Kapanlagi.com - Melihat trailernya, kamu pasti menyangka bahwa RUROUNI KENSHIN mengeksploitasi adegan laganya. Sang sutradara berkata lain. Menurut sutradara Keishi Otomo, film adaptasi manga anime yang digarapnya tersebut lebih menekankan dari sisi dramanya.
Dalam sebuah rilis press, sang sutradara mengaku bahwa film ini memasang drama dan aksi laginya seperti dua sisi mata pedang. "Meski banyak orang menyangka ini adalah sebuah film laga, tapi ini juga bisa dinikmati sebagai sebuah film laga," paparnya.
Sisi drama yang diangkat dalam filmnya bisa terlihat dari cara Otomo dalam memaparkan hubungan antara Kenshin (Takeru Satoh) dan juga tokoh-tokoh lainnya seperti Sanosuke Sagara dan juga Kaoru Kamiya.
"Dikisahkan dalam cerita, Kenshin meninggalkan mereka berdua dan berniat berjuang sendiri. Keduanya yang sudah menganggap Kenshin sebagai sosok penting dalam kehidupan mereka pun dilanda kegamangan hingga akhirnya mereka memutuskan untuk mengejar Kenshin sampai ke Kyoto," jelasnya.
Untuk lebih menekankan sisi dramanya, Otomo juga memberi perhatian khusus kepada para aktornya. Itu dilakukannya demi mendapat sense yang berbeda antara versi manga anime dengan versi live actionnya.
"Seperti misalnya kita tak akan bisa melihat dengan jelas keringat yang menetes pada versi manga atau animenya. Tarikan nafasnya juga. Detail seperti ini mampu membentuk atmosfer yang diinginkan. Kami benar-benar ingin menggarap filmnya serealistis mungkin,"pungkasnya. 
Film pamungkas RUROUNI KENSHIN, THE LEGEND ENDS sudah tayang di Jepang pada akhir September. Dan dalam waktu dekat, penonton Indonesia pun bisa menyaksikannya di bioskop Blitzmegaplex.