Shahnaz Haque Terapkan Demokrasi Dalam Keluarga

Penulis: Darmadi Sasongko

Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Ada beberapa hal yang menjadi kunci bagi keluarga artis Shahnaz Haque dalam mendidik ketiga anaknya, di antaranya mengembangkan demokrasi, berbeda pendapat sekaligus menghormati pendapat orang lain. Sehingga di dalam keluarganya tidak ada kesulitan untuk mengutarakan pendapat baik kepada anggota keluarga yang lain maupun orang-orang di sekitar.Selain itu, istri Gilang Ramadhan ini juga melatih anak-anaknya untuk dekat dengan kaum papa atau kaum yang kurang beruntung. Menurutnya, mereka akan banyak belajar dari kondisi kehidupan yang jauh berbeda dengan yang dialaminya. Mereka juga akan mampu membangun komunikasi dengan orang lain, lingkungan dan masyarakat secara luas."Saya melihat anak-anak itu tidak jadi anak yang jenius, tapi dia harus baik, karena orang jenius itu belum tentu banyak teman. Tapi kalau baik, dia itu banyak teman. Jadi kalau nyari kerjaan gampang, nggak susah," rinci mantan Puteri Indonesia Favorit 1995 itu.Shahnaz Haque yang ditemui di acara seminar Inspiring Parenting Dancow di Putt-Putt Golf, Senayan Jakarta, Kamis (6/11), mengaku sedini mungkin tidak memperkenalkan anak-anak dalam kehidupan yang konsumtif. Tentunya dengan memperkenalkan pilihan-pilihan yang lebih baik, lebih bermanfaat bagi mereka. Anak-anak juga berlatih menentukan pilihan, dan menyelesaikan masalahnya."Anak saya jadi anak berpetualang. Saya nggak pernah bawa anak-anak ke mall. Saya bawa anak-anak ke outbond, main flying fox, mandi di kali, dan banyak yang lain-lain," terang lulusan Fakultas Teknik Sipil UI 1996.Dampak dari pola yang diterapkan dalam keluarganya itu, menurut Shahnaz, anak-anak akhirnya memiliki keberanian dan dewasa. Bahkan memberi pelajaran dan memaksa kedua orang tuanya untuk lebih cerdas menyikapi tingkah mereka."Dia berani bikin salah, karena mereka bisa mempelajari kesalahan. Saya juga harus adil, saya sendiri baru belajar tentang adil sekarang setelah 36 tahun baru tahu arti adil," pungkas artis kelahiran Jakarta, 1 September 1972.    

(Kondisi Fahmi Bo makin mengkhawatirkan, kini kakinya mengalami sebuah masalah hingga tak bisa digerakkan.)

(kpl/buj/dar)

Rekomendasi
Trending