Skandal Artis dan Pejabat (2)
Diperbarui: Diterbitkan:

Kapanlagi.com - Tindak-tanduk pejabat yang menggaet selebriti untuk dijadikan istri siri kembali muncul. Adalah Maria Eva yang dikabarkan menjadi istri siri Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Parepare, Sulawesi Selatan, H Imran Ramli.
Istri sah Imran, Andi Herlina dikabarkan melaporkan suaminya ke polisi atas kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tindak kekerasan itu terjadi karena Andi mendesak suaminya menceraikan Maria Eva yang konon belum lama ini dinikahi secara siri.
Mengenai selebriti yang mau dijadikan istri siri, atau malah ada dijadikan simpanan, sebenarnya bukan hal baru di dunia hiburan. Hal ini pun diiyakan narasumber yang bergiat di dunia management artis. Bahkan jalan perkenalan pejabat dan si artis terbilang mudah, yakni melalui sebuah acara atau event.
"Apa yang dikatakan sebagai hubungan gelap artis dengan pejabat itu kadang bisa dibilang mudah, mengapa? Mereka adakan event terus mereka undang artis dan lewat pertunjukan itu banyak yang terpesona dengan si artis, mungkin lewat gayanya atau mungkin lewat suaranya. Tapi ada juga si artis harus cantik berbody bohay," ujar pria yang enggan disebutkan namanya ini.
Usai event, kadang ada pejabat yang minta ditemani makan malam atau sekedar ngobrol. Sebab tak sedikit mereka yang ingin kenal si artis tersebut. Bila terjadi keakraban, maka mereka terus menjalin komunikasi.
"Kadang ada pejabat yang minta ditemani untuk makan malam atau bertegur sapa. Nah untuk yang seperti ini kita biasanya fleksibel aja, sebab banyak juga pejabat yang mengundang itu tidak mau kalau hanya berbicara dengan management si artis saja. Nah biasanya sih kalau pulang ke Jakarta itu pejabat sering kunjungan atau silaturahmi gitu. Mungkin ketika si artis itu dihinggapi rasa galau, resah kemudian ada pejabat yang masuk. Nah bibit-bibit skandal itu muncul," urainya lagi, Jumat (25/10).
Diakui skandal yang terjadi disebabkan adanya kebutuhan. Entah dari si artis maupun pejabatnya. Apalagi jika event yang dihadiri pejabat sukses dihelat. Maka bonus pada si artis bukan hal yang tabu terjadi.
"Biasanya sebuah skandal itu muasalnya karena nafsu naluriah yang kebablasan ketemu sama keinginan hartawi. Bisa juga kalau kita sukses untuk memeriahkan event yang membuat harum pejabat itu berlanjut sama ngobrol sambil ketemuan di suatu tempat. Kita diberi bonus ini-itu lah. Ya, mobil atau rumah, misalnya loh ya," katanya.
Bahkan jika pun hubungan si artis dan pejabat dari situ, pihaknya tak mau ikut campur. Sebab ia masih terlibat dalam urusan pekerjaan, sementara di luar itu diserahkan pada masing-masing individu.
"Ya dari situ juga bisa berlanjut. Tapi itu semua kembali kepada individu bagaimana menyikapi itu dan di sinilah sikap profesional dan keimanan diuji," jelasnya lagi.
Ia sendiri menduga fenomena ini bakal terus terjadi di ranah hiburan. Apalagi kini tak sedikit orang yang ingin menjadi terkenal hanya melalui jalan pintas. Bahkan pelaku yang mau dijadikan istri siri atau istri simpanan pejabat termasuk kategori ini.
"Tak bisa dipungkiri lagi kalau sekarang ini zamannya instan. Banyak juga motivasi orang menjadi artis itu bukan karena panggilan, bukan karena mereka siap diuji talentanya. Tapi motivasi mereka lebih kepada mendapatkan uang, pengen punya rumah atau hanya ingin terkenal saja," sambungnya.
Belum lagi dengan orang yang memiliki dana sendiri tetapi mau menjadi selebritas yang dengan mudah menggelontorkan uang kendati sebenarnya tidak memiliki potensi bagus.
"Mentas di tivi-tivi sekarang ini banyak ternyata orang yang buat sekedar tampil saja bahkan mau untuk tidak membayar. Dan gilanya lagi, ada yang mau bayar," ucapnya.
Namun biasanya, sambung orang ini, pihak yang mudah menggelontorkan uang demi ketenaran tidak akan berumur panjang di dunia hiburan. Karena mereka mempunyai motivasi lain sedari awal.
"Mereka ini kan cuma mau sekedar jual tampang saja kemudian terkenal dan dari situ banyak yang mimpi kalau nanti sudah terkenal pasti ada orang yang punya banyak duit bakal megang mereka. Istilahnya si instan itu bakal dijadiin simpanan. Yang seperti ini biasanya tidak bakal lama bertahan di dunia entertainment. Sebab mereka ingin menjadi artis tanpa motivasi atau panggilan dan tidak punya hal pengembangan kreativitas. Murni usaha mereka instan, uang dan harta," tuturnya.
Sedangkan di mancanegara fenomena pejabat menjadikan selebriti sebagai simpanan justru kerap terdengar di negara-negara yang menganut sistem demokrasi dengan pola yang nyaris sama. Bahkan skandal itu dapat menjatuhkan pejabat tersebut dari jabatannya.
"Skandal bisa menjatuhkan pejabat lantaran ia dianggap melanggar nilai keluarga inti dengan mengkhianati istri dan anaknya. Sebagai contoh, Mark Sanford, yang namanya sempat terlontar sebagai calon Presiden Partai Republik 2012, langsung jatuh reputasinya lantaran disinyalir mengunjungi pacar gelapnya di Argentina dan hilang dari peredaran," terang sosiolog Devi Rahmawati, Sabtu (26/10).
Sementara pengamat dunia entertain Ilham Bintang mengatakan factor hedonisme menjadi salah satu pemicu orang yang ingin menjadi terkenal dengan cara pintas. Dengan menggaet pejabat maka dengan mudah orang ini dapat memenuhi keinginan memiliki berbagai barang yang diimpikan. Apalagi jika dari sisi ekonomi si artis ini yang pas-pasan.
"Mungkin karena faktor hedonisme bertemu dengan keinginan instan dari si artis yang mewujudkan impiannya ingin mobil mewah, ingin rumah, ingin belanja ini itu dan semuanya itu kan bisa dipenuhi oleh orang-orang yang benar-benar sudah mapan, sudah punya harta. Orang- orang tersebut itu kan biasanya sudah memiliki keluarga. Dan si artis yang bener bener memiliki impian dan keinginan instan itu bisa jadi dari latar belakang orang biasa saja atau tidak memiliki apa-apa," urainya, Senin (28/10).
Namun ada pula tindakan tersebut terjadi karena si artis terpaku dengan penilaian masyarakat bahwa sebagai selebritas baru akan dilihat bila telah mempunyai kendaraan atau tempat tinggal mewah. Hal tersebut biasanya terjadi pada artis yang kurang pemahaman dari segi agama dan pendidikan.
"Impian itu coba diwujudkan karena penilaian public, seperti artis itu mobilnya harus mewah, rumahnya harus megah, hartanya harus berlimpah. Penilaian-penilaian itu bila muncul dalam pemikiran artis, yang mungkin secara pemikiran, secara kualitas biasa-biasa saja. Di mana pendidikannya juga kurang, pemahaman agamanya juga kurang, akan terpicu oleh apa yang dianggapan publik tadi. Dan jalan instannya ya itu, dengan pejabat lah," imbuh Ilham.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
(kpl/rod/dis/dew)
Editor KapanLagi.com
Advertisement