Cara Menanam Daun Salam: Panduan Lengkap di Pot, Polybag, dan Tanah Terbuka

Cara Menanam Daun Salam: Panduan Lengkap di Pot, Polybag, dan Tanah Terbuka
cara menanam daun salam (credit:Image by AI)

Kapanlagi.com - Daun salam merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang sangat populer di Indonesia karena aromanya yang khas. Menanam daun salam di rumah memberikan kemudahan akses terhadap bumbu segar sekaligus menghemat pengeluaran belanja dapur.

Tanaman ini tergolong mudah dibudidayakan dan dapat tumbuh baik di berbagai media tanam. Cara menanam daun salam bisa dilakukan melalui beberapa metode, mulai dari biji, stek batang, hingga pemisahan akar atau anakan.

Keunggulan menanam daun salam sendiri adalah kontrol penuh terhadap proses perawatan tanpa penggunaan pestisida kimia berbahaya. Tanaman ini juga memiliki daya tahan yang baik terhadap berbagai kondisi iklim tropis, sehingga cocok untuk ditanam di pekarangan rumah maupun dalam wadah terbatas seperti pot dan polybag.

1. Mengenal Tanaman Daun Salam dan Manfaatnya

Mengenal Tanaman Daun Salam dan Manfaatnya (c) Ilustrasi AI

Daun salam (Syzygium polyanthum) adalah tanaman asli Asia Tenggara yang telah lama dimanfaatkan sebagai bumbu masakan dan tanaman obat keluarga. Pohon daun salam dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 25 meter di habitat alaminya, namun dalam budidaya rumahan biasanya dipangkas agar tetap dalam ukuran yang mudah dikelola. Daunnya berbentuk lonjong dengan ujung meruncing, memiliki aroma harum khas yang menjadi ciri utama tanaman ini.

Selain sebagai bumbu dapur, daun salam memiliki berbagai khasiat kesehatan yang telah dikenal secara turun-temurun. Daun ini mengandung senyawa aktif seperti flavonoid, tanin, dan minyak atsiri yang bermanfaat untuk kesehatan. Dalam pengobatan tradisional, daun salam sering digunakan untuk membantu mengatasi berbagai keluhan seperti masalah pencernaan, menurunkan kadar gula darah, serta membantu mengontrol tekanan darah tinggi.

Budidaya tanaman daun salam di pekarangan rumah termasuk dalam kategori Tanaman Obat Keluarga (TOGA) yang direkomendasikan. Tanaman ini tidak memerlukan perawatan intensif dan dapat beradaptasi dengan baik di berbagai kondisi lingkungan. Pohon daun salam dapat ditanam dari biji atau stek batang di pekarangan rumah, dan membutuhkan sinar matahari penuh atau sebagian untuk pertumbuhan optimal.

Keuntungan membudidayakan daun salam sendiri adalah ketersediaan bumbu segar setiap saat tanpa perlu membeli. Tanaman ini juga memiliki nilai estetika yang baik dengan dedaunan hijau mengkilap yang dapat mempercantik halaman rumah. Dengan pemahaman yang tepat tentang cara menanam daun salam, siapa pun dapat memulai budidaya tanaman bermanfaat ini di rumah.

2. Persiapan Media Tanam untuk Daun Salam

Persiapan Media Tanam untuk Daun Salam (c) Ilustrasi AI

Persiapan media tanam yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam budidaya daun salam. Media tanam yang baik harus memiliki struktur gembur, drainase optimal, dan kaya akan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Komposisi media tanam yang ideal akan mendukung pertumbuhan akar yang sehat dan perkembangan tanaman yang maksimal.

  1. Komposisi Media Tanam Dasar: Campurkan tanah kebun (ambil lapisan atas yang subur), pupuk kandang atau kompos, dan arang sekam dengan perbandingan 2:1:1. Tanah kebun menyediakan struktur dasar dan mineral, pupuk organik memberikan nutrisi, sedangkan arang sekam meningkatkan porositas dan drainase media tanam.
  2. Alternatif Komposisi untuk Pot: Untuk penanaman dalam pot atau polybag, gunakan campuran tanah ringan, kompos atau pupuk kandang, dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Komposisi ini lebih ringan namun tetap subur, cocok untuk wadah terbatas yang memerlukan media dengan drainase lebih baik.
  3. Pengayakan Media Tanam: Sebelum digunakan, ayak semua komponen media tanam untuk menghilangkan batu, akar-akar tua, dan kotoran lainnya. Proses pengayakan menghasilkan tekstur media yang lebih halus dan merata, memudahkan penetrasi akar muda tanaman daun salam.
  4. Sterilisasi Media (Opsional): Untuk mencegah penyakit dan hama tanah, media tanam bisa dijemur di bawah sinar matahari selama 2-3 hari. Proses ini membantu membunuh patogen dan telur hama yang mungkin ada dalam tanah, terutama penting untuk penanaman dari biji atau bibit muda.
  5. Penambahan Pupuk Dasar: Campurkan pupuk NPK dengan dosis rendah (sekitar 5 gram per 10 kg media tanam) sebagai pupuk dasar. Pupuk ini memberikan nutrisi awal yang dibutuhkan tanaman untuk fase pertumbuhan awal, namun jangan berlebihan karena dapat merusak akar muda.
  6. Pengaturan pH Media: Daun salam tumbuh optimal pada pH tanah 6,0-7,0 (netral hingga sedikit asam). Jika tanah terlalu asam, tambahkan kapur pertanian secukupnya, sedangkan untuk tanah yang terlalu basa dapat ditambahkan belerang atau kompos.
  7. Pematangan Media Tanam: Setelah semua bahan tercampur rata, siram media tanam hingga lembab dan diamkan selama 3-7 hari sebelum digunakan. Proses pematangan ini memungkinkan mikroorganisme mengurai bahan organik dan menstabilkan kondisi media tanam.

Media tanam yang telah disiapkan dengan baik akan memberikan fondasi kuat bagi pertumbuhan tanaman daun salam. Investasi waktu dalam persiapan media tanam akan terbayar dengan pertumbuhan tanaman yang lebih sehat dan produktif dalam jangka panjang.

3. Cara Menanam Daun Salam dari Biji

Cara Menanam Daun Salam dari Biji (c) Ilustrasi AI

Menanam daun salam dari biji merupakan metode yang paling ekonomis meskipun memerlukan waktu lebih lama hingga tanaman produktif. Biji daun salam dapat diperoleh dari buah yang telah matang sempurna, ditandai dengan warna ungu kehitaman. Metode ini cocok bagi yang ingin membudidayakan daun salam dalam jumlah banyak dengan biaya minimal.

  1. Pemilihan dan Pengambilan Biji: Pilih buah daun salam yang telah matang sempurna dari pohon yang sehat dan produktif. Ambil biji dari dalam buah, bersihkan dari daging buah dengan air mengalir, lalu keringkan di tempat teduh selama 1-2 hari. Biji yang baik memiliki ukuran besar, penuh, dan tidak keriput.
  2. Penyemaian Biji: Siapkan wadah semai berupa baki atau pot kecil yang telah diisi media semai halus (campuran tanah dan kompos 1:1). Tanam biji dengan kedalaman sekitar 1-2 cm, posisi biji diletakkan mendatar atau sedikit miring. Tutup dengan lapisan tipis media tanam dan siram perlahan hingga lembab.
  3. Perawatan Masa Perkecambahan: Letakkan wadah semai di tempat yang teduh namun tetap mendapat cahaya tidak langsung. Jaga kelembaban media dengan menyiram 1-2 kali sehari menggunakan sprayer agar tidak merusak posisi biji. Proses perkecambahan biasanya memakan waktu 2-4 minggu tergantung kondisi lingkungan.
  4. Pemindahan ke Polybag: Setelah bibit memiliki 4-6 helai daun sejati (usia sekitar 2-3 bulan), pindahkan ke polybag ukuran sedang (diameter 15-20 cm). Lakukan pemindahan pada sore hari untuk mengurangi stres pada tanaman, dan siram segera setelah pemindahan.
  5. Aklimatisasi Bibit: Bibit yang baru dipindahkan perlu masa adaptasi selama 1-2 minggu di tempat teduh. Secara bertahap, pindahkan ke lokasi dengan intensitas cahaya lebih tinggi agar tanaman terbiasa dengan kondisi lingkungan permanen nantinya.
  6. Pemupukan Bibit: Mulai berikan pupuk organik cair dengan konsentrasi rendah (setengah dosis anjuran) setelah bibit berusia 3 bulan. Pemupukan dilakukan setiap 2 minggu sekali untuk mendukung pertumbuhan vegetatif yang optimal.
  7. Pemindahan ke Lokasi Permanen: Setelah bibit mencapai tinggi 30-40 cm (usia sekitar 6-8 bulan), tanaman siap dipindahkan ke pot besar atau ditanam langsung di tanah terbuka. Cara menanam daun salam dari biji memang memerlukan kesabaran, namun menghasilkan tanaman yang lebih kuat dan berumur panjang.

4. Cara Menanam Daun Salam dari Stek Batang

Cara Menanam Daun Salam dari Stek Batang (c) Ilustrasi AI

Metode stek batang merupakan cara paling populer dan efektif untuk memperbanyak tanaman daun salam. Teknik ini lebih cepat menghasilkan tanaman produktif dibandingkan dari biji, biasanya hanya memerlukan waktu 1-2 tahun hingga dapat dipanen. Stek batang juga menjamin tanaman baru memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.

Pemilihan bahan stek sangat menentukan keberhasilan penanaman. Pilih batang dari pohon induk yang sehat, produktif, dan bebas dari hama penyakit. Batang yang ideal untuk stek adalah cabang yang sudah berkayu namun tidak terlalu tua, berdiameter sekitar 1-2 cm, dengan panjang 20-30 cm. Batang yang terlalu muda cenderung mudah busuk, sedangkan yang terlalu tua sulit membentuk akar baru.

Proses pemotongan stek sebaiknya dilakukan pada pagi hari saat kandungan air dalam batang masih tinggi. Gunakan pisau atau gunting stek yang tajam dan steril untuk menghindari infeksi. Potong batang dengan sudut miring sekitar 45 derajat pada bagian bawah untuk memperluas area pembentukan akar, sedangkan bagian atas dipotong lurus. Sisakan 3-5 mata tunas pada setiap batang stek, dan buang sebagian besar daun untuk mengurangi penguapan, sisakan hanya 2-3 helai daun di bagian atas.

Sebelum ditanam, rendam bagian bawah stek dalam larutan hormon perangsang akar (rootone atau sejenisnya) selama 5-10 menit untuk meningkatkan persentase keberhasilan. Jika tidak tersedia hormon komersial, dapat menggunakan air kelapa muda atau larutan bawang merah sebagai alternatif alami. Tancapkan stek sedalam 10-15 cm ke dalam media tanam yang telah disiapkan dalam polybag atau pot. Padatkan media di sekitar stek agar berdiri tegak dan stabil.

Perawatan stek pada fase awal sangat krusial untuk keberhasilan. Letakkan stek di tempat teduh dengan kelembaban tinggi, bisa dibuat sungkup plastik untuk menjaga kelembaban. Siram secara rutin 2 kali sehari namun jangan sampai media terlalu basah karena dapat menyebabkan pembusukan. Tanda-tanda stek mulai berakar adalah munculnya tunas baru, biasanya setelah 4-8 minggu. Setelah akar terbentuk dengan baik, secara bertahap pindahkan tanaman ke lokasi dengan cahaya lebih banyak untuk proses aklimatisasi sebelum dipindah ke lokasi permanen.

5. Cara Menanam Daun Salam di Pot dan Polybag

Cara Menanam Daun Salam di Pot dan Polybag (c) Ilustrasi AI

Penanaman daun salam dalam wadah seperti pot atau polybag menjadi solusi ideal bagi yang memiliki lahan terbatas. Metode ini memungkinkan budidaya tanaman daun salam di balkon, teras, atau halaman sempit dengan hasil yang tetap optimal. Keuntungan menanam dalam wadah adalah kemudahan dalam pemeliharaan, mobilitas tanaman, dan kontrol yang lebih baik terhadap kondisi media tanam.

  1. Pemilihan Wadah yang Tepat: Gunakan pot atau polybag berukuran minimal 40 cm (diameter) x 50 cm (tinggi) untuk tanaman dewasa. Wadah harus memiliki lubang drainase yang cukup di bagian bawah untuk mencegah genangan air. Pot dari bahan tanah liat atau plastik tebal lebih direkomendasikan karena tahan lama dan memiliki sirkulasi udara yang baik.
  2. Persiapan Wadah Tanam: Sebelum diisi media, letakkan pecahan genteng atau kerikil di dasar pot sebagai lapisan drainase setebal 3-5 cm. Lapisan ini mencegah akar terendam air dan memastikan kelebihan air dapat keluar dengan lancar. Tambahkan lapisan pasir kasar setebal 2 cm di atas lapisan drainase untuk penyaringan lebih baik.
  3. Pengisian Media Tanam: Isi wadah dengan media tanam yang telah disiapkan hingga sekitar 3/4 bagian pot. Sisakan ruang sekitar 5-10 cm dari bibir pot untuk memudahkan penyiraman dan mencegah media tumpah. Padatkan media secara perlahan sambil disiram agar tidak ada rongga udara yang berlebihan.
  4. Penanaman Bibit: Buat lubang tanam di tengah pot dengan kedalaman sesuai ukuran akar atau polybag bibit. Keluarkan bibit dari wadah semai dengan hati-hati, usahakan akar dan media di sekitarnya tidak rusak. Masukkan bibit ke lubang tanam, atur posisinya tegak, lalu timbun dengan media tanam sambil dipadatkan perlahan.
  5. Penyiraman Awal: Setelah penanaman, siram tanaman hingga air keluar dari lubang drainase. Penyiraman awal ini penting untuk menghilangkan rongga udara dan memastikan kontak yang baik antara akar dengan media tanam. Letakkan pot di tempat teduh selama 3-5 hari untuk masa adaptasi.
  6. Penempatan Pot: Setelah masa adaptasi, pindahkan pot ke lokasi yang mendapat sinar matahari minimal 4-6 jam per hari. Cara menanam daun salam di pot memerlukan perhatian pada rotasi posisi pot setiap 2-3 minggu agar pertumbuhan tanaman merata dan tidak condong ke satu arah.
  7. Perawatan Rutin: Lakukan penyiraman 1-2 kali sehari tergantung kondisi cuaca, lebih sering saat musim kemarau. Berikan pupuk organik cair setiap 2 minggu sekali atau pupuk kandang padat setiap 2-3 bulan sekali. Pangkas cabang yang terlalu rimbun untuk menjaga sirkulasi udara dan bentuk tanaman tetap rapi.

Penanaman daun salam dalam pot atau polybag memerlukan perhatian lebih pada penyiraman dan pemupukan karena volume media yang terbatas. Namun dengan perawatan yang tepat, tanaman dapat tumbuh subur dan produktif layaknya ditanam di tanah terbuka.

6. Cara Menanam Daun Salam di Tanah Terbuka

Cara Menanam Daun Salam di Tanah Terbuka (c) Ilustrasi AI

Penanaman daun salam di tanah terbuka atau lahan kebun memberikan ruang pertumbuhan optimal bagi tanaman untuk berkembang maksimal. Metode ini cocok bagi yang memiliki halaman atau pekarangan cukup luas dan menginginkan pohon daun salam berukuran besar yang produktif. Tanaman yang ditanam langsung di tanah cenderung lebih kuat, tahan terhadap kondisi ekstrem, dan memiliki umur produktif lebih panjang.

Pemilihan lokasi tanam menjadi faktor penting dalam keberhasilan budidaya di tanah terbuka. Pilih area yang mendapat sinar matahari penuh atau minimal 6-8 jam per hari, karena daun salam membutuhkan cahaya cukup untuk pertumbuhan optimal. Lokasi sebaiknya tidak tergenang air saat musim hujan dan memiliki drainase yang baik. Hindari menanam terlalu dekat dengan bangunan atau tanaman besar lainnya yang dapat menghalangi sinar matahari dan menghambat pertumbuhan.

Persiapan lahan dimulai dengan pembersihan area tanam dari gulma, bebatuan, dan sisa-sisa tanaman lain. Gemburkan tanah dengan cangkul atau garpu tanah hingga kedalaman 40-50 cm untuk memudahkan penetrasi akar. Buat lubang tanam berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm, jarak antar lubang minimal 3-4 meter jika menanam lebih dari satu pohon. Lubang tanam yang cukup besar memberikan ruang bagi akar untuk berkembang dengan leluasa pada tahun-tahun pertama pertumbuhan.

Campurkan tanah galian dengan pupuk kandang atau kompos matang dengan perbandingan 1:1, tambahkan juga sekitar 100-200 gram pupuk NPK sebagai pupuk dasar. Masukkan kembali campuran media ini ke dalam lubang tanam hingga setengah bagian, lalu biarkan selama 1-2 minggu agar pupuk terurai sempurna. Proses ini mencegah akar tanaman terbakar akibat panas dari proses dekomposisi pupuk organik yang masih segar.

Saat penanaman, keluarkan bibit dari polybag dengan hati-hati, usahakan akar dan media di sekitarnya tetap utuh. Letakkan bibit di tengah lubang tanam dengan posisi tegak, pastikan kedalaman tanam sama dengan kedalaman bibit di polybag sebelumnya. Timbun dengan sisa media tanam sambil dipadatkan perlahan, buat cekungan di sekeliling batang untuk menampung air siraman. Siram dengan air secukupnya hingga media tanam basah merata, lalu pasang ajir atau penyangga jika diperlukan untuk menjaga tanaman tetap tegak terutama saat angin kencang.

7. Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Daun Salam

Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman Daun Salam (c) Ilustrasi AI

Perawatan yang konsisten dan tepat akan menghasilkan tanaman daun salam yang sehat, produktif, dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Meskipun tergolong tanaman yang mudah dirawat, perhatian pada aspek-aspek dasar pemeliharaan tetap diperlukan untuk hasil optimal. Pemahaman tentang kebutuhan tanaman pada setiap fase pertumbuhan akan membantu dalam menentukan perlakuan yang sesuai.

  1. Penyiraman yang Tepat: Tanaman muda memerlukan penyiraman rutin 2 kali sehari (pagi dan sore), sedangkan tanaman dewasa cukup 1 kali sehari atau disesuaikan dengan kondisi cuaca. Pada musim hujan, kurangi frekuensi penyiraman untuk mencegah akar busuk. Gunakan air bersih dan hindari penyiraman pada siang hari yang terik karena dapat menyebabkan stres pada tanaman.
  2. Pemupukan Berkala: Berikan pupuk organik (kompos atau pupuk kandang) setiap 2-3 bulan sekali dengan cara menaburkan di sekeliling batang lalu diaduk dengan tanah. Pupuk NPK dapat diberikan setiap 4-6 bulan sekali dengan dosis 50-100 gram per tanaman tergantung ukuran. Pemupukan sebaiknya dilakukan setelah penyiraman atau saat tanah dalam kondisi lembab untuk menghindari akar terbakar.
  3. Penyiangan Gulma: Bersihkan gulma yang tumbuh di sekitar tanaman secara rutin, minimal 2 minggu sekali. Gulma dapat menjadi kompetitor dalam penyerapan nutrisi dan air, serta menjadi tempat persembunyian hama. Lakukan penyiangan dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman daun salam yang berada di permukaan tanah.
  4. Pemangkasan: Lakukan pemangkasan cabang yang terlalu rimbun, kering, atau terserang penyakit untuk menjaga sirkulasi udara dan bentuk tanaman. Pemangkasan juga merangsang pertumbuhan tunas baru yang lebih produktif. Gunakan alat pemangkas yang tajam dan steril, lakukan pada pagi hari, dan oleskan fungisida pada bekas luka pangkasan untuk mencegah infeksi.
  5. Pengendalian Hama dan Penyakit: Periksa tanaman secara rutin untuk mendeteksi serangan hama seperti kutu daun, ulat, atau tungau. Untuk pengendalian, gunakan pestisida nabati seperti larutan bawang putih, cabai, atau daun mimba yang lebih aman. Jika serangan parah, gunakan pestisida kimia sesuai dosis anjuran dengan memperhatikan masa tunggu panen.
  6. Mulsa atau Penutup Tanah: Aplikasikan mulsa organik seperti jerami, sekam padi, atau serbuk kayu di sekeliling tanaman setebal 5-10 cm. Mulsa membantu menjaga kelembaban tanah, menekan pertumbuhan gulma, dan menambah bahan organik saat terurai. Ganti mulsa setiap 2-3 bulan atau saat sudah terurai sempurna.
  7. Monitoring Pertumbuhan: Catat perkembangan tanaman secara berkala, termasuk tinggi tanaman, jumlah cabang, dan kondisi kesehatan umum. Monitoring membantu mendeteksi masalah sejak dini dan mengevaluasi efektivitas perawatan yang telah dilakukan. Sesuaikan strategi perawatan berdasarkan respons tanaman terhadap perlakuan yang diberikan.

Perawatan tanaman daun salam yang konsisten akan menghasilkan panen daun berkualitas tinggi dengan aroma kuat. Tanaman yang sehat juga lebih tahan terhadap kondisi lingkungan ekstrem dan memiliki umur produktif yang panjang, bahkan bisa mencapai puluhan tahun dengan perawatan yang baik.

8. FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan) (c) Ilustrasi AI

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk panen daun salam?

Waktu panen daun salam tergantung metode perbanyakan yang digunakan. Jika ditanam dari stek batang, daun dapat mulai dipanen setelah tanaman berusia 8-12 bulan dengan cara memetik daun secara selektif. Untuk tanaman dari biji, biasanya memerlukan waktu lebih lama sekitar 1,5-2 tahun hingga tanaman cukup besar untuk dipanen. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun mengering, pilih daun yang sudah tua dan berwarna hijau tua untuk aroma yang lebih kuat.

Apakah daun salam bisa ditanam di dalam ruangan?

Daun salam kurang cocok ditanam di dalam ruangan karena membutuhkan sinar matahari langsung minimal 4-6 jam per hari untuk pertumbuhan optimal. Namun, jika terpaksa menanam di dalam ruangan, letakkan pot di dekat jendela yang mendapat cahaya matahari cukup atau gunakan lampu grow light sebagai pengganti. Pastikan juga sirkulasi udara baik dan lakukan rotasi pot secara berkala agar semua bagian tanaman mendapat cahaya merata.

Bagaimana cara mengatasi daun salam yang menguning?

Daun menguning pada tanaman daun salam bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti kekurangan nutrisi, penyiraman berlebihan, atau serangan hama penyakit. Untuk mengatasinya, periksa kondisi media tanam apakah terlalu basah atau kering, sesuaikan frekuensi penyiraman. Berikan pupuk organik atau NPK untuk menambah nutrisi, dan periksa ada tidaknya hama di bagian bawah daun. Buang daun yang sudah menguning parah dan perbaiki kondisi perawatan secara keseluruhan.

Apakah tanaman daun salam memerlukan pemangkasan rutin?

Pemangkasan rutin sangat dianjurkan untuk menjaga bentuk tanaman tetap rapi dan merangsang pertumbuhan cabang baru yang lebih produktif. Lakukan pemangkasan setiap 3-4 bulan sekali dengan memotong cabang yang terlalu panjang, rimbun, atau pertumbuhannya tidak beraturan. Pemangkasan juga membantu meningkatkan sirkulasi udara di dalam tajuk tanaman sehingga mengurangi risiko serangan penyakit jamur. Gunakan alat pemangkas yang tajam dan steril untuk hasil terbaik.

Berapa ukuran pot minimal untuk menanam daun salam?

Ukuran pot minimal untuk menanam daun salam adalah diameter 30 cm dengan tinggi 40 cm untuk tanaman muda atau fase awal pertumbuhan. Namun untuk pertumbuhan optimal dan tanaman dewasa yang produktif, disarankan menggunakan pot berdiameter minimal 40-50 cm dengan tinggi 50-60 cm. Pot yang terlalu kecil akan membatasi pertumbuhan akar dan menghambat perkembangan tanaman secara keseluruhan, sehingga perlu dilakukan repotting atau pemindahan ke pot lebih besar seiring pertumbuhan tanaman.

Apakah daun salam bisa tumbuh dari akar atau anakan?

Ya, daun salam dapat diperbanyak melalui pemisahan anakan atau tunas yang tumbuh di sekitar pohon induk. Cara ini tergolong mudah dan tingkat keberhasilannya cukup tinggi karena anakan sudah memiliki sistem perakaran sendiri. Pilih anakan yang sudah cukup besar (tinggi minimal 20-30 cm) dan memiliki akar yang jelas, pisahkan dengan hati-hati dari induknya menggunakan pisau tajam. Tanam anakan di media tanam yang telah disiapkan, lakukan perawatan intensif pada minggu-minggu awal hingga tanaman benar-benar mapan.

Bagaimana cara menyimpan biji daun salam agar tetap berkualitas?

Biji daun salam memiliki daya simpan yang relatif pendek, idealnya ditanam segera setelah diambil dari buah untuk tingkat perkecambahan terbaik. Jika perlu disimpan, bersihkan biji dari daging buah, keringkan di tempat teduh selama 1-2 hari, lalu simpan dalam wadah tertutup di tempat sejuk dan kering. Biji dapat bertahan hingga 2-3 bulan dengan daya kecambah yang masih baik, namun semakin lama disimpan persentase perkecambahannya akan menurun. Hindari menyimpan biji di tempat lembab atau terkena sinar matahari langsung karena dapat merusak viabilitas biji.

Yuk, baca artikel seputar panduan dan cara menarik lainnya di Kapanlagi.com. Kalau bukan sekarang, KapanLagi?

(kpl/vna)

Rekomendasi
Trending