Kapanlagi.com - Dunia perfilman Indonesia akhir-akhir ini seringkali dicibir oleh pihak-pihak tertentu, karena dianggap telah memuat unsur pornografi di dalamnya. Walau banyak kecaman, namun para produser film tanah air seolah tak bergeming dengan tudingan miring tersebut. Hal itu terbukti dengan makin banyak diproduksinya film-film serupa. Hal ini dikhawatirkan akan merusak citra perfilman Indonesia. "Wah, kalau sampai merusak nggak, itu masalah moral aja. Kalau film itu kan penontonnya macam-macam, penonton diberikan pilihan maka tontonlah sesuai selera Anda. Nggak cuma di Indonesia kok, di mana-mana juga begitu. Ya, kalau nggak suka jangan ditonton, nanti juga nggak dibuat. Kalau dilihat maka akan dibuat juga," kata Paquita Widjaya bicara soal fenomena film yang mengandung unsur pornografi di Universitas Bina Nusantara Internasional, Senin (15/2). Paquita berpendapat bahwa seorang produser dalam membuat film pastilah melihat pada market alias pasar. Dan tentunya, tujuan sebuah film itu dibuat adalah agar ditonton oleh banyak penikmat film. "Orang kan buat film dengan harapan akan dilihat. Tapi basicly pasti dia bikin film itu karena ada marketnya. Jadi saya nggak bisa bicara soal seks ini karena belum lihat, namun kalau secara general nggak tahu juga. Saya dan teman nggak terlalu membahas film yang belum ditonton. Tapi pada dasarnya kalau saya punya opini akan saya berikan," papar Paquita. Sementara, Paquita sendiri mengakui saat ini vakum di dunia perfilman, karena dirinya tengah disibukkan dengan pembuatan iklan di sebuah production house.