Kapanlagi.com - Jeremy Thomas, aktor yang cukup senior di dunia sinetron Indonesia, pastilah pernah berhadapan dengan media, baik itu wartawan maupun pihak-pihak lain yang terkait dengan infotainment. Karena pengalaman ini, dirinya mampu berbicara banyak mengenai fatwa haram infotainment oleh MUI.Ditemui di Fountain Lounge, Grand Hyatt, Kamis (29/7), aktor tampan ini lebih mempermasalahkan mengenai tiga hal. Yang pertama adalah keakuratan informasi, penyajian berita, juga sikap para pemburu berita.Menyinggung masalah pertama, buat Jeremy, informasi yang disampaikan harus akurat, tidak spekulatif, dan bisa dipertanggung jawabkan. Jeremy pun memberikan saran, "Saran dari saya jangan terima berita yang sifatnya spekulatif, sebab itu 50 persen benar dan sisanya enggak. Harusnya dicek lagi agar menjadi berita yang layak dan menarik."Mengenai penyajian pun, Jeremy mampu memberikan saran yang akan sangat membantu, "Di luar negeri, Hollywood True Story itu mengupas artis dari daging hingga kulit-kulitnya. Tapi kenapa menarik? Karena mereka menyajikan secara faktual. Jangan menggoreng berita, kulitnya kering dalamnya masih mentah."Selain informasi yang akurat dan penyajiannya, sikap para awak media pun sering disesalkannya, "Jadi mereka (wartawan) juga orang yang suka teriak-teriak di rumah nara sumber meminta keluar. Kalau begitu mereka sama dengan kriminal." Bagaimanapun, Jeremy menganggap bahwa fatwa yang dikeluarkan MUI pasti ada plus dan minusnya. Dia yakin bahwa orang-orang MUI adalah mereka yang intelek dan punya dasar yang baik sehingga mengeluarkan fatwa. Cara terbaik menghindari konflik buat Jeremy, adalah dengan No Comment!