Simak Kelebihan dan Kekurangan Film 'IT ENDS WITH US' yang Dibintangi Blake Lively

Penulis: Adristi Putri Febrianti

Diterbitkan:

Simak Kelebihan dan Kekurangan Film 'IT ENDS WITH US' yang Dibintangi Blake Lively
(Credit:www.instagram.com/itendswithusmovie)
Kapanlagi.com -
Ditulis oleh: Adristi Putri Febrianti
Film IT ENDS WITH US resmi tayang di bioskop Indonesia mulai Jumat, 16 Agustus 2024. Film ini diadaptasi dari novel populer dengan judul yang sama, IT ENDS WITH US karya Colleen Hoover yang diterbitkan pada tahun 2016.

Sebelum peluncurannya di bioskop Amerika pada 9 Agustus 2024, film ini sudah menjadi bahan perdebatan. Kontroversi muncul terkait pemilihan Blake Lively sebagai pemeran utama, Lily Bloom, yang dianggap tidak sesuai dengan usia karakter dalam novel.

Pertanyaan pun muncul, apakah film IT ENDS WITH US layak untuk disaksikan? KLovers akan menilai sendiri apakah adaptasi ini berhasil menyampaikan cerita yang sama dengan versi bukunya atau tidak.

1. Mengangkat isu sensitif dengan narasi yang kuat

Dalam IT ENDS WITH US yang diadaptasi dari novel populer, cerita berfokus pada Lily Bloom yang merupakan seorang wanita yang berusaha melarikan diri dari trauma masa kecilnya. Setelah pindah ke Boston dan membuka toko bunga, Lily berharap menemukan kebahagiaan, tetapi ia malah terjebak dalam hubungan yang merugikan.

Meskipun termasuk dalam genre romansa, film ketiga karya sutradara Justin Baldoni ini mengangkat isu sensitif tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Isu tersebut dikemas dengan narasi yang kuat dan brilian, memberikan pesan serta dorongan bagi penonton untuk keluar dari hubungan yang beracun.

Film ini juga berfungsi sebagai alat edukatif dengan membantu penonton mengenali tanda-tanda pasangan toxic sejak awal, sehingga memberikan wawasan yang lebih mendalam tentang dinamika hubungan yang tidak sehat.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Akting dan chemsitry para pemain yang sangat mengagumkan

Kesuksesan sebuah film sering kali bergantung pada kemampuan akting para pemainnya. Meskipun awalnya ada protes, Blake Lively berhasil menghidupkan karakter Lily Bloom dengan penampilan yang sangat total. Emosi yang ia tampilkan terasa sangat mendalam, mengaduk-aduk perasaan penonton dengan intensitasnya.

Akting Justin Baldoni juga mendapatkan pujian tinggi. Peralihan perannya sebagai Ryle Kincaid dilakukan dengan sangat baik, berhasil memikat penonton dan menyembunyikan sisi berbahaya dari karakternya dengan efektif.

Tidak hanya Blake Lively dan Justin Baldoni, seluruh jajaran aktor seperti Brandon Sklenar, Isabela Ferrer, Alex Neustaedter, dan Amy Morton juga menunjukkan dedikasi tinggi dalam memerankan karakter mereka. Mereka semua berhasil menciptakan chemistry yang kuat, menjalin hubungan antar karakter dengan sangat baik di sepanjang film.

3. Menghadirkan visual dan sinematografi yang memanjakan mata

Sinematografi dan visual dalam film IT ENDS WITH US patut mendapatkan perhatian khusus. Sejak awal, penonton disambut dengan visual yang manis dan khas film romansa, menciptakan suasana yang memikat.

Keindahan visual film ini semakin diperkuat oleh sinematografi yang luar biasa. Penonton dimanjakan dengan pemandangan lampu kota yang ditangkap dengan sangat baik, serta transisi musim yang menambah nuansa romantis pada film.

Film ini juga menonjolkan keindahan warna melalui elemen musik dan soundtrack yang selaras dengan setiap adegan. Lagu-lagu seperti Everytime (Britney Spears Cover) oleh Ethel Cain, Cherry dari Lana Del Rey, dan My Tears Ricochet oleh Taylor Swift mengiringi perjalanan emosional Lily Bloom dengan sangat menyentuh.

4. Terlalu banyak adegan romantis yang meredupkan pendalaman karakter

IT ENDS WITH US memang merupakan film ber-genre romantis, namun tetap saja, adegan romantis dalam film ini terasa berlebihan. Ada banyak sekali adegan romantis dalam film berdurasi 2 Jam 11 menit ini, yang seharusnya bisa saja dimanfaatkan untuk menguatkan lagi pendalaman karakter, seperti Atlas (Brandon Sklenar).
Atlas memang merupakan katakter pendukung, tetapi tetap saja pendalaman karakternya sangat dibutuhkan, mengingat ia juga memiliki hubungan yang kuat dengan Lily di masa lalu dan kembali memengaruhi kehidupannya di masa depan.

Tapi tenang! Hal tersebut bukan merupakan masalah yang besar. Secara keseluruhan IT ENDS WITH US layak untuk disaksikan, karena seperti yang sudah dijelaskan, film ini memiliki alur dan narasi kuat yang membawa semangat untuk keluar dari hubungan toxic.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

Rekomendasi
Trending