Review 'Basri & Salma in a Never-Ending Comedy', Film Pendek yang Ceritanya Bisa Kamu Alami atau Terjadi di Sekitarmu

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

Review 'Basri & Salma in a Never-Ending Comedy', Film Pendek yang Ceritanya Bisa Kamu Alami atau Terjadi di Sekitarmu
Basri & Salma in a Never-Ending Comedy (credi: Hore Pictures)

Kapanlagi.com - Basri & Salma in a Never-Ending Comedy, salah satu film pendek karya Khozy Rizal yang sudah tayang di berbagai festival dunia seperti CMC International Film Festival, Seattle International Film Festival, Festival du Film de Fribourg Switzerland, Santa Barbara International Film Festival, hingga Festival Film Cannes 2023. Sutradara film ini berasal dari Makassar jadi nggak heran kalau bahasa yang digunakan dalam film adalah bahasa Makassar.

Basri & Salma in a Never-Ending Comedy berkisah tentang pasangan suami istri, Basri (Arham Rizki Saputra) dan Salma (Rezky Chiki). Keduanya sudah lima tahun menikah, belum punya anak, dan bekerja sebagai tukang odong-odong.

Meski terlihat bahagia bersama, tapi ada tekanan dari keluarga soal kenapa Basri dan Salma belum juga punya anak. Bukan cuma itu, persoalan lain di keluarga mereka juga disajikan secara lugas dan padat di film berdurasi 15 menit ini.

1. Cerita dan Sinematografi yang Relatable

Pemilihan setting cerita dan suasana yang dibangun dalam Basri & Salma in a Never-Ending Comedy pasti membuat kalian yang menonton merasa seakan pernah melihat atau mengalami kejadian yang ada di film ini dalam keseharian. Dimulai dari pasar malamnya dan anak-anak yang ceria lari ke sana ke mari, suasana senja dipadu dengan suara adzan Maghrib, lagu yang diputar di odong-odong hingga ngobrol sambil makan bareng keluarga. Semua kejadian keseharian yang dekat sekali dengan kita bisa dilihat di adegan atau pengambilan gambarnya.

Cerita yang menyorot keseharian Basri dan Salma dengan lugas mengangkat isu domestic yang kerap terjadi kepada masyarakat Indonesia. Dari scene percakapan di meja makan, Khozy memantik emosi kita lewat isu-isu keluarga yang sejatinya sensitif tapi acapkali dilazimkan dalam masyarakat. Kita juga bisa merasakan bagaimana Khozy mengajak kita untuk senantiasa melihat individu secara utuh, tidak hanya yang nampak di muka atau permukaan saja. Hal itu Digambarkan jelas lewat tokoh saudara Basri yang mokondo (istilah yang banyak digunakan di kalangan warganet saat ini buat pria yang tak bekerja dan cuma ongkang-ongkang saja di rumah, bahkan minta dilayani terus kebutuhan batinnya).

Meski menunjukkan ke-kolot-an anggota keluarga, Basri & Salma in a Never-Ending Comedy juga tetap menunjukkan kalau karakter mereka nih sebenarnya orang-orang yang nggak ketinggalan zaman banget. Para karakter diceritakan rajin update di media sosial hingga mengabadikan kebersamaan dengan bikin boomerang di Instagram. Hal-hal kecil yang sering terjadi di sekitar kita.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Akting Para Pemain Bikin Ikut Merasakan Emosi

Deretan aktor dan aktris yang ikut di Basri & Salma in a Never-Ending Comedy bukan bintang film yang sering kita lihat di bioskop, tapi justru itu yang menarik.

Arham dan Rezky sukses memerankan Basri dan Salma. Meski Rezky lebih tinggi dari Arham yang berperan sebagai suaminya, chemistry mereka juga manis banget. Adegan mereka pulang ke rumah dengan naik odong-odong pun terasi manis dan romantis bikin senyum-senyum sendiri tanpa perlu adegan pemeran utama wanita hampir jatuh lalu ditolong pemeran utama pria.

Ekspresi Basri ketika dia disebut satu-satunya yang belum punya anak pun juga bisa membuat penonton ikut merasakan betapa tertekannya dia di balik senyuman buat keluarganya.

3. Kelugasan Khozy Rizal dalam Bercerita

Dengan medium film pendek yang tentunya terbatas dari sisi durasi, Khozy menghadirkan banyak adegan yang menyentil kondisi social masyarakat. Dialog yang cenderung vulgar ini bisa membuat beberapa orang merasa tak nyaman saat menonton. Tapi bisa dipahami kenapa dialog itu perlu karena untuk menjelaskan kepribadian dari karakter tersebut.

Dari dialog pertengkaran, lamunan Basri, hingga adegan klimaksnya disajikan untuk menggaungkan tema Utama dalam film ini, sebuah protes atas tatanan social yang lazim ada di masyarakat.

4. Bisa Ditonton di Bioskop Online

Lima belas menit tak akan terasa ketika menonton Basri & Salma in a Never-Ending Comedy. Ceritanya padat, meski memang ada beberapa adegan yang bisa dibilang sengaja dibuat lebih. Misteri soal diamnya Basri dan Salma kenapa belum punya anak pun juga akan terjawab kalau menyaksikan sampai akhir. Dengan tetap menyisakan tanya kepada kita, apakah kita adalah Basri dan Salma? Ataukah kita menjadi orang-orang yang menjadikan orang lain seperti Basri dan Salma?

Buat yang pengen nonton Basri & Salma in a Never-Ending Comedy, bisa di Bioskop Online ya! Mari dukung karya asli sineas berbakat Indonesia.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/pit)

Rekomendasi
Trending