5 Tips Jitu Ala Kreator dan Publisher untuk Sukses di TikTok

Penulis: Editor KapanLagi.com

Diperbarui: Diterbitkan:

5 Tips Jitu Ala Kreator dan Publisher untuk Sukses di TikTok
Credit: TikTok

Kapanlagi.com - Pada era digital sekarang ini, menjadi content creator bukan lagi sekedar hobi, melainkan profesi yang dapat ditekuni secara serius. Di tengah tren ini, TikTok hadir sebagai platform hiburan digital yang menghadirkan peluang bagi siapa pun untuk berkarya dan berkembang menjadi kreator, mulai dari karyawan, wirausaha, pekerja lepas, ibu rumah tangga, hingga pensiunan.

Namun, untuk meraih kesuksesan di TikTok, kreator perlu memahami cara kerja platform ini terlebih dahulu. Sebagai platform distribusi konten, TikTok beroperasi berdasarkan konten (content-graph) dan bukan berdasarkan pengikut (follower-graph).

Artinya, jangkauan video ditentukan oleh kualitas dan relevansi konten, bukan berdasarkan jumlah pengikut. Dengan memahami prinsip ini, kreator mengetahui bahwa pertumbuhan akun tidak bergantung pada seberapa populer atau seberapa banyak pengikut yang dimiliki, melainkan pada seberapa menarik dan berkualitas konten yang dibuat. Pertanyaannya: bagaimana cara memulai profesi sebagai kreator di TikTok?

Pada acara TikTok SEA Growth Summit yang berlangsung di akhir Juli lalu, TikTok bersama kreator dan publisher dari Asia Tenggara bertemu untuk saling berbagi informasi bagaimana bertumbuh di TikTok bagi pemula. Yuk, simak tipsnya di bawah ini!

1. Konsistensi Adalah Kunci

Saat memulai perjalanan sebagai kreator kuliner di 2020, Thanyaporn Sanguanlosit (@farmiscooking) menghadapi tantangan awal dalam menjangkau audiens. Thanyaporn, yang lebih dikenal dengan sapaan Farm, adalah kreator asal Thailand yang dikenal dengan video memasak serta ulasan makanannya. Saat Farm memulai perjalanannya sebagai kreator TikTok, ia menyadari bahwa ia membutuhkan waktu hingga kontennya mendapatkan engagement yang ia harapkan. Namun, berkat konsistensi dan semangatnya yang tinggi, Farm kini memiliki lebih dari 1,4 juta pengikut di TikTok. Tidak berhenti di situ, Farm terus mengasah kreativitasnya untuk terus berkarya dan mengembangkan akunnya.

Farm meyakini dengan terus bereksperimen dan mengunggah konten secara konsisten, ia dapat mengembangkan akun dan komunitas di TikTok. Pengalamannya ini sejalan dengan perilaku pengguna TikTok di Asia Tenggara, di mana lebih dari 460 juta pengguna setiap bulannya datang ke TikTok untuk menikmati beragam konten yang menghibur, informatif dan juga inspiratif. Menariknya, data TikTok menyebutkan 60% dari pengguna merasakan menjadi bagian dari komunitas saat mengakses TikTok. Rasa kebersamaan inilah yang membuat Farm merasa nyaman berkarya dan semakin percaya diri sebagai kreator.

"Awalnya aku tidak bisa bicara di depan kamera. Dulu aku membuat konten tanpa menunjukkan wajah. Seiring dengan berjalannya waktu, aku merasa lebih percaya diri, dan akhirnya aku mulai menunjukkan wajah di video-video karyaku yang juga membantu meningkatkan jumlah penonton kontenku," ujarnya.

(Festival Pestapora 2025 dipenuhi kontroversi, sederet band tiba-tiba memutuskan untuk CANCEL penampilannya.)

2. Pahami Audiens yang Kamu Tuju

Konten yang tepat sasaran lahir dari pemahaman mendalam soal audiens. Hal ini yang diaplikasikan oleh Richard Sam Bera, mantan atlet renang nasional yang kini menjabat sebagai Direktur Utama Tim Indonesia (@timindonesiaoffi cial). Richard dan timnya membangun akun TikTok Tim Indonesia dengan semangat mengenalkan atlet-atlet Indonesia ke khalayak luas.

Richard mengatakan, untuk meningkatkan engagement, timnya mencoba memahami keinginan audiens yang ingin lebih mengenal atlet-atlet Indonesia. Banyak masyarakat yang memiliki keingintahuan besar untuk mengetahui momen-momen saat atlet berlatih atau mempersiapkan diri untuk kompetisi baik di tingkat nasional maupun internasional. Menurutnya, video-video kompetisi dan pertandingan ampuh dalam meningkatkan views. Selain itu, informasi mengenai cabang olahraga yang sedang populer juga menjadi konten yang cukup diminati audiens.

Saat ini, akun Tim Indonesia diikuti oleh lebih dari 300.000 pengguna TikTok, tidak hanya penggemar olahraga, tapi juga pengguna umum yang ingin mengenal lebih dekat atlet-atlet nasional. Hal ini sesuai dengan tren peningkatan minat terhadap konten olah raga di Asia Tenggara yang mencatat pertumbuhan views hingga 57% di TikTok. Bahkan, bagi publisher, segmen olahraga menjadi kategori dengan peningkatan tertinggi sepanjang 2024, dengan lonjakan views hingga lebih dari 365%.

"Strategi kami sederhana saja. Kami mencoba memperlihatkan kegiatan-kegiatan para atlet, seperti momen-momen behind the scenes latihan mereka, performa mereka di kompetisi besar seperti Asian Winter Games, atau tips-tips untuk olahraga populer seperti padel dan basket," ungkap Richard.

3. Gabungkan Pengetahuan dan Kemampuan yang Dimiliki

Kreator edukasi, Dennis Guido (@naktekpang) mengaku bahwa latar belakang pendidikan yang ia miliki sangat membantu dalam perjalanannya sebagai kreator. Sebagai lulusan teknologi pangan, Dennis menggunakan ilmu yang ia pelajari untuk menyajikan konten edukasi terkait pemrosesan pangan melalui beragam eksperimen seru yang menghibur. Sebagai salah satu kreator edukasi paling digemari, saat ini Dennis memiliki lebih dari 2,6 juta pengikut di TikTok.

Di TikTok sendiri, konten edukasi termasuk konten yang paling banyak dinikmati. Data internal TikTok menyebutkan, di Asia Tenggara, konten bertemakan pembelajaran berpeluang 14 kali lebih tinggi ditonton oleh pengguna. Hal ini semakin ditegaskan dengan peningkatan 35% video yang mengangkat topik-topik sains, teknologi, rekayasa, dan matematika (STEM) sejak TikTok secara global meluncurkan fi tur kanal khusus STEM Feed pada Maret lalu.

Sebagai kreator dengan fokus di segmen edukasi, Dennis membuktikan bahwa pengguna kini tak hanya mencari hiburan di TikTok, tapi juga pengetahuan yang bermanfaat. "Kadang-kadang aku butuh eksperimen untuk bikin konten yang memerlukan keterampilan dalam menggunakan alat-alat di laboratorium. Dalam proses penyuntingan pun kita harus punya perspektif sendiri agar mampu menerjemahkan istilah-istilah sains ke dalam kata-kata yang lebih diterima oleh masyarakat. Masyarakat juga berhak tahu apa saja yang mereka konsumsi, seperti misalnya apa arti bahan-bahan yang ada di label produk," ungkap Dennis.

4. Riset untuk Konten yang Kredibel

Sebelum membagikan informasi, pastikan kalau sumber yang kamu bagikan berasal dari sumber yang akurat dan tepercaya. Hal ini diyakini oleh Jerhemy Owen (@jerhemynemo), lulusan environmental science yang selalu memulai proses pembuatan kontennya dengan melakukan riset terlebih dahulu. Dengan pengikut sebanyak 4,7 juta di TikTok, Owen yang kini berprofesi sebagai kreator edukasi tentang pelestarian lingkungan percaya bahwa ia memiliki tanggung jawab besar atas setiap informasi yang ia bagikan kepada para pengikutnya.

Owen percaya bahwa riset yang memadai tidak hanya membangun kepercayaan audiens, tapi juga membantu mereka mendapatkan informasi yang tepat. Semangat yang Owen miliki selaras dengan data internal TikTok yang menyebutkan bahwa sebanyak 78% pengguna mengatakan mereka belajar hal baru dari TikTok.

"Salah satu tantangan terbesar dalam proses pembuatan konten adalah riset yang mendalam, mulai dari mencari sumber yang valid hingga memastikan informasi yang akurat, dan juga visualisasi data agar lebih dipahami oleh audiens kita. Tapi semua hal itu bisa disiasati asalkan kita adaptif dan punya rencana yang cukup fleksibel," ujar Owen.

5. Fokus Pada Konten yang Apik, Menarik, dan Niche

Menurut Angga Anugrah Putra, General Manager Content Operations Southeast Asia TikTok, konten yang sukses memiliki tiga elemen utama: well crafted (apik), engaging (mampu menarik perhatian audiens), dan specialized content (fokus pada topik atau niche tertentu yang bernilai). Hal ini juga tercermin dari keberhasilan peluncuran STEM Feed TikTok, yang menunjukkan bahwa konten edukatif dengan fokus yang jelas dan penyajian yang menarik dapat menjangkau audiens secara luas.

"Ketika kita berbicara soal autentisitas konten, tentu kesungguhan kita itu penting. Tapi perlu diingat juga, konten berkualitas itu adalah fondasi yang mendorong kesuksesan kreator. Di TikTok, kami menyediakan berbagai tools untuk mendukung para kreator, yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kolaborasi dan memastikan kreator dapat menciptakan konten yang berkualitas," tutup Angga.

Data internal TikTok menunjukkan bahwa konten autentik dan berkualitas tinggi memiliki peluang tiga kali lipat lebih besar untuk mendapatkan views, 40 kali lipat pertumbuhan pengikut, dan 72% lebih unggul dalam waktu tonton. Dengan peluang sebesar ini, tidak ada waktu yang lebih tepat untuk mulai berkarya dan menemukan audiens di TikTok. Siapa tahu, kamu menjadi kreator TikTok berikutnya yang dapat menginspirasi jutaan orang.

(Demo kenaikan gaji anggota DPR memanas setelah seorang Ojol bernama Affan Kurniawan menjadi korban. Sederet artis pun ikut menyuarakan kemarahannya!)

(kpl/ums)

Rekomendasi
Trending