Giyu adalah Pembasmi Iblis pertama yang ditemui Tanjiro Kamado setelah tragedi keluarganya. Kala itu, Tanjiro menemukan seluruh keluarganya dibantai dan adiknya, Nezuko, berubah menjadi iblis.

Awalnya, Giyu berniat membunuh Nezuko, sesuai tugasnya sebagai Pembasmi Iblis. Namun, ia melihat tekad kuat Tanjiro untuk melindungi adiknya dan sisi kemanusiaan Nezuko yang masih tersisa, sehingga ia memutuskan untuk menyelamatkan mereka.

Keputusan Giyu ini sangat krusial, karena ia kemudian mengarahkan Tanjiro untuk berlatih di bawah bimbingan Urokodaki Sakonji. Tanpa campur tangan Giyu, mungkin kisah Tanjiro dan Nezuko tidak akan pernah dimulai.

4. Kisah Kelam di Balik Sikap Dingin Giyu Tomioka

Di balik ketenangan dan kekuatan Giyu Tomioka sebagai Hashira Air, tersimpan kisah kelam yang membentuk kepribadiannya yang pendiam dan penuh beban. Kisah ini berakar pada masa lalunya yang tragis dan rasa bersalah yang mendalam sebagai seorang penyintas.

Sebelum menjadi Hashira, Giyu mengikuti Ujian Seleksi Akhir (Final Selection) yang mematikan untuk menjadi Pembasmi Iblis. Dalam ujian ini, ia ditemani oleh sahabatnya, Sabito, seorang pendekar pedang yang sangat berbakat dan jauh melampaui Giyu saat itu.

5. Pengorbanan Sabito dan Beban Penyintas Giyu

Selama Ujian Seleksi Akhir, Sabito secara heroik menyelamatkan banyak peserta lain dari serangan iblis, termasuk Giyu sendiri. Sabito bahkan berhasil mengalahkan sebagian besar iblis di Gunung Fujikasane sendirian, menunjukkan kekuatannya yang luar biasa.

Namun, pengorbanan Sabito berujung pada tragedi; ia gugur di tangan iblis tangan yang sangat kuat. Ironisnya, Giyu sendiri tidak terluka parah dan bahkan tidak mengalahkan satu pun iblis secara langsung karena Sabito telah melindunginya.

Kematian Sabito meninggalkan luka yang sangat dalam pada Giyu. Ia merasa tidak pantas untuk hidup, apalagi menjadi Pembasmi Iblis, karena Sabito yang jauh lebih kuat dan heroik justru yang meninggal.

Rasa bersalah sebagai penyintas ini menghantuinya dan membuatnya percaya bahwa ia tidak layak menyandang gelar Hashira. Giyu menderita sindrom penyintas yang membuatnya merasa tidak berharga dan terus dihantui masa lalu.

6. Perjuangan Melawan Rasa Tidak Layak

Konflik batin inilah yang membentuk kepribadian Giyu yang tabah, pendiam, dan menyendiri. Ia cenderung menjaga jarak dari orang lain, mungkin karena merasa tidak pantas atau takut akan kehilangan lagi, menciptakan dinding di sekelilingnya.

Giyu bahkan sempat menolak gelar Hashira karena merasa bahwa ia tidak pantas mendapatkannya. Meskipun memiliki kemampuan bertarung yang luar biasa dan merupakan salah satu Hashira terkuat, Giyu terus berjuang melawan perasaan tidak berharga ini.

Sifat dingin Giyu seringkali membuat orang lain salah paham, mengira ia sombong atau tidak peduli. Namun, Tanjiro Kamado, dengan empati dan ketulusannya, akhirnya berhasil menembus sifat dingin Giyu.

Tanjiro adalah salah satu dari sedikit orang yang mampu memahami rasa sakit Giyu dan membantunya sedikit demi sedikit mengatasi beban masa lalunya. Ia menjadi jembatan bagi Giyu untuk kembali terhubung dengan orang lain dan menerima dirinya.

7. Sekilas Tentang DEMON SLAYER

DEMON SLAYER: KIMETSU NO YAIBA mengisahkan perjalanan Tanjiro Kamado. Ia adalah seorang anak laki-laki baik hati yang hidup damai, hingga suatu hari keluarganya dibantai iblis dan adiknya, Nezuko, berubah menjadi iblis.

Meskipun Nezuko menjadi iblis, ia menunjukkan tanda-tanda kesadaran dan kemanusiaan yang langka. Demi membalaskan dendam keluarganya dan mencari cara mengembalikan Nezuko menjadi manusia, Tanjiro pun bergabung dengan Korps Pembasmi Iblis.

8. Rating dan Genre

Anime ini umumnya diberi rating TV-14 atau PG-13. Hal ini karena serial ini mengandung adegan kekerasan, darah, dan tema yang cukup intens, sehingga disarankan untuk penonton yang lebih dewasa.

Secara genre, DEMON SLAYER: KIMETSU NO YAIBA masuk dalam kategori Action, Adventure, Dark Fantasy, Martial Arts, dan Shonen. Kombinasi ini menjadikannya tontonan yang seru dan penuh aksi, cocok untuk penggemar genre fantasi.

9. FAQ

Mengapa Giyu Tomioka selalu terlihat pendiam dan dingin? Sikap pendiam dan dingin Giyu disebabkan oleh kisah masa lalunya yang tragis, terutama rasa bersalah sebagai penyintas setelah kematian sahabatnya, Sabito, yang mengorbankan diri untuk melindunginya.

Apa hubungan Giyu Tomioka dengan Tanjiro dan Nezuko Kamado? Giyu adalah Pembasmi Iblis pertama yang ditemui Tanjiro dan Nezuko. Ia memutuskan untuk menyelamatkan mereka dan mengarahkan Tanjiro untuk berlatih menjadi Pembasmi Iblis setelah melihat tekad Tanjiro dan sisi manusiawi Nezuko.

Apa makna di balik haori Giyu Tomioka yang unik? Haori Giyu memiliki dua pola berbeda yang melambangkan penghormatan kepada mendiang kakaknya, Tsutako Tomioka, dan sahabatnya, Sabito, yang keduanya telah meninggal dunia.

Mau tahu berita terkini tentang dunia hiburan? Yuk langsung cek di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?