Geger! Hindia, Lomba Sihir, dan .feast Ditolak Tampil Karena Dituding Satanik - Apa yang Terjadi?
Diperbarui: Diterbitkan:

© KapanLagi.com/Adrian Utama Putra
Kapanlagi.com - Kabar mengejutkan datang dari panggung musik Tanah Air. Penampilan grup musik Hindia, Lomba Sihir, dan .feast di festival Ruang Bermusik 2025 di Tasikmalaya resmi dibatalkan. Pembatalan ini terjadi setelah munculnya penolakan keras dari beberapa organisasi masyarakat (ormas) Islam setempat. Mereka menuding penampilan Hindia, khususnya, mengandung simbol dan narasi yang dianggap satanik atau pemujaan terhadap setan, serta bertentangan dengan nilai syariat Islam.
Tudingan kontroversial ini muncul akibat penggunaan properti panggung dan lirik lagu yang dianggap bermasalah. Meski promotor telah berupaya mediasi, penolakan tetap berlanjut, hingga akhirnya berujung pada keputusan berat ini.
Awal mula permasalahan ini mencuat setelah promotor mengumumkan daftar penampil festival Ruang Bermusik 2025. Nama Hindia, Lomba Sihir, dan .feast yang merupakan daya tarik utama, langsung menjadi sorotan. Beberapa ormas Islam di Tasikmalaya secara terbuka menyatakan penolakan. Mereka menuding adanya unsur 'satanik' dalam penampilan Hindia, terutama terkait visual dan lirik.
Advertisement
Dilansir dari akun X @IndoPopBase pada Senin (14/7), mereka ditolak untuk tampil di Festival Ruang Bermusik 2025 Tasikmalaya - Jawa Barat. Festival itu diketahui akan digelar pada 19-20 Juli 2025 di Lanud Wiriadinata Kota Tasikmalaya.
"Beberapa kelompok di Tasikmalaya menolak .Feast, Hindia, dan Lomba Sihir di Ruang Bermusik 2025 karena dianggap mengandung unsur setan," tulis akun tersebut.
1. Upaya Mediasi yang Gagal
Pihak promotor festival tidak tinggal diam menghadapi penolakan ini. Berbagai upaya mediasi telah dilakukan untuk mencari titik temu dan memastikan acara dapat berjalan lancar.
Namun, penolakan dari ormas setempat tetap kuat dan tidak dapat dibendung. Hal ini memaksa promotor untuk mengambil keputusan sulit demi menjaga kondusivitas acara.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Dampak Komersial dan Perdebatan Publik
Pembatalan ini tentu saja menimbulkan dampak besar, terutama secara komersial bagi penyelenggara dan sponsor festival. Hindia diketahui merupakan salah satu daya tarik utama yang diharapkan mampu menarik banyak penonton.
Kasus ini juga kembali memicu perdebatan publik mengenai kebebasan berekspresi dalam seni dan batasan sensor. Banyak pihak mempertanyakan sejauh mana masyarakat dapat mengintervensi karya seni.
Advertisement
3. Tanggapan dari Kepolisian Setempat
Kepolisian setempat mengonfirmasi adanya laporan dan penolakan dari beberapa organisasi masyarakat terkait penampilan musisi tersebut. Mereka menyatakan telah berupaya memediasi kedua belah pihak demi menjaga ketertiban umum.
Pihak kepolisian menekankan pentingnya menjaga kondusivitas dan keamanan di wilayah Tasikmalaya. Mereka mendukung setiap keputusan yang diambil demi kelancaran dan ketenteraman acara.
4. Baskara Vokalis Hindia Bela Palestina
Di sisi lain, Baskara Putra, vokalis Hindia, dikenal sebagai figur publik yang vokal menyuarakan isu-isu sosial dan kemanusiaan. Ia kerap menunjukkan dukungannya terhadap Palestina dalam berbagai kesempatan.
Sikapnya ini menunjukkan bahwa ia tidak hanya berkreasi lewat musik, tetapi juga memiliki kepedulian tinggi terhadap isu global. Hal ini menjadi bagian dari citra publik Baskara Putra.
5. Bukan Kali Pertama Terjadi
Insiden pembatalan ini bukanlah yang pertama bagi Hindia. Sebelumnya, Hindia juga pernah membatalkan penampilannya di sebuah festival musik di Banda Aceh.
Pembatalan di Aceh juga disebabkan oleh tidak didapatkannya izin keramaian, yang kala itu juga dikaitkan dengan tudingan 'satanik' serupa. Kejadian ini mengindikasikan pola penolakan yang berulang.
6. Masa Depan Kebebasan Berekspresi
Kasus Hindia, Lomba Sihir, dan .feast ini menjadi cerminan tantangan bagi kebebasan berekspresi di Indonesia. Perdebatan antara nilai-nilai agama dan seni terus menjadi sorotan.
Diharapkan ada dialog yang konstruktif untuk mencari jalan tengah. Ini penting agar seniman dapat terus berkarya tanpa harus khawatir akan pembatasan yang tidak proporsional.
Berita Lainnya
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
(kpl/ums)
Advertisement