Sinopsis 'PREDATOR: BADLANDS' - Dimitrius Koloamatang Perankan Sang Pemburu Legendaris

Penulis: Abdilla Monica Permata Bintang

Diterbitkan:

Sinopsis 'PREDATOR: BADLANDS' - Dimitrius Koloamatang Perankan Sang Pemburu Legendaris
Film Predator: Badlands (cr: 20th Century Studios)

Kapanlagi.com - Franchise Predator kembali mengguncang layar lebar lewat film terbaru berjudul PREDATOR: BADLANDS. Karya sutradara Dan Trachtenberg ini menjadi langkah berani untuk membawa waralaba ikonik tersebut ke arah yang lebih gelap, emosional, dan introspektif. Setelah menuai pujian besar lewat PREY (2022), Trachtenberg kini memperluas kisah para pemburu Yautja dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Film ini dibintangi oleh Elle Fanning sebagai Thia dan Tessa, dua robot kembar ciptaan korporasi Weyland-Yutani yang merepresentasikan sisi empati dan ambisi manusia. Sementara itu, Dimitrius Schuster-Koloamatangi berperan sebagai Dek, seorang Predator muda yang diasingkan dari klannya karena menolak membunuh makhluk tak bersalah.

Diproduksi oleh 20th Century Studios dan Legendary Entertainment, PREDATOR: BADLANDS siap tayang pada 7 November 2025. Dengan naskah karya Patrick Aison dan Brian Duffield, film ini menjanjikan perpaduan antara aksi brutal dan kisah kemanusiaan yang menyentuh, memperlihatkan sisi paling manusiawi dari makhluk paling mematikan di galaksi.

Ikuti juga berita film PREDATOR: BADLANDS lainnya di Liputan6.com

1. Sinopsis Film

Film Predator: Badlands (cr: 20th Century Studios)

Berlatar masa depan jauh di planet tandus bernama Badlands, menceritakan kisah Dek, seorang Predator muda yang diusir dari klannya karena dianggap gagal dalam ujian kehormatan. Terlunta di dunia asing yang keras dan penuh makhluk buas, Dek berjuang untuk bertahan hidup sambil mencari arti sejati dari kekuatan dan kehormatan.

Dalam perjalanannya, ia bertemu Thia, seorang android (robot) Weyland-Yutani yang memiliki misi rahasia. Meski berasal dari dua dunia berbeda, keduanya menjalin aliansi yang tak terduga. Bersama, mereka menghadapi ancaman mematikan dari planet brutal, hingga akhirnya menemukan bahwa musuh terbesar tidak selalu berasal dari luar, melainkan dari dalam diri mereka sendiri.

Perjalanan Dek dan Thia bukanlah pertarungan untuk bertahan hidup, tetapi juga kisah tentang keberanian, penyesalan, dan pencarian jati diri. Di tengah badai pasir abadi dan reruntuhan teknologi purba, mereka berdua berhadapan dengan kebenaran pahit tentang apa artinya menjadi makhluk hidup, entah manusia, robot, atau predator.

(Lesti sedang hamil anak ketiga, dan saat ini sedang ngidam hal yang di luar nurul!)

2. Babak Baru di Semesta Predator

Film Predator: Badlands (cr: 20th Century Studios)

Film ini menghadirkan sudut pandang segar dalam semesta yang telah bertahan selama hampir empat dekade. Alih-alih sekadar menampilkan perburuan berdarah seperti pendahulunya, film ini mengupas lapisan terdalam dari ras Yautja dan memperlihatkan konflik batin di balik sosok pemburu yang selama ini dikenal tanpa belas kasihan.

Dan Trachtenberg menggambarkan Badlands sebagai kisah tentang Predator yang menemukan sisi kemanusiaannya tanpa kehilangan naluri liarnya. Lewat penyutradaraan yang intens dan atmosfer visual yang megah, film ini membawa penonton menjelajahi dunia asing yang indah sekaligus mematikan. Setiap lanskap tandus, badai pasir, dan sisa teknologi kuno menjadi simbol perjalanan batin sang protagonis dalam mencari arti kehormatan sejati.

Dengan aksi menegangkan, drama emosional, dan eksplorasi dunia yang luas, PREDATOR: BADLANDS menjadi salah satu proyek paling ambisius dalam sejarah franchise ini. Sebuah kisah tentang kekuatan, rasa bersalah, dan pengorbanan, di mana bahkan Predator pun bisa belajar apa artinya menjadi manusia.

(Amanda Manopo resmi menikah, ini curhatan pertamanya setelah jadi istri Kenny Austin.)

Rekomendasi
Trending