Film 'ORANG IKAN' Angkat Mitologi Melayu ke Level Internasional

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Film 'ORANG IKAN' Angkat Mitologi Melayu ke Level Internasional
Credit: Istimewa

Kapanlagi.com - Industri film Indonesia kembali menghadirkan karya yang menjanjikan lewat film horor aksi terbaru berjudul ORANG IKAN. Film ini digarap secara lintas negara oleh Gorylah Pictures, Zhao Wei Films dari Singapura, dan Infinite Studio Indonesia, namun seluruh proses produksinya dilakukan di Indonesia.

Disutradarai oleh Mike Wiluan, film ini tidak hanya menjual ketegangan, tetapi juga mengusung narasi yang berakar pada mitologi lokal dan tragedi sejarah dunia. Film Orang Ikan mengambil latar belakang Perang Dunia II dan menceritakan kisah seorang tentara Jepang dan tawanan perang Inggris yang terdampar di sebuah pulau terpencil.

Mereka kemudian dihadapkan pada makhluk misterius yang merupakan perwujudan dari mitologi laut. Mike menyampaikan bahwa film ini punya pesan kuat tentang kemanusiaan dalam situasi ekstrem.

"Tema yang mendasari film ini adalah tentang kemanusiaan, bagaimana manusia dapat dengan mudah menghancurkan satu sama lain dalam peperangan, tetapi ketika dihadapkan dengan sesuatu yang tidak diketahui dari alam, mereka dapat bekerja sama untuk bertahan hidup," ujar Mike Wiluan.

1. Mitologi Melayu

Lewat ORANG IKAN, Mike ingin mengangkat sosok mitologis yang belum banyak dikenali secara luas, yakni makhluk setengah manusia dan setengah ikan yang berasal dari cerita rakyat Melayu. Film ini menjadi pendekatan berbeda dari cerita rakyat Indonesia yang umumnya berbasis daratan.

"Sebagian besar cerita rakyat di Indonesia berbasis daratan. Selain Nyai Roro Kidul yang merupakan Dewi Laut, Orang Ikan adalah makhluk yang tidak memiliki kekuatan khusus atau hubungan dengan ritual kuno, agama, atau budaya sosial seperti banyak cerita rakyat lainnya," jelasnya.

Sebagai film creature horror dengan pendekatan sinema klasik, Orang Ikan mencoba membawa nuansa baru ke dalam perfilman Asia Tenggara. Mike juga ingin menyampaikan bagaimana konflik dan luka sejarah dapat diolah menjadi kisah reflektif.

"Film Orang Ikan bukan hanya sebuah film horor, tetapi juga sebuah upaya untuk mengangkat cerita rakyat dan mitologi Indonesia ke layar lebar, serta memperkenalkan budaya Indonesia kepada penonton global," kata Mike

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Syuting di Indonesia

Meski merupakan produksi lintas negara, Mike menegaskan bahwa seluruh proses syuting dilakukan di Indonesia, mulai dari Curug Sodong, Sukabumi hingga Studio Infinite di Batam. Film ini pun melibatkan banyak tenaga lokal berbakat di balik layar.

"Kami melakukan syuting di hutan, tebing, gua, dan pantai liar dengan arus yang kuat. Tim pemeran pengganti dan personel keselamatan kami selalu siap sedia," kata Mike.

Film ini juga menghadirkan deretan aktor dan aktris internasional, seperti Dean Fujioka dari Jepang dan Callum Woodhouse dari Inggris. Pemilihan mereka tidak dilakukan secara sembarangan karena berhubungan dengan karakter dalam cerita.

"Kami ingin menampilkan aktor asli dari negara asal. Dean sangat mengenal Indonesia dan berbicara dalam berbagai bahasa serta terbiasa dengan koreografi pertarungan. Callum adalah karakter yang luar biasa yang tidak takut berada dalam situasi sulit," ungkapnya.

3. Tantangan

Salah satu tantangan utama dalam film ini adalah bagaimana merancang dan merealisasikan karakter makhluk utama yang disebut Orang Ikan. Mike menekankan pentingnya desain kostum dan teknik efek khusus yang mendukung karakterisasi makhluk tersebut.

"Saya pernah punya pengalaman dengan prostetik tetapi belum pernah bekerja dengan kostum lengkap dan animatronik sebelumnya," katanya.

Untuk urusan desain makhluk, Mike melibatkan Allan Holt, creature designer asal Amerika, yang menggunakan teknik prostetik dan efek praktis bergaya klasik. Hal ini dilakukan agar tampilan makhluk tampak realistis dan mendukung atmosfer horor yang ingin dibangun.

"Kostum tersebut memiliki sistem pendingin khusus yang sangat mirip dengan pembalap F1. Kostum tersebut juga memiliki animatronik yang sangat sensitif yang memerlukan operator yang terampil," ujar Mike.

Film ORANG IKAN pun sudah lebih dulu mencuri perhatian dunia lewat pemutaran di sejumlah festival film internasional bergengsi. Film ini telah tayang di Tokyo International Film Festival, Singapore International Film Festival, hingga Neuchatel Int’l Fantastic Film Festival di Swiss.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/far/ums)

Rekomendasi
Trending