Buku Kisah Hidup Meutia Hafidz Akan Diluncurkan di Medan

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Adanya peristiwa yang sempat menggemparkan seluruh dunia karena ditahannya dua orang jurnalis asal Indonesia, Meutia Hafidz dan Budiyanto, yang bekerja di Metro TV, di Irak pada tahun 2005 tahun lalu, hingga Presiden SBY turun secara langsung dan keduanya akhirnya dibebaskan. Kini perjalanan hidup itu akan diabadikan menjadi sebuah kisah sejarah. Meutia Hafidz akan segera meluncurkan buku yang berjudul '168 Jam Dalam Sandera' yang diterbitkan oleh penerbit Hikmah, pada bulan September 2007. Buku setebal 280 halaman ini, kini akan diluncurkan di kota Medan, termasuk dilakukan diskusi dan bedah buku tersebut pada tanggal 12 Januari, bertempat di Hotel Arya Duta, Medan, dan pada tanggal 13 Januari akan dilaksanakan di Kampus STIK-P, Jl. Sisingamangaraja, Medan. Kehadiran buku karangan Meutia ini di kota Medan, kiranya bakal mendapat sebuah respon serta memberikan hikmah. "Kehadiran buku ini kiranya mendapat sebuah respon positif dari masyarakat Kota Medan, serta dari buku ini dapat diambil sebuah hikmah agar masyarakat mengetahui sisi kehidupan seorang jurnalis," ungkap Zulfan Efendi, selaku Humas, Kamis (10/1) di Medan. Menurut Zulfan Efendi, pihaknya merasa bersyukur, ternyata Medan dapat dipilih sebagai tempat peluncuran buku Meutia Hafidz ini. "Buku ini telah lama hadir di seluruh Indonesia, tetapi kita bersyukur sekali Medan dapat dipilih sebagai tempat peluncuran dan juga digelarnya acara diskusi bedah buku ini. Hal ini mungkin tidak terlepas juga dari minat baca masyarakat Medan cukup tinggi dan juga tidak terlepas dari pesatnya perkembangan jurnalis di Medan," tutur Zulfan Efendi. Jika membuka buku karangan Meutia yang berjudul '168 Jam Dalam Sandera', ini memang memiliki sarat sebuah hikmah yang dapat dipetik bagaimana liku perjalanan hidup menjadi seorang wartawan, termasuk melakukan liputan ke medan perang demi sebuah tugas dan ini menjadi sebuah resiko jurnalis untuk mendapat sebuah informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat. Tidak salah jika buku ini pun mendapat respon positif dari berbagai pihak, termasuk Presiden SBY pun menorehkan catatan emasnya sebagai kata sambutan karena Presiden SBY memang terlibat secara langsung, beliau dengan sigap segera memberi pernyataan melalui televisi yang menghimbau para penyandera untuk melepaskan kedua wartawan tersebut. 

(Rumah tangga Tasya Farasya sedang berada di ujung tanduk. Beauty vlogger itu resmi mengirimkan gugatan cerai pada suaminya.)

(romulo/kpl)

Rekomendasi
Trending