Michael Moore Harapkan Filmnya Memicu Perubahan Rezim

Kapanlagi.com - Sutradara spesialis pembuat film dokumenter, Michael Moore, setelah merilis FAHRENHEIT 9/11 di Amerika berharap peredaran global film karyanya ini akan memacu "perubahan rezim" di Australia dan Jepang dan memacu kebebasan berpendapat di negara-negara lebih represif seperti China, demikian dikutip dari AFP (Agence France Presse).

Pada jumpa pers dengan sejumlah wartawan asing di New York, Moore mengatakan film arahannya tersebut akan mendukung orang dalam semua negara demokratis yang telah mendukung Amerika Serikat berperang di Irak untuk melengserkan para pemimpinnya dari jabatannya.

Film dokumenter kontroversial FAHRENHEIT 9/11 yang merupakan film dokumenter terlaris sepanjang masa di Amerika Serikat, dengan Moore mengkritik kebijakan Presiden AS George W. Bush terhadap Irak dan menonjolkan makin berkurangnya hak sipil Amerika di tengah perang melawan terorisme. Film berbujet US$6 juta ini telah mencapai pendapatan total US$60.1 juta di box office Amerika dan bisa melambung hingga US$100 juta.

Sejauh ini, FAHRENHEIT 9/11 disambut antusias para penggemar film di Prancis, dimana warga maupun pemerintahannya menentang perang di Irak. Tetapi sebagaimana sikap kritis dari negeri Napoleon ini tak luput pula khususnya pada produk buatan Amerika.

Bahkan filsof terkemuka Prancis, Bernard-Henri Levy, menyebut film ini 'tak jujur', "Ketika Michael Moore menggambarkan Irak, sebelum intervensi Amerika, sebagai tempat teduh kedamaian dan kebahagiaan, di mana orang menerbangkan layang-layang … tak ada itu," kata Levy melalui stasiun radio RTL.

Levy menegaskan bahwa ia menentang perang di Irak dan menganggap Bush adalah 'malapetaka bagi Amerika', tapi ia menambahkan, "Saddam Hussein juga seorang diktator mengerikan. Itu yang tak ada dalam film Michael Moore."

Sang sutradara argumentatif ini khususnya mengkritik Perdana Menteri Inggris dan Australia, Tony Blair dan John Howard, bersama para kepala negara Jepang dan Italia, yang bersekutu dengan Bush.

"Yang membingungkan bagi saya adalah bagaimana seseorang seperti John Howard bisa bekerjasama dengan George W. Bush," kata Moore, "Ia (Howard) tampak memiliki separuh otak … Sungguh memalukan!"

Australia adalah sekutu kuat Amerika dalam perang Irak, dengan mengerahkan 2000 tentara Australia, dan 850 di antaranya masih berada di sana sampai sekarang. "Saya berharap warga Australia yang menyaksikan film ini akan mengatakan pada diri sendiri, kami memerlukan perubahan rezim di negeri kami," katanya.

Moore mengumumkan bahwa ia takkan mempromosikan film arahannya di mancanegara, mengingat ia ingin tetap berada di Amerika Serikat dan memikirkan "misinya" mendepak Bush dari Gedung Putih pada pilpres AS, 2 November mendatang.

Menanggapi pertanyaan seorang wartawan Jepang, Moore mengatakan bahwa warga Jepang dikhianati keputusan pemerintahannya untuk mengerahkan 550 tentara di Samawa di selatan Irak hingga Desember mendatang. "Untuk melihat warga Anda terlibat dengan cara ini adalah menyedihkan. Sungguh memalukan," katanya.

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

(dis/dar)

Rekomendasi
Trending