Vino G. Bastian Jadikan Film 'SHUTTER' Sebagai Suara untuk Stop Kekerasan Seksual
Diterbitkan:
Vino G. Bastian © instagram.com/vinogbastian__
Kapanlagi.com - Aktor Vino G. Bastian kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap isu sosial lewat karya terbarunya, film SHUTTER. Tak sekadar menghadirkan ketegangan ala film horor, proyek ini juga mengusung pesan kuat tentang pentingnya menghentikan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Bagi Vino, pesan tersebut bukan hanya bagian dari film, melainkan bentuk nyata kepeduliannya sebagai ayah dan warga masyarakat.
Baca berita lainnya seputar Vino G. Bastian di Liputan6.com.
Advertisement
1. Kampanye 'Ruang Aman untuk Semua'
"Film ini bukan sekedar jualan film horor, bukan sekedar jualan film remake, tapi film ini punya sesuatu campaign yang sangat besar banget,"ujar Vino dalam konferensi pers SHUTTER di Plaza Indonesia, Jumat (24/10).
Ia menegaskan bahwa film ini menjadi wadah untuk menyuarakan kampanye #safespaceforall ruang aman untuk semua orang, terutama perempuan dan anak-anak di dunia pendidikan.
(Ammar Zoni dipindah ke Nusakambangan dan mengaku diperlakukan bak teroris.)
2. Perjuangan Terus Dilakukan
Sebagai ayah dari anak perempuan, Vino merasa bahwa perjuangan menciptakan ruang aman harus terus dilakukan. Ia tak ingin kasus kekerasan seksual terus berulang di tempat yang seharusnya menjadi wadah belajar dan berkembang.
"Baru tahun 2025 bulan April itu Komnas Perempuan mengeluarkan siaran pers bahwa sebagian besar kekerasan seksual, bullying itu terjadi justru di tempat yang kita rasa paling aman, yaitu dunia pendidikan," ungkap suami Marsha Timothy tersebut.
3. Alarm Keras
Data yang dirilis Komnas Perempuan pada April 2025 menjadi alarm keras bagi masyarakat. Laporan itu menunjukkan bahwa sebagian besar kasus kekerasan seksual dan perundungan justru terjadi di lingkungan pendidikan seperti sekolah dan kampus.
Fakta tersebut membuat Vino semakin yakin bahwa dunia seni bisa menjadi medium yang efektif untuk menyebarkan kesadaran.
4. Kontribusi Nyata
"Sebagai aktor, sebagai seniman, dan sebagai kita semua yang berada di dunia film, ini adalah salah satu cara kita walaupun hanya kecil, tapi ini adalah suara kita untuk mengkampanyekan #safespaceforall," kata Vino penuh semangat.
Melalui film ini, ia berharap publik bisa lebih terbuka dalam membicarakan isu kekerasan seksual dan bersama-sama mencari solusi.
5. Adaptasi dari Film Thailand
Film SHUTTER sendiri merupakan adaptasi dari film Thailand berjudul sama yang pernah populer di awal 2000-an. Namun, versi Indonesia kali ini digarap dengan sentuhan yang lebih relevan dengan kondisi sosial saat ini, termasuk isu kekerasan seksual yang menjadi fokus utama kampanye.
Naskah SHUTTER ditulis oleh Alim Sudio dan disutradarai oleh Herwin Novianto. Film ini menampilkan jajaran bintang papan atas seperti Vino G. Bastian, Anya Geraldine, Niken Anjani, Donny Alamsyah, Nugie, dan sejumlah aktor lainnya. Kolaborasi mereka diharapkan mampu menghadirkan pengalaman menonton yang bukan hanya menegangkan, tetapi juga menggugah kesadaran sosial penonton.
6. Tayang 30 Oktober 2025
Film SHUTTER akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai 30 Oktober 2025. Lebih dari sekadar hiburan, film ini diharapkan menjadi momentum bagi masyarakat untuk bersatu dalam menciptakan ruang aman dan menghentikan segala bentuk kekerasan seksual, terutama di dunia pendidikan.
7. Q & A Seputar Film SHUTTER
Apa peran karakter Darwin yang diperankan Vino G. Bastian dalam mengangkat isu kekerasan seksual di film SHUTTER?
Karakter Darwin yang diperankan oleh Vino G. Bastian adalah seorang fotografer yang dihantui oleh bayangan misterius setelah sebuah kecelakaan. Teror yang dialami Darwin dan kekasihnya, Pia, ternyata berkaitan dengan rahasia kelam masa lalu Darwin yang melibatkan kasus pelecehan seksual di lingkungan kampus. Melalui karakter Darwin, film ini menunjukkan bagaimana rasa bersalah dan dosa masa lalu dapat menghantui seseorang, serta merefleksikan realitas sosial terkait ketidakadilan dan lemahnya perlindungan bagi korban pelecehan seksual.
Bagaimana film SHUTTER versi Indonesia berbeda dari versi Thailand aslinya dalam menyampaikan pesan sosial?
Meskipun SHUTTER versi Indonesia merupakan adaptasi dari film Thailand, sutradara Herwin Novianto memberikan sentuhan baru dengan menggabungkan teror psikologis dan mistik dengan isu sosial yang tajam. Perbedaan utamanya terletak pada penekanan yang lebih kuat pada kampanye stop kekerasan seksual di lingkungan pendidikan. Sutradara asli Thailand, Banjong Pisanthanakun, bahkan memuji versi Indonesia karena mengangkat isu penting ini, yang dianggap relevan secara global. Film ini tidak hanya bertujuan menakut-nakuti, tetapi juga menyampaikan pesan moral tentang kekerasan seksual dan bullying yang sering terjadi di dunia pendidikan.
(Lama mendekam di dalam tahanan, badan Nikita Mirzani jadi lebih kurus sampai tulang kelihatan.)
(kpl/pur/tdr)
Mathias Purwanto
Advertisement
-
Teen - Lifestyle Musik Lirik Lengkap Lagu-Lagu Terpopuler Raisa Dari Masa Ke Masa
