MUI: Jangan Lama-Lama Berdiskusi
Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Peredaran film kontroversial PAKU KUNTILANAK di bioskop telah melalui proses panjang, setidaknya Lembaga Sensor Film (LSF) telah melakukan sensor hingga film tersebut lolos. Menanggapi hal ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) meminta lembaga tersebut untuk lebih berhati-hati dalam menentukan tim sensor sebuah film.Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Drs. H. Amidhan dalam konferensi pers di Kantor MUI, Jl. Proklamasi, Jakarta Selatan, Kamis (7/8), mengungkapkan ketiadaan tokoh pendidikan dan ulama yang dilibatkan dalam tim sensor film ini. "Kita juga minta pada LSF agar berhati-hati untuk menentukan kelompok sensor, karena yang kita tahu dalam satu kelompok itu ada lima orang untuk melakukan sensor suatu film. Khusus untuk film ini sepertinya tidak ada perwakilan dari pendidik atau pemuka agama. Kita hanya memberikan perhatian khusus pada LSF, jangan ketika film ini diproses baru ditarik," ungkap Amidhan yang didampingi pengurus MUI lain.MUI juga berharap pemerintah untuk segera mengambil langkah secepatnya. Karena jika terlalu lama didiskusikan, justru pihak produsen yang diuntungkan. Masyarakat semakin penasaran untuk menyaksikan adegan yang tidak selayaknya dipertontonkan itu."Kita inginkan jangan lama-lama berdiskusi, karena justru akan menguntungkan mereka, kita hanya minta langsung dicabut dari peredaran. Jangan menunggu menjelang Ramadhan baru dicabut," ungkapnya tegas.Indonesia, tambah Amidhan sudah cukup parah bahkan sampai mendapat julukan surga pornografi kedua setelah Rusia. Karena dengan gampangnya peredaran VCD porno, dan majalah dewasa di sembarang tempat yang mudah diakses oleh anak-anak."Dampaknya sudah pasti masalah moral bangsa, mau dibawa ke mana bangsa ini, kalau disuguhkan hal-hal seperti itu? Hal-hal yang berbau pornografi," terangnya.Dalam Rapat Pimpinan MUI tanggal 4 Agustus 2009, MUI berpendapat bahwa PAKU KUNTILANAK yang dibintangi Dewi Perssik ini sarat dengan penampilan adegan-adegan porno, vulgar dan menyalahi peraturan-peraturan tentang perfilman Indonesia dan jauh dari penyampaian pesan hiburan yang mendidik.MUI meminta pada Menteri Pariwisata dan Kebudayaan, Jero Wacik agar tegas memberi arahan dan pertimbangan tentang kebijakan perfilman nasional yang berpihak pada nilai-nilai luhur bangsa bukan sekedar hiburan.
(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)
Berita Foto
(kpl/hen/dar)
Darmadi Sasongko
Advertisement