Review 'LA TAHZAN: CINTA, DOA, LUKA', Versi Upgrade dari 'IPAR ADALAH MAUT'
Diperbarui: Diterbitkan:

Credit: instagram.com/latahzanmovie
Kapanlagi.com - Begitu perilisan trailer beberapa bulan yang lalu, film LA TAHZAN: CINTA, DOA, LUKA disebut oleh para netizen merupakan duplikat dari IPAR ADALAH MAUT. Hal itu terjadi lantaran ada kesamaan cerita yang secara umum berbicara soal perselingkuhan, kesamaan rumah produksi, kesamaan sutradara (Hanung Bramantyo), yang juga berdasarkan kisah nyata yang ditulis oleh penulis cerita Eliza Syifa.
Anggapan itu makin kuat lantara Deva Mahenra kembali jadi sosok pria yang berselingkuh dari istri sahnya. Bila dalam IPAR ADALAH MAUT Deva memerankan Aris yang berselingkuh dengan adik iparnya, makan di film ini Deva menjadi Reza yang main serong dengan baby sitter anaknya.
Dari pantauan redaksi, film ini masih mendapat banyak atensi dari penggemar film dan netizen. Studio hanya menyisakan dua baris terdepan saat perwakilan redaksi menonton di salah satu bioskop di Malang, Jawa Timur. Di tengah gempuran banyak film lain yang juga mencuri perhatian seperti DEMON SLAYER hingga WEAPONS, LA TAHZAN: CINTA, DOA, LUKA mendapat tempat tersendiri di para pecinta film.
Advertisement
Berikut adalah review lengkap LA TAHZAN: CINTA, DOA, LUKA dari redaksi KapanLagi.com. Menurut pandangan penulis, film kurang tepat bila disebut sebagai duplikat atau kembaran IPAR ADALAH MAUT. LA TAHZAN: CINTA, DOA, LUKA ini lebih tepat disebut versi upgrade dari IPAR ADALAH MAUT. Apa alasannya? KLovers bisa lihat dalam review lengkap berikut ini. Tapi buat kamu yang nggak mau kena spoiler terlalu banyak bisa stop membaca sampai di sini ya!
1. Durasi Panjang Ternyata Nggak jadi Masalah
Begitu melihat durasi film LA TAHZAN: CINTA, DOA, LUKA adalah 139 menit atau 2 jam 19 menit, penulis langsung mengerutkan dahi. Bagaimana bisa betah menonton film drama melankolis dengan durasi serupa film action luar negeri tersebut?
Ternyata, begitu duduk di kursi bioskop pertanyaan tersebut langsung bertemu dengan jawabannya. Durasi dua jam lebih itu ternyata dibutuhkan untuk menggiring cerita ke dalam sebuah penyelesaian yang 'bulat dan lugas' di ujung cerita, meski diselingi plot twist yang bakal dibahas setelah ini.
Kekhawatiran akan rasa bosan selama dua jam lebih di bioskop sirna lantaran para penonton dibuat campur aduk. Ya, nggak melulu 'jual kesedihan' film ini menawarkan rasa greget, deg-degan, curiga, marah, sekaligus humor yang bisa dibilang fresh.
(Kondisi Vidi Aldiano bikin khawatir, kesakitan jalan di panggung dan dituntun Deddy Corbuzier.)
2. Detail yang Diperhatikan, Bikin Puas
Credit: YouTube/MD Pictures
Semua adegan di bagian awal film dibuat dengan sangat detail. Hal ini membuat penoton bisa mengingat adegan tersebut di satu jam terakhir kala konflik memuncak. Ada alasa di balik Asih membuatkan jus untuk Reza, menuangkan sabun cuci agar Mbak Kar terpeleset, serta memfitnah Karyo agar ia diusir dari rumah.
Kemunculan Manoj Punjabi & Hanung Bramantyo di film ini juga menjadi detail yang bikin teriakan dan tawa kecil para penonton di dalam bioskop. Intinya, penulis dan para penoton terpuaskan dengan penggarapan film ini yang nggak mengabaikan detail kecil untuk membagun cerita sampai ke penyelesaian akhir.
Advertisement
3. Drama Tapi Realistis
Credit: YouTube/MD Pictures
Meski merupakan film drama, Hanung Bramantyo sanggup menghadirkan potongan-potongan klip yang membuat film ini terasa realistis dan logis. Salah satunya adalah momen di mana Alina masih butuh waktu untuk menerima Reza usai sang suami berselingkuh di depan matanya.
Potongan berupa kehidupan Reza sebagai sosok suami yang menyesali perbuatannya juga dituangkan secara rinci sehingga perpindahan adegan demi adegan terasa sangat halus.
4. Semua Pemeran Memberi Kontribusi Positif
Credit: YouTube/MD Pictures
Meski tema besarnya adalah perselingkuhan karena orang ketiga, cerita nggak cuma berpusat pada kisah Reza (Deva Mahendra), Alina (Marshanda), dan Asih (Ariel Tatum) saja. Para pemeran pendukung menjalankan perannya dengan sangat baik. Mbak Kar (Asri Welas) sebagai pembantu senior serta Karyo (Benidictus Siregar alias Benny) sebagi sopir sekaligus pembantu umum di rumah Reza punya dampak signifikan hingga akhir cerita.
Kontribusi positif juga diberikan oleh Riko & Eva yang masing-masing diperankan oleh Reza Nangin & Patricia Gouw yang berperan sebagai tetangga Reza & Alina. Hal ini yang membuat film ini terasa lebih kompleks dibandingkan IPAR ADALAH MAUT meski disusun oleh sutrada dan penulis cerita yang sama.
5. Marshanda Jadi Bintang Paling Terang
Credit: YouTube/MD Pictures
Tanpa mengesampingkan Deva Mahenra yang mulai dinobatkan sebagai aktor spesialis perselingkuhan & Ariel Tatum yang memang punya imej 'menggoda', Marshanda pantas dinobatkan sebagai aktris nomor satu di film ini. Wanita 36 tahun ini nggak cuma mengandalkan tangisan untuk membuat film ini makin dramatis. Ia bisa menyalurkan kemarahan, keraguan, kegundahan, dan kesedihan kepada penonton.
Marshanda memerankan Alina dengan sangat sempurna. Alina menjadi sosok ibu penyayang anak, istri yang berbakti kepada suami, sekaligus sosok wanita karier yang kerap bepergian ke luar negeri.
6. Plot Twist Bikin Beda
Credit: YouTube/MD Pictures
Inilah pembeda utama dari LA TAHZAN: CINTA, DOA, LUKA dari IPAR ADALAH MAUT. Dalam film ini, diceritakan bahwa perselingkuhan antara majikan dan asisten tersebut ternyata terjadi lantaran ilmu hitam yang digunakan oleh Asih untuk menguasai rumah keluarga Reza dan seisinya.
Cerita ala film horor ini muncul di separuh terakhir film sehingga mencegah kebosanan sekaligus menggocek para penonton yang sudah yakin bahwa film ini akan memiliki ending seperti IPAR ADALAH MAUT. Suasana makin tegang lantaran keluarga Reza melibatkan pak Ustaz untuk melawan ilmu hitam dari dukun yang dimintai tolong oleh Asih.
Adegan kejar-kejaran antara Alina & Asih di rumah Reza menjadi salah satu scene terbaik di film ini. Siapa sangka, film drama perselingkuhan justru dibumbui oleh adegan ala film aksi yang menegangkan.
7. Rating Dari Editor
Credit: YouTube/MD Pictures
LA TAHZAN: CINTA, DOA, LUKA memberikan alternatif film drama perselingkuhan di Tanah Air. Film ini membuktikan bila drama nggak harus banjir air mata dan cerita yang bertele-tele. Drama juga bisa dibumbui dengan komedi, aksi, dan horor yang bikin lebih variatif. 9/10.
Simak seputar film drama lainnya di Liputan6.com
Review lainnya baca juga yuk!
Review Film THE SHADOW'S EDGE: Pertarungan Dua Legenda Jackie Chan dan Tony Leung Ka Fai, Gandeng Jun SEVENTEEN
Review 'PANGGIL AKU AYAH': Bukan Sekadar Film Adaptasi
Review 'WEAPONS' (2025): Film Horor yang Storytelling-nya Bikin Terhipnotis!
Review 'SELEPAS TAHLIL': FIlm Horor yang Mengandung Pesan Moral
Review 'SORE: ISTRI DARI MASA DEPAN': Tergoda Untuk Beri Nilai Sempurna
(Segera nikah! Clara Shinta dan Lxa posting foto pre-wedding tanpa bersentuhan.)
(kpl/ums)
Umar Sjadjaah
Advertisement