'SCARLET HEART' Berbagai Versi, dari Novel China Hingga K-Drama dan Series Thailand

'SCARLET HEART' Berbagai Versi, dari Novel China Hingga K-Drama dan Series Thailand
MOON LOVERS: SCARLET HEART RYEO (credit: SBS)

Kapanlagi.com - SCARLET HEART THAILAND sedang jadi perbincangan setelah teaser-nya dirilis oleh GMMTV. Drama yang dibintangi Tu Tontawan, Win Metawin, Nanon Korapat, Tay Tawan dan lain-lain ini banyak disebut penggemar sebagai adaptasi dari MOON LOVERS: SCARLET HEART RYEO. Padahal aslinya kisah ini berasal dari novel China atau tong hua yang kemudian diadaptasi jadi drama dan film di China, drama Korea hingga series Thailand.

Kali ini kita bahas tentang berbagai versi dari SCARLET HEART, mulai dari aslinya hingga berbagai adaptasinya. Jangan lupa cek berita lain tentang drama di Liputan6.com, kalau bukan sekarang kapan lagi?

1. Novel Asli Bu Bu Jing Xin (Scarlet Heart)

Kisah Scarlet Heart bermula dari novel Tiongkok berjudul Bu Bu Jing Xin arti harfiahnhya Startling by Each Step) yang ditulis oleh Ren Haiyan, adalah seorang penulis novel roman sejarah asal Tiongkok. Novel debutnya ini awalnya diterbitkan online pada tahun 2005 melalui Jinjiang Original Network.

Cerita novel Bu Bu Jing Xin mengisahkan seorang wanita abad ke-21 yang mengalami kecelakaan dan jiwanya terlempar ke masa lalu, tepatnya ke masa Dinasti Qing akhir masa Kaisar Kangxi (sekitar tahun 1700-an). Ia terbangun dalam tubuh seorang gadis bangsawan Manchu bernama Ma'ertai Ruoxi (nama asli di masa modern: Zhang Xiao), adik dari salah satu selir pangeran Dinasti Qing.

Ruoxi yang berasal dari masa modern ini kemudian terlibat dalam intrik istana dan perebutan takhta di antara para pangeran putra Kaisar Kangxi. Dua pangeran yang paling dekat dengannya adalah Pangeran ke-8 (Yinsi) dan Pangeran ke-4 (Yinzhen), yang kelak menjadi Kaisar Yongzheng

Novel ini memadukan elemen time-travel (penjelajahan waktu) dengan roman sejarah, di mana Ruoxi menggunakan pengetahuannya tentang sejarah untuk mencoba mengubah nasib orang-orang yang disayanginya. Novel ini beberapa kali (terakhir pada 2011 dengan tambahan epilog sepanjang 30 ribu kata) dan novel Bu Bu Jing Xin pun sangat populer hingga diadaptasi ke berbagai media.

2. Drama Televisi Tiongkok: Bu Bu Jing Xin (2011)

SCARLET HEART, drama China (credit: Hunan TV)

Adaptasi pertama dan paling terkenal dari novel ini adalah drama seri Tiongkok Bu Bu Jing Xin (judul Inggris: Scarlet Heart) yang tayang tahun 2011. Drama 35 episode ini disutradarai oleh Lee Kwok-Lap dan dibintangi oleh Liu Shishi (Cecilia Liu) sebagai Ma'ertai Ruoxi, Nicky Wu sebagai Pangeran ke-4 (Yinzhen), Kevin Cheng sebagai Pangeran ke-8 (Yinsi), serta Yuan Hong dan Lin Gengxin masing-masing sebagai Pangeran ke-13 (Yinxiang) dan Pangeran ke-14 (Yinti).

Zhang Xiao dari abad 21 mengalami kecelakaan dan mendapati dirinya terjebak dalam tubuh Ruoxi di era Dinasti Qing pada tahun 1700-an. Awalnya ia bersahabat dekat dengan Pangeran ke-13 dan menumbuhkan perasaan dengan Pangeran ke-8, namun kemudian hatinya beralih mencintai Pangeran ke-4 yang berwatak dingin namun setia. Pergulatan politik perebutan takhta di antara putra-putra Kaisar Kangxi menjadi konflik utama, dikenal sebagai 'Pertarungan Sembilan Pangeran', dan Ruoxi yang mengetahui garis takdir sejarah berusaha menghindari akhir tragis bagi orang-orang terdekatnya.

Menariknya, ending drama ini dibuat berbeda dari ending novel. Dalam novel, kisah Ruoxi berakhir tragis di masa Qing tanpa ada kejelasan pertemuan kembali dengan kekasihnya di masa modern. Sementara dalam drama 2011, setelah Ruoxi meninggal di era Qing, di adegan penutup ditunjukkan Zhang Xiao (inkarnasi modern Ruoxi) menangis di sebuah pameran museum melihat lukisan Pangeran ke-4, dan tersirat hint pertemuan dengan pria mirip pangeran tersebut di dunia modern, meskipun tetap berakhir mengharukan dan agak menggantung.

3. Sekuel Drama Tiongkok: Bu Bu Jing Qing (Scarlet Heart 2, 2014)

Sekuel SCARLET HEART, drama China (credit: Hunan TV)

Kesuksesan drama Bu Bu Jing Xin mendorong dibuatnya sekuel modern berjudul Bu Bu Jing Qing (Scarlet Heart 2) yang tayang tahun 2014 di Tiongkok. Sekuel ini bukan adaptasi langsung novel, melainkan kelanjutan kisah yang dibuat oleh tim drama untuk menjawab ending menggantung di seri pertama. TPenulis asli tidak menulis sekuel ini, sehingga cerita Bu Bu Jing Qing dianggap non-canon terhadap novel asli.

Liu Shishi kembali memerankan Zhang Xiao di era modern (jiwa reinkarnasi Ruoxi), dan Nicky Wu juga kembali namun sebagai tokoh baru Yin Zheng, pria modern yang merupakan reinkarnasi Pangeran ke-4. Beberapa pemeran pendukung baru diperkenalkan, di antaranya Sun Yizhou sebagai Kang Sihan (tokoh pria modern lain), dan Jiang Jinfu sebagai Kang Siyu, dalam latar dunia korporasi modern.

Alur cerita Bu Bu Jing Qing dimulai tiga bulan setelah Zhang Xiao terbangun dari koma di akhir drama pertama. a kembali ke kehidupan modern namun tidak dapat melupakan cinta dan penyesalannya terhadap Pangeran ke-4 (Yinzhen) yang ditinggalkannya di masa lalu. Suatu hari, Zhang Xiao mengunjungi sebuah museum Dinasti Qing dan terkejut bertemu seorang pria muda bernama Yin Zheng yang wajahnya identik dengan Pangeran ke-4. Demi mencari tahu hubungannya dengan sang pangeran, Zhang Xiao bergabung sebagai desainer di perusahaan milik keluarga pria tersebut.

Dibanding pendahulunya, Bu Bu Jing Qing memiliki setting waktu masa kini (kota modern China) dan tidak melibatkan perjalanan waktu sama sekali. Unsur sejarah digantikan drama korporat, namun tema reinkarnasi dan takdir cinta tetap menjadi inti. Sekuel ini dibuat untuk menyimpulkan kisah cinta Zhang Xiao/Ruoxi dengan 'Pangeran ke-4' di era modern, memberikan para penggemar semacam penutupan yang tidak diberikan secara eksplisit di akhir drama pertama.

4. Film Layar Lebar Tiongkok: Time to Love (2015)

Film China, TIME TO LOVE (credit: Mydramalist)

Kisah Scarlet Heart juga diadaptasi menjadi film layar lebar berjudul Time to Love (judul Mandarin: Xin Bu Bu Jing Xin) yang dirilis tahun 2015. Berbeda dari drama TV, film ini mengganti para pemeran dan merangkum cerita dalam durasi sekitar 1 jam 55 menit. Ivy Chen memerankan tokoh utama (versi film namanya Zhang Xiaowen/Ruoxi), dengan Shawn Dou (Dou Xiao) dan Tony Yang (Yang Youning) memerankan pangeran-pangeran utama.

Karena durasi terbatas, alur film ini lebih ringkas dan berfokus pada konflik cinta segitiga antara Ruoxi dengan dua pangeran utama saja. Perbedaan mencolok dibanding versi drama adalah pangeran ke-8 dihilangkan dari cerita film. Film Time to Love menitikberatkan kisah pada hubungan Ruoxi dengan Pangeran ke-4 dan Pangeran ke-14 saja, sehingga rivalitas dan intrik politik yang panjang dalam drama dipangkas menjadi inti romantis dan fantasi waktu yang lebih sederhana. Meski unsur sejarahnya tetap ada, film ini lebih menonjolkan konflik emosional Ruoxi dalam memilih di antara dua pangeran tersebut.

Selain menyederhanakan karakter, adaptasi layar lebar ini juga menawarkan akhir cerita alternatif yang berbeda dibanding versi drama 2011. Spoiler: dalam film Time to Love, Ruoxi akhirnya berjodoh dengan Pangeran ke-14 alih-alih Pangeran ke-4. Ending film digambarkan manis dan memuaskan bagi penonton yang lebih menyukai Pangeran ke-14, memberikan penutup bahagia bagi Ruoxi dan Pangeran ke-14 � sangat kontras dengan versi novel maupun drama yang bernuansa tragis.

5. Drama Korea: Moon Lovers - Scarlet Heart Ryeo (2016)

Moon Lovers - Scarlet Heart Ryeo (credit: SBS)

Adaptasi berikutnya yang tak kalah populer adalah versi Korea berjudul Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo, tayang tahun 2016 di SBS (Korea Selatan) sebanyak 20 episode. Drama ini merupakan adaptasi resmi novel Bu Bu Jing Xin dengan latar sejarah Korea, disutradarai oleh Kim Kyu-tae. IU (Lee Ji-eun) memerankan tokoh utama wanita bernama Go Ha-jin/Hae Soo, dengan Lee Joon-gi sebagai Pangeran ke-4 Wang So dan Kang Ha-neul sebagai Pangeran ke-8 Wang Woo.

Berbeda dari versi asli yang bersetting Dinasti Qing, Moon Lovers memindahkan cerita ke zaman Kerajaan Goryeo di Korea abad ke-10. Kisah dimulai saat Go Ha-jin, gadis muda abad 21 di Korea modern, mengalami gerhana matahari total dan secara misterius kembali ke tahun 941 M pada era Raja Taejo, pendiri Dinasti Goryeo. Ia terbangun dalam tubuh seorang gadis bangsawan bernama Hae Soo, yang hidup di lingkungan istana dan berada di tengah kumpulan pangeran Wang, putra-putra Raja Taejo.

Alur selanjutnya memiliki paralel dengan versi Tiongkok: Hae Soo awalnya jatuh hati pada Pangeran ke-8 Wang Wook yang lembut, namun kemudian takdir membawa ia menjalin cinta mendalam dengan Pangeran ke-4 Wang So, sosok dingin yang dijuluki 'anjing serigala' namun kemudian menjadi Raja Gwangjong. Hae Soo bersahabat dengan beberapa pangeran lain (misalnya Pangeran ke-13 Baek-ah, Pangeran ke-10 Wang Eun) dan terlibat dalam intrik perebutan takhta di antara para putra Raja Taejo. Moon Lovers mempertahankan konflik politik berdarah khas era Goryeo, di mana Hae Soo berjuang bertahan di istana yang penuh pengkhianatan sambil menghadapi takdir tragis banyak orang di sekelilingnya.

Perbedaan utama versi Korea tampak pada konteks budaya dan detail plot. Karena berlatar Goryeo, tidak ada kaisar Qing atau istilah Manchu; gantinya adalah raja dan pangeran Korea dengan adat istiadat Goryeo. Hae Soo juga tidak mengetahui jalannya sejarah Goryeo sebaik Ruoxi mengetahui sejarah Qing, sehingga keputusan-keputusannya lebih didorong oleh emosi daripada pengetahuan sejarah.

Perbedaan mencolok lain ada pada akhir cerita. Moon Lovers dikenal berakhir lebih tragis dibanding versi Tiongkok. Setelah melalui serangkaian peristiwa menyakitkan (termasuk Hae Soo dikucilkan dan sakit parah), Hae Soo meninggal dunia di era Goryeo tanpa sempat bersama kekasihnya Wang So hingga akhir. a kemudian terbangun kembali di masa modern sebagai Go Ha-jin dengan ingatan yang pulih saat melihat lukisan Wang So di museum, dan menangis menyadari semuanya.

6. Drama Thailand: Sroi Sabunnga (Scarlet Heart Thailand)

SCARLET HEART THAILAND (credit: GMMTV)

Adaptasi terkini datang dari Thailand dengan proyek drama berjudul Sroi Sabunnga, yang juga dikenal sebagai Scarlet Heart Thailand. Proyek ini diumumkan oleh GMMTV pada tahun 2024 dan merupakan remake novel Bu Bu Jing Xin untuk penonton Thailand. Sroi Sabunnga saat ini berstatus dalam produksi dan belum tayang hingga akhir 2025.

Drama ini digarap oleh sutradara Kanittha Kwanyu (berdasarkan info awal, ada juga keterlibatan sutradara Koo Ekkasit) dan diproduksi oleh GMMTV bekerja sama dengan The One Enterprise. Pemeran utama telah diumumkan, yaitu Tu Tontawan sebagai tokoh wanita utamanya, serta aktor Win Metawin sebagai lawan main pria. Selain itu, jajaran cast bertabur bintang GMMTV antara lain Nanon Korapat, Tay Tawan, Foruth Nattawat, Perth Tanapon, dan Phuwin Tangsakyuen.

Sroi Sabunnga akan mengadaptasi inti cerita Scarlet Heart ke konteks sejarah Thailand. Berdasarkan sinopsis awal, alurnya mirip: seorang wanita dari abad 21 mengalami kejadian misterius yang membuatnya melintasi waktu 300 tahun ke masa lalu. Ia terbangun dalam tubuh seorang gadis bangsawan yang lemah di Kerajaan Lanna (kerajaan Thai kuno) pada era tersebut. Di sana, ia harus menyesuaikan diri dengan adat istiadat zaman itu dan mendapati dirinya terjebak dalam persaingan sengit para pangeran kerajaan yang memperebutkan takhta.

Rekomendasi
Trending