Nostalgia Gombloh, Tai Kucing Rasa Coklat

Nostalgia Gombloh, Tai Kucing Rasa Coklat Foto: istimewa

Kapanlagi.com - Oleh: Rita Sugihardiyah"Kalau cinta sudah melekat, tahi kucing rasa coklat"...masih ingat lirik lagu ini? Kita pasti tertawa mendengar sentilan Gombloh dalam lagu berjudul Lepen (lelucon pendek) yang menyentil mereka yang sedang jatuh cinta. Almarhum Gombloh memang seorang musisi yang dikenal kreatif dengan lirik-lirik lagu sederhana tapi menyentuh di masanya. Kala mendengar lagu itu, mereka yang sedang jatuh cinta pasti sepakat dengan pesan yang disampaikan Gombloh. Saat jatuh cinta, semuanya menjadi indah, ada tawa, senyum bahagia, bisikan mesra, kata-kata cinta, dan sejuta pujaan untuk kekasih. Jatuh cinta pun berlanjut dengan bertamu ke rumah kekasih sambil bernyanyi: "Apel pertama kali aku malu-malu/apel kedua kali kupasang strategi/kupegang tanganmu sambil kubercerita/huu...uuuu melambung anganku...". Gombloh menyuarakan kegalauan hati para pria saat kencan pertama dalam lirik lagu Apel. Belum lagi saat Sabtu datang, berdandan rapi demi sang pacar sambil berdendang: "Malam Minggu pukul tujuh aku apel di rumahmu/ku bersiul dan bernyanyi membayangkan dirimu/Becanda dan bercumbu duduk berdua denganmu/duduk berdua denganmu/Tetapi Mimpi Apa Aku Semalam/Kulihat Engkau Duduk Berdua/Bercanda Mesra Dengan Seorang Pria/Kau Cubit Kau Peluk Kau Cium....Laaaa..lalala....lala.."Gombloh pun bermain-main dengan ironisnya cinta meski tetap diiringi dengan musik riang dan jauh dari hati yang sakit dengan lagu Kugadaikan Cintaku. Beda dengan lagu-lagu saat ini yang melihat sakitnya patah hati dengan musik yang melankolis. Dari setiap alunan nada yang dibawakannya, Gombloh selalu membawa unsur riang penuh semangat. Mengenang Gombloh, sama halnya mengenang lagu-lagu lawas 80an dengan musik dan lirik yang sederhana tapi lekat di hati. Maklum, zaman dulu masih jarang musisi maupun selebritis yang cari duit di kerlap-kerlip dunia layar kaca. Tak hanya bicara cinta, Gombloh pun mengajak kita untuk mencintai negeri, mencintai alam yang tak lagi hijau dalam dendang lagunya: "Lestari alamku lestari desaku/Di mana Tuhanku menitipkan aku/Nyanyi bocah-bocah di kala purnama/Nyanyikan pujaan untuk nusa/....Mendengar lagu ini hati terasa syahdu sekaligus trenyuh memikirkan alam kita yang tak lagi hijau. Gombloh tak serta merta memberikan judul yang serius berbicara tentang alam, tapi lebih memilih judul Berita Cuaca, meski lebih populer dengan dikenal orang dengan judul Lestari Alamku. Saat ulang tahun kemerdekaan, kita pun selalu mendengar lagu Kebyar-Kebyar (Indonesia .../Merah Darahku, Putih Tulangku/Bersatu Dalam Semangatmu/Debar Jantungku, Getar Nadiku/Berbaur Dalam Angan-anganmu...) diputar di radio ataupun televisi dengan arasenmen baru. Gombloh tak hanya bisa bermain-main dengan lagu cinta yang jenaka, tapi juga lagu-lagu pembakar nasionalisme.Musisi yang terlahir dengan nama Soedjarwoto Soemarsono ini lahir tepat di hari ini, 14 Juli, 63 tahun silam. Namun kontribusinya di dunia musik tetap terkenang, dengan gayanya yang eksentrik, idealis dan jiwa yang merdeka. Selamat ulang tahun Gombloh, semoga karya-karyamu tetap dilihat dan menginspirasi para musisi muda.      (kpl/rit)

(indonesia/merahdarahkuputihtulangku/bersatudalamsemangatmu/debar)

Rekomendasi
Trending