Review WHAT IF? Season 3, Eksperimen Marvel Yang Unik, Segar, dan Berisiko
Diperbarui: Diterbitkan:

Potongan Adegan dari Serial WHAT IF? Season 3
Kapanlagi.com - Marvel Cinematic Universe (MCU) adalah rangkaian cerita yang kokoh dan kuat. Dalam sejarah perfilman, bisa dibilang film-film superhero dari MCU yang berhasil menjalin kontinuitas antara fillm satu dengan lainnya. Jadi, kalau penonton mau menonton film terbaru MCU, bisa dipastikan mereka perlu untuk mengicip-icip film sebelumnya.
Film-film MCU yang digarap Marvel Studios selalu menyertakan "bibit" cerita dalam filmnya sehingga pada akhirnya nanti "bibit" tersebut akan bertunas dan tumbuh menjadi jalinan cerita baru dalam film feature terpisah. Ambil contoh sederhana ketika penonton menyaksikan adegan INFINITY WAR, di mana Thor dan Loki diserang pesawat Thanos, tentu penonton perlu menonton THOR: RAGNAROK dulu supaya tahu jelas mengapa Thor dan Loki berada di luar angkasa sehingga bertemu dengan pesawat Thanos. Keterkaitan ini yang menjadi kekuatan film-film MCU.
Namun, lewat serial WHAT IF? Marvel seperti sedang cuek dengan keterkaitan yang mereka bangun sejak film IRON MAN (2008) dan bermain dengan beragam tokoh dan kemungkinan cerita yang mereka miliki sebagai amunisi.
(Peringatan: Tulisan setelah ini mengandung spoiler untuk penonton yang belum menyaksikan WHAT IF Season 2 dan 3).
Advertisement
1. Zona Bebas Marvel Studios
Marvel Studios
Lewat dua season sebelumnya, Marvel sudah bermain-main lewat arc Marvel Zombies, meletakkan para superhero ikonik Marvel menjadi sosok zombie (Season 1 Episode 5). Saat seri WHAT IF? resmi diumunkan, arc satu ini memang sudah banyak diusulkan oleh para fans untuk disertakan dalam seri.
Tidak hanya menghadirkan arc-arc ikonik dalam komik, Marvel juga memainkan alternatif-alternatif narasi dalam multiverse MCU. Sebut saja ada episode dimana anggota Avengers dibunuh satu per satu dan ternyata pembunuhnya adalah salah satu dari mereka sendiri (Season 1 Episode 3).
Lewat WHAT IF?, Marvel juga memungkinkan diri untuk memberi spotlight pada tokoh-tokoh yang kedalaman karakternya masih bisa digali lebih lagi. Ambil contoh di season 2 episode 1 diceritakan Nebula menjadi bagian dari Nova Corp dan menjadi protagonis cerita.
Lalu di Episode 7 diceritakan bagaimana Hela yang diasingkan ayahnya, Odin ternyata berubah menjadi sosok yang berbeda. Di sini penonton bisa menikmati seperti apa jadinya Hela sang Dewi Kematian justru menjadi sosok baik.
(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)
2. Eksperimen Unik dan Segar
Kebebasan itu makin terasa di Season 3 ini. Tidak hanya narasi yang menyuguhkan pergantian role para tokoh, tapi kali ini Marvel menggabungkan beberapa konsep cerita populer ke dalam semesta Marvel.
Di episode pertama saja, penonton akan melihat seperti apa jadinya bisa superhero Marvel bisa mengoperasikan robot besar untuk melawan monster-monster raksasa ala Kaiju. Sebuah konsep yang dipopulerkan Godzilla dan sudah diadaptasi dalam live-action Hollywood dan juga menginspirasi film blockbuster macam PACIFIC RIM.
Belum cukup itu, di episode 2 penonton disuguhkan dengan koreografi ala Broadway Bollywood dari sosok Agatha Harkness dan juga Kingo ETERNAL. Meski di akhir episode tetap menyertakan adegan pertarungan yang ditunggu fanboy, akan tetapi adegan tarian keduanya sudah mencuri perhatian dari awal.
Dalam episode-episode lainnya, penonton akan disuguhkan setting cerita berbeda mulai dari petualangan kejar-kejaran antar planet bersama Howard The Duck dan Darcy sampai dunia western cowboy yang keras bersama Shang Ci dan Kate Bishop.
WHAT IF? Season 3 tak ketinggalan memberikan teaser tentang tokoh baru. Seperti halnya sosok hero Kahhori di season 2. Kali ini WHAT IF? memberi sedikit bocoran tentang sosok The Hood. Terlepas nantinya akan terkait dengan sosok The Hood yang diperankan oleh Anthony Ramos seri IRON HEART (tayang 2025).
Advertisement
3. Finale yang Meriah
Masih memakai formula yang sama dengan Season 1 dan 2, WHAT IF? tetap menyajikan ensemble tokoh superhero Marvel dalam finale seasonnya. Pasti sudah tak sabar melihat aksi Storm yang memegang Mjolnir bukan?
Hanya saja di Season 3 ini tidak dimunculkan villain yang cukup meninggalkan kesan mendalam seperti halnya Ultron Vision di Season 1.
4. Segar Namun Berisiko
Season 3 yang makin berani keluar dari keterikatan narasi MCU ini patut diapresiasi, karena menjadi suguhan segar bagi para penggemar MCU atau penonton secara umum.
Akan tetapi hal ini juga membawa risiko ketika ekspektasi penonton sudah terlalu berharap dengan clue-clue atau bocoran cerita akan film-film MCU yang belum muncul. Ketika WHAT IF? Season 3 tidak memberikan bocoran tersebut bisa jadi akan membuat penonton tidak terpuaskan.
Overall, WHAT IF? Season 3 adalah tontonan segar untuk fanboy dan penonton. Sambil menunggu CAPTAIN AMERICA BRAVE NEW WORLD serta THE THUNDERBOLTS tayang di 2025 nanti.
(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)
Advertisement