Dnanda Tak Lagi Kejar Tren, Pilih Musik 70-80an Demi Jujur pada Diri Sendiri
Diperbarui: Diterbitkan:

Istimewa
Kapanlagi.com - Musisi Dnanda memulai babak baru dalam perjalanan kariernya dengan langkah yang lebih berani dan autentik. Dalam comeback terbarunya, Dnanda memilih untuk meninggalkan pola bermusik yang mengikuti tren dan justru kembali ke akar musikalitas yang ia cintai yakni nuansa musik tahun 70–80an. Keputusan ini bukan tanpa alasan, melainkan hasil dari refleksi panjang mengenai makna kejujuran dalam bermusik.
"Sekarang waktunya buat benar-benar jujur dalam bermusik," ungkap Dnanda.
Pernah mencoba menyesuaikan diri dengan selera pasar dan ekspektasi publik, Dnanda justru merasa semakin terasing dari jati dirinya sendiri. Hal itu membuatnya memutuskan untuk kembali ke esensi awal mengapa ia jatuh cinta pada musik.
Advertisement
"Karena pada akhirnya, musik itu tempat paling jujur buat aku berekspresi. Aku pernah coba menyesuaikan diri dengan tren, pasar, bahkan ekspektasi orang tapi ternyata nggak bikin aku bahagia. Malah bikin aku makin jauh dari inti kenapa dulu aku jatuh cinta sama musik," ujarnya jujur.
1. Jujur Dalam Berkarya
Baginya, karya yang lahir dari kejujuran akan menyentuh hati pendengar secara lebih dalam. Dnanda menegaskan bahwa perubahan arah musikalitas ini bukan semata ingin tampil berbeda. Ia ingin lebih otentik, lebih berani menyampaikan apa yang ia rasakan lewat musik.
"Aku percaya, saat kita jujur di karya kita, yang nyampe ke hati pendengar juga lebih dalam. Aku nggak mau lagi pura-pura kuat, atau ngikutin arus demi diterima. Kalau bisa diterima karena jujur itu jauh lebih bermakna," sambungnya.
Memilih musik era 70-80an sebagai warna utama bukan keputusan yang tiba-tiba. Dnanda mengaku tumbuh dengan musik dari era tersebut. Musisi seperti Rod Stewart, Bryan Adams, Eric Carmen, hingga Peter Cetera menjadi sumber inspirasinya.
"Musik di era itu punya perasaan, punya soul," ucapnya.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Bukan Sekadar Nostalgia
Tak hanya ingin bernostalgia, Dnanda juga berharap bisa memperkenalkan kembali kehangatan musik era lampau kepada generasi baru. Baginya, musik lawas mengandung kedalaman emosional dan lirik yang menyentuh, sesuatu yang kini mulai jarang ditemukan. Ia ingin membawa elemen itu ke tengah arus musik kekinian yang serba cepat dan instan.
Salah satu lagu Dnanda yang mendapat sambutan positif adalah Benar Salah Hanyalah Salah. Lagu ini dianggap banyak pendengar sangat mewakili perasaan mereka, karena dilahirkan dari keresahan dan keikhlasan. Hal ini semakin memperkuat tekad Dnanda untuk tetap berada di jalur musik yang tulus dan penuh makna.
"Ke depannya, entah dengan nuansa 70–80an atau eksplorasi lain, aku pengin tetap konsisten menyampaikan sesuatu yang dekat dengan hati. Bukan sekadar catchy, tapi harus punya rasa," tegasnya.
Advertisement
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/pur/ums)
Advertisement