1. Motivasi Membuat Program

Andien Aisyah mengungkapkan bahwa motivasinya untuk mendirikan sekolah gratis bagi anak-anak pemulung dan pengamen berasal dari rasa syukur yang mendalam atas segala berkah yang telah diterimanya.

"Motivasinya aku ngerasa udah dikasih banyak banget sama Tuhan, sama bumi, aku ngerasa kayak ini waktunya aku untuk berbagi," ungkap Andien saat ditemui di Kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (3/12/2024)

"Aku pun sering ngerasa udah ambil banyak banget dari bumi. Istilahnya manusia sama-sama mengeruk, jadi kalau yang aku hasilkan bisa untuk orang lain juga, kenapa engga?" sambungnya.

2. Kesulitan Membagi Pikiran

Andien mengakui bahwa mendirikan dan mengelola sekolah gratis untuk anak-anak pemulung dan pengamen bukanlah hal yang mudah.

"Pasti ada kerja lelah. Dalam artian, sekarang aku harus membagi pikiran dan tenaga dengan semua yang aku jalani," ungkap Andien.

Meskipun tantangan besar harus dihadapi, Andien merasa bersyukur karena memiliki support system yang solid.

"Untungnya aku punya banyak support system yang membantu aku, terutama membantu untuk menjalankan yayasan ini," tambahnya.

3. Mencari Tenaga Pendidik yang Berkomitmen untuk Sekolah Ini

Andien juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi sejak awal pendirian sekolah gratis untuk anak-anak pemulung dan pengamen mengenai tenaga pendidiknya.

"Waktu dulu saat awal banget, kita berpikir karena banyak banget orang yang mau volunteering. Tapi pada akhirnya, susah juga buat teman-teman volunteer yang punya banyak kegiatan lainnya," ujar Andien.

Ia menambahkan bahwa untuk menjaga keberlanjutan dan komitmen sekolah, mereka membutuhkan tenaga pendidik yang dapat berfokus penuh pada program ini.

"Sementara, kita ingin yang komitmen dan sustainability dari sekolahnya sendiri. Jadi, sekarang ini kita masih nyari tenaga pendidik yang punya komitmen sejalan," sambungnya.

4. Cukup Tertantang Urus Administrasi di Kampung Pemulung

Andien juga berbagi tantangan besar lainnya dalam mendirikan Sekolah Anak Percaya, yaitu banyak anak-anak pemulung dan pengamen yang bahkan tidak memiliki administrasi kependudukan yang sah.

"Tantangan lainnya, jangankan sekolahnya, banyak dari mereka bahkan tidak punya administrasi kependudukan. Jangankan KTP, akta lahir aja gak punya," kata Andien.

Hal ini menjadi hambatan untuk memastikan akses pendidikan yang layak. Untuk itu, Sekolah Anak Percaya tidak hanya fokus pada pendidikan, tetapi juga membantu mengurus administrasi kependudukan mereka.

"Di situ, Sekolah Anak Percaya mengurus sampai administrasi kependudukan mereka juga," lanjutnya.

Itulah motivasi dan tantangan bagi Andien dalam menjalan program sekolah gratis ini. Kalau menurut KLovers, gimana tanggapan adanya sekolah gratis oleh Andien ini?