Akademi Film Indonesia Anugerahkan 4 Piala Jati Emas

Penulis: Mahardi Eka Putra

Diperbarui: Diterbitkan:

Akademi Film Indonesia Anugerahkan 4 Piala Jati Emas dok. filmindonesia.or.id

Kapanlagi.com - Muncul lagi satu penghargaan untuk sineas Indonesia bernama Akademi Film Indonesia (Akademi FI). Penghargaan tersebut mulai digelar tahun ini. Akademi Film Indonesia terhitung tradisi baru penganugerahan penghargaan tahunan untuk film Indonesia karena penghargaan diberikan dalam bentuk Piala Jati Emas. Pengorganisasian kegiatan ini dilakukan oleh Yayasan Konfiden dan tim filmindonesia.or.id sebagai pelaksana.
Setelah melalui tiga tahap penilaian, anggota Akademi FI pada tahun ini memilih pemenang penghargaan untuk Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Terbaik, dan Film Terlaris. Malam penganugrahan sendiri dilakukan Senin (8/4) malam di Kemang, Jaksel.
Penghargaan Film Terlaris diberikan kepada HABIBIE & AINUN (MD PICTURES). Dengan perolehan penonton 4.370.376 selama 91 hari tayang di bioskop, JB Kristanto dan Deden Ramadani dari filmindonesia.or.id mengungkapkan pentingnya data penonton yang terstruktur dan tersistemisasi.

Penghargaan diberikan kepada HABIBIE AINUN sebagai film terlaris. (filmindonesia.or.id)Penghargaan diberikan kepada HABIBIE AINUN sebagai film terlaris. (filmindonesia.or.id)


"Kami sadar data-data itu berserakan di banyak tempat dan belum tentu lengkap. Dalam iklim kepenontonan sekarang, melewati angka lima ratus ribu penonton merupakan suatu prestasi. Tahun lalu ada 84 film Indonesia yang beredar. Hanya lima yang mampu yang mampu mengumpulkan lebih dari 500.000 penonton.Jumlah yang sedikit itu pun terus mengalami penurunan," ujar Kristanto dalam sambutannya.
Penghargaan Skenario Terbaik dianugrahkan kepada Teddy Soeriaatmadja (LOVELY MAN). Penghargaan Sutradara Terbaik juga dianugerahkan kepada Teddy Soeriaatmadja untuk film yang sama.

Teddy Soeriaatmadja mendapat penghargaan Sutradara Terbaik. (filmindonesia.or.id)Teddy Soeriaatmadja mendapat penghargaan Sutradara Terbaik. (filmindonesia.or.id)


“Perfilman yang ideal adalah perfilman yang membuka ruang untuk pembaruan, baik dalam segi ide maupun sumber daya manusia. Tahun lalu kita mendapati 36 nama baru, atau sekitar 46% dari jumlah sutradara yang filmnya beredar tahun 2012. Menarik untuk dicatat, bagaimana film omnibus menjadi jalan masuk ke industri. Di tahun 2012 beredar lima omnibus, sebuah rekor tersendiri. Sebelumnya, jumlah yang sama baru tercapai setelah lima tahun, dari tahun 2007 sampai 2011,” ujar Riri Riza saat memberikan penghargaan Sutradara Terbaik.
“Sutradara pilihan Akademi Film Indonesia tahun ini bukanlah nama baru di perfilman Indonesia. Ia sudah membuat lima film sebelumnya. Dalam film keenamnya ini, ia menampilkan kedewasaan bertutur serta kematangan kreasi yang mengagumkan. Ia mampu menangkap hal-hal kecil di sekitar kita, yang mungkin selama ini terlewatkan tapi sebenarnya penting dalam kehidupan bersama,” lanjutnya.
Sedang penghargaan Film Terbaik diserahkan kepada film POSTCARDS FROM THE ZOO, yang diwakili oleh produser Meiske Taurisia dan Sutradara Edwin.

Film Terbaik jatuh kepada POSTCARD FROM THE ZOO. (FilmIndonesia.co.id)Film Terbaik jatuh kepada POSTCARD FROM THE ZOO. (FilmIndonesia.co.id)


"Anggota Akademi Film Indonesia menilai semua film unggulan dengan dasar pemahaman film sebagai kesenian. Bermula dari penemuan teknologi dan inovasi, biasanya berujung pada industri yang sifat dasarnya adalah massal. Begitu juga dalam film. Namun, sejak dari masa tumbuhnya industri film, sudah ada tokoh-tokoh yang melihat potensi kesenian film yang sifat dasarnya adalah pengucapan pribadi pembuatnya” kata Didi Petet dalam pidato pengantarnya.
 
#Berita pilihan


 
 
 
 
 

(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)

(kpl/uji/dka)

Reporter:

puji puput

Rekomendasi
Trending