Kapanlagi.com - Larry Weinstein, sutradara sekaligus produser dunia terkenal asal Kanada, berhasil mengaplikasikan niatnya untuk membuat film yang berhubungan dengan pemusik. Hal ini bisa dilihat pada penayangan film MOZARTBALLS di Jakarta Internasional Film Festival, Rabu (13/12) malam.

MOZARTBALLS adalah film dokumenter yang ia buat bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-180 Mozart.

Ia mengatakan diminta secara langsung oleh programer asal Jerman untuk membuat film tentang Mozart, namun ia menolak jika harus membuat film bertemakan perayaan ulang tahun komposer terkenal ini.

"Saya menolak karena nantinya akan banyak film yang bertema sama, tetapi mereka meminta saya membuat film yang berbeda dan lucu," katanya.

Ide pembuatan MOZARTBALLS muncul ketika mendengar cerita tentang aksi sejumlah penggemar Mozart. Film ini menceritakan orang-orang yang menghargai Mozart dalam bentuk yang unik yaitu seorang guru di Swiss yang terobsesi dengan segala benda berbau Mozart, seorang musisi di Oklahoma yang percaya bahwa roh Mozart bersemayam dalam tubuhnya, juga ada seorang astronot meluncurkan coklat bernama Mozartkugeln ke luar angkasa.

"Sebagian dari mereka yang telah menyaksikan MOZARTBALLS menyukai film ini, tetapi sebagian lagi tidak. Mungkin karena MOZARTBALLS adalah kisah yang kontroversial sehingga tidak banyak orang yang memahaminya," kata pendiri Rhombus Media di Kanada ini.

Ia mengaku lebih tertarik membuat film dokumenter daripada film drama karena film dokumenter menceritakan kehidupan nyata termasuk tokoh-tokohnya yang benar-benar ada.

Meski sebagian besar filmya bertema musik, ia mengatakan tidak mudah menciptakannya. Ia juga mengatakan telah menggarap film dokumenter dengan tema selain musik.

"Sangat susah mebuat film bertemakan musik, terutama di Kanada saat ini, kita membuat begitu banyak art film. Stasiun televisi nasional CBC memiliki banyak program kebudayaan dan akan dihentikan karena mereka ingin lebih menarik banyak pemirsa," katanya.

Saat ini Weinstein tengah mengerjakan beberapa film, salah satunya berjudul LAST PARADISE yang mengambil ide dari kebudayaan masyarakat Bali.