Kapanlagi.com - Mama Lauren, praktisi paranormal kondang, tidak menyukai film-film bertema horor karena cenderung membohongi masyarakat. "Film-film bertema hantu itu tidak mendidik sama sekali, sehingga untuk apa ditonton," kata Mama Lauren di Jakarta, Jum'at (28/1).Menurut dia, banyaknya fenomena film horor di Indonesia terjadi karena masyarakat masih belum rasional sehingga film tersebut amat laku di pasaran."Apa yang digambarkan dalam film-film tersebut amat berlebihan, tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya," katanya.Hantu-hantu yang digambarkan dalam film horor Indonesia tersebut, kata dia, terlalu dibuat-buat sehingga semakin membuat masyarakat penontonnya ketakutan berlebihan."Seharusnya masyarakat Indonesia disajikan tontonan-tontonan yang lebih bermutu, sehingga selain memiliki fungsi menghibur juga dapat menjadi media pendidikan bagi banyak orang," kata dia.Menanggapi banyaknya jasa paranormal yang digunakan dalam pembuatan film bertema horor, Mama Lauren mengatakan hal itu sah-sah saja karena mereka mengatasnamakan diri mereka pribadi."Itu merupakan hak pribadi mereka masing-masing, asalkan tidak ada komersialisasi, seperti misalnya menentukan tarif untuk penggunaan ilmunya," ujar dia.Ia mengatakan, memang dunia paranormal di Indonesia pada tahun-tahun belakangan ini semakin berkembang pesat, tetapi harus tetap diwaspadai banyaknya paranormal palsu yang bermunculan."Paranormal palsu adalah mereka yang tidak benar-benar dengan jujur mempergunakan ilmunya untuk menolong orang lain dan selalu menentukan tarif," ucapnya.Setiap paranormal, menurut Mama Lauren, memiliki caranya masing-masing untuk menolong orang lain."Memang ada yang mempergunakan banyak ritual, tetapi kalau saya hanya mempergunakan mata batin saya untuk melihat sesuatu," kata dia.Dan bagi perempuan yang berulang tahun ke-75 pada tanggal 24 Januari lalu, masalah percaya atau tidak terhadap apa yang ia 'lihat' itu adalah urusan masing-masing orang."Siapa pun boleh percaya atau tidak, karena saya hanya meramalkan, dan tidak menentukan," ujarnya.