Para Pemain 'MERAH PUTIH' Digembleng Militer
Kapanlagi.com - Sutradara film MERAH PUTIH, Yadi Sugandi mengungkapkan rasa nasionalisme dan rasa memiliki tanah air sangat kental terasa sejak awal pembuatan film ini, hingga seluruh pemain dan kru yang terlibat merasakan kebersamaan dan kekompakan selama proses produksi berlangsung. "Saya bersyukur sekali dalam pembuatan film ini seluruh pemain dan kru bekerja dengan semangat tinggi dan kebersamaan yang luar biasa. Saya tidak tahu kenapa spirit itu begitu besar, mungkin karena ini film perjuangan sehingga mereka menghayati bagaimana sulitnya pada masa dulu merebut kemerdekaan," demikian kata Yadi kepada wartawan di Semarang, Senin (9/3). Ia mengatakan dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, rasa memiliki tanah air dan memiliki bangsa ini mulai luntur. Sebagai seorang sineas, salah satu cara untuk membangkitkan rasa itu adalah melalui media film. "Kecintaan terhadap bangsa ini kok rasanya mulai luntur ya. Sebagian orang mulai ada yang lupa bait atau lirik lagu kebangsaan Indonesia Raya. Ada pula yang lupa kalau diminta menyebutkan Butir-Butir Pancasila," katanya. Melalui film MERAH PUTIH lanjut Yadi, ia ingin mengajak penonton untuk merenungkan kembali nilai-nilai luhur yang pernah diajarkan oleh para pejuang kemerdekaan. "Film MERAH PUTIH adalah kisah tentang persatuan yang telah membuat kita berhasil memenangkan kemerdekaan, dan mencoba menelusuri kembali jejak tragedi, roman, humor, serta petualangan para gerilyawan yang berasal dari kelas, etnis, dan agama yang berbeda namun bersatu untuk kemerdekaan Indonesia," kata pria yang sebelumnya sukses menjadi Penata Gambar film LASKAR PELANGI, UNDER THE TREE, TIGA HARI UNTUK SELAMANYA dan THE PHOTOGRAPH. Film ini dibintangi sederet aktor dan aktris muda yakni Darius Sinathrya, Teuku Rifnu Wikana, Lukman Sardi, Doni Alamsyah, Zumi Zola, Atiqah Hasiholan dan Saraswati. "Film ini luar biasa banget buat saya. Ada sebuah kebersamaan yang sangat kuat di antara para pemain, apalagi saya dengan Darius dan yang lainnya sempat mendapat pendidikan militer dulu selama 10 hari sebelum syuting. Di situ kami digembleng habis-habisan dan lambat laun kekompakan dan kebersamaan itu terjalin," katanya. Teuku Rifnu Wikana menambahkan, selain melalui pendidikan militer, mereka juga banyak membaca literatur sejarah Indonesia. Sehingga ketika syuting, suasana perang dan keprihatinan dalam penjajahan itu tercipta. "Makanya aku bersyukur banget bertemu dengan para pemain film ini, hubungan emosional sudah terjalin sejak awal, kami sudah seperti keluarga dan hal ini sangat membantu aku untuk menghayati peranku," ujar Rifnu yang berperan sebagai pemuda Bali bernama Dayan itu. Â
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
(kpl/dar)
Advertisement
