Demi Cintanya Pada Bumi Dewi Lestari Buang 'Harta Karun'
Diterbitkan:
Kapanlagi.com - Demi cintanya terhadap kelestarian lingkungan terutama masalah global warming (pemanasan bumi) penyanyi dan penulis Dewi Lestari harus rela membuang 'harta karun' miliknya yang selama ini telah memenuhi setiap sudut rumahnya."Sukar membayangkan apa jadinya hidup ini tanpa plastik, cat, deterjen, karet, mesin, bensin dan tanpa fashion. Dan sebagai konsumen sistem perdagangan modern, sejak kita lahir rantai pengetahuan tentang awal dan akhir dari segala sesuatu yang kita konsumsi telah diputus," kata Dewi Lestari di Yogyakarta, Sabtu (22/4).Masyarakat tidak pernah tahu dan tidak dilatih untuk mau tahu ke mana barang-barang tersebut pergi setelah hanya beberapa saat saja digunakan."Kita juga tidak pernah tahu ke mana kemasan styrofoam yang membungkus nasi rames kita pergi, berapa banyak pohon yang ditebang untuk koran yang hanya dibaca setengah jam saja serta beban polutan yang diemban baju semusim yang dibeli secara membabi buta," katanya.Menurut dia, untuk aktivitas harian yang kita lewatkan dengan tanpa berpikir, yang terasa hanya wajar-wajar saja. "Pernahkan kita berhitung bahwa untuk hidup 24 jam kita bisa menghabiskan sumber daya bumi ini berkali-kali lipat berat tubuh kita sendiri," katanya.Ia mengatakan, mengetahui mata rantai tersembunyi ini bisa menimbulkan berbagai reaksi. "Kita bisa frustasi karena terjepit dalam ketergantungan gaya hidup yang tidak bisa kompromi dan juga bisa semakin apatis karena tidak mau pusing," kata penulis buku Supernova ini.Ia mengatakan, sudah saatnya pelajaran IPA dapat dibuat lebih empiris dengan mempelajari hulu dan hilir benda-benda yang kita konsumsi sehingga tanggung jawab akan alam ini telah disosialisasikan sejak kecil."Atas nama kebutuhan satu manusia bisa hidup dengan beberapa pilihan dalam sehari dan atas nama nafsu dan selera seisi bumi tidak akan sanggup memenuhi keinginan satu manusia," katanya.Ia mengatakan, di dunia citra ini, dengan profesi yang mengharuskan banyak tampil di muka publik, dirinya belum bisa mengorbankan keperluan fashion."Namun saya bisa membuat komitmen dengan lemari pakaian yakni baju yang saya miliki tidak boleh melebihi kapasitas lemari sehingga setiap bulan saya dihadapkan pada kenyataan ada baju yang tidak dipakai harus keluar dari lemari," katanya.Bukan hanya baju, tetapi juga buku, pernik rumah, alat dapur, bahkan sabun dan sampo yang masih utuh namun tak pernah disentuh lagi."Alhasil dalam rumah saya ada semacam peti `harta karun` yang berisikan barang yang harus keluar dari peredaran, karena tidak ada lagi unsur manfaat. Dan pada waktu perayaan 17 Agustus di kompleks ada semacam bazaar, jika yang lain menyewa stand untuk berjualan barang baru maka saya satu-satunya penjual barang bekas dan ternyata semua habis terjual," katanya.Ia menambahkan, barang yang tidak bermanfaat lagi bagi kita belum tentu tidak bermanfaat bagi orang lain, karena kebutuhan yang berbeda sehingga dengan pemahaman ini maka peredaran benda-benda tersebut sedikit banyak juga terbatasi dan membantu mengurangi jumlah peredarannya."Masih banyak cara kreatif yang lain untuk memanfaatkan `harta karun` termasuk juga disumbangkan bagi yang tidak mampu. Tetapi yang lebih sukar adalah memulai membuat komitmen pembatasan diri, komitmen dengan rak buku, lemari pakaian, rak dapur, kamar mandi dan pada intinya dengan diri sendiri," katanya.
(Ashanty berseteru dengan mantan karyawannya, dirinya bahkan sampai dilaporkan ke pihak berwajib.)
(kpl/dar)
Darmadi Sasongko
Advertisement
-
Fashion Selebriti Indonesia Potret Cantik Syahnaz Sadiqah Pakai Batik, Pancarkan Pesona Istri Pejabat