Michael Moore Meraih Palme d'Or Festival Film Cannes

Kapanlagi.com - FILM dokumenter FAHRENHEIT 9/11 karya Michael Moore yang menonjolkan pandangan politik dalam festival Cannes 2004 telah dianugrahi Palme d'Or sebagai Film Terbaik, demikian dikutip dari AP (Associated Press). Pesan dari film dokumenter tersebut, bahwa kebijakan luar negeri pemerintahan Presiden George W. Bush sejak serangan teroris 11 September sungguh mengecewakan. Film ini menghasilkan banyak simpati sehingga Ketua Juri Quentin Tarantino khawatir, Moore salah paham pada juri. "Ketika saya berada di panggung bersama Michael Moore, saya mengetahui bahwa segala omong kosong politik akan disinggungnya," kata Tarantino, Minggu (23/5), sehari setelah Moore dianugrahi Palme d'Or, "Maka saya berbisik ke telinganya dan bilang, 'Saya hanya ingin memberitahu Anda bukan karena politik Anda meraih anugrah ini.' Mudah-mudahan ia mengerti," kata Tarantino, "Anda menang karena kami menganggap bahwa inilah film terbaik yang kami saksikan," tambahnya. Pertukaran bisikan antara kedua peraih Oscar itu menunjukkan pengaruh politik Moore pada festival Cannes 2004. Acara anugrah Sabtu (22/5) berawal dengan pernyataan politik yang diangkat Moore. Sutradara Belgia Jonas Geirnaert, yang pemenang anugrah atas film pendek arahannya, menggunakan terobosan besar pertamanya membicarakan film arahan Moore dan menghimbau agar warga Amerika tak memilih kembali Bush sebagai Presiden. Penampilan Moore di festival Cannes makin memperluas kiprahnya di arena internasional, termasuk Eropa di mana warga setempat menyukai pesan anti-Bush dan tertarik pada citranya yang merakyat. Film dokumenter Bowling for Columbine tentang budaya senjata api di Amerika Serikat karyanya juga telah meraih anugrah khusus dua tahun lalu di Cannes. Film dokumenter FAHRENHEIT 9/11 disambut tepuk tangan lama, termasuk salah satu paling lama dalam festival Cannes. Kemungkinan film ini berkaitan dengan orientasi politik Moore serta caranya menggarap film. Tetapi sang sutradara mengatakan ia hanya ingin dinilai atas kemampuannya sebagai sutradara. "Jika saya ingin menghasilkan pidato politik, saya akan menjadi calon senator," katanya pada kantor berita AP (Associated Press) melalui telepon, "Saya adalah sineas, saya ingin terus membuat film agar orang menontonnya," tambahnya. Film dokumenter arahannya itu menuduh pemerintahan Bush merampok pemilu kepresidenan pada tahun 2000, dengan mengabaikan peringatan serangan teroris sebelum 11 September 2001 dan memanasi rasa takut akan serangan tambahan untuk memperoleh dukungan warga Amerika pada perang Irak. Kecaman Moore terhadap kebijakan Amerika menimbulkan masalah baginya dengan grup Walt Disney, yang melarang anak perusahaannya, Miramax, mengedarkan FAHRENHEIT 9/11. Ia masih mengusut kerjasama untuk distribusi film ini di pasaran Amerika tetapi Moore yakin kemenangannya di Cannes akan menjamin masyarakat Amerika ingin menonton filmnya. Sang sutradara juga menunjukkan bahwa empat dari sembilan anggota juri adalah warga Amerika sebagai bukti reaksi kuat yang bisa terjadi di negeri Paman Sam. "Saya akan heran bila dalam 24 jam berikutnya kami belum menemukan seorang distributor," kata Moore, "Miramax telah menyaring pesan-pesan telepon sepanjang hari," tambahnya. Ia berharap film FAHRENHEIT 9/11 ini bisa diputar dalam Juli mendatang. Tetapi ia sinis pada pengaruhnya dalam pemilu presiden Amerika, 2 November mendatang. "Jika para penontonnya memutuskan menjadi warga yang baik dengan menggunakan hak pilih mereka, hebatlah," katanya, "Tetapi jujur saja … Anda harus berawal dengan harapan cukup rendah dari segi politik kalau Anda tinggal di negara di mana separuh warganya tak ikut pemilu," tambahnya tentang antipati warga Amerika dalam proses pemilu. FAHRENHEIT 9/11 lebih suram daripada film dokumenter Bowling for Columbine, termasuk adegan perangnya. Tetapi Moore juga membaurkan humor untuk menyampaikan pesannya, suatu bakat yang ditanggapi para anggota juri untuk menjelaskan keistimewaan film ini. Selera humornya juga menonjol pada malam anugrah ketika ia tak bisa menolak berterima kasih pada "para pemerannya", yakni kabinet pemerintah Amerika, khususnya Bush, yang kesalahan ungkapannya muncul dalam film ini. "Ia (Bush) mengucapkan dialog paling lucu dalam film ini. Saya merasa berhutang budi padanya," canda Moore. 

(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)

(dis/dar)

Rekomendasi
Trending