Happy Salma Belajar Kehidupan Melalui Sastra
Kapanlagi.com - Seiring dengan perkembangan jaman, karya sastra klasik makin tersingkir oleh karya-karya yang lebih modern yang berasal dari luar negeri. Hal itu bisa dimaklumi oleh Happy Salma, karena ia sendiripun menyukainya. Namun, karya negeri sendiri harus tetap mendapatkan tempat. "Ya nggak papa, itu kan buat hiburan. Saya juga senang membacanya. Tapi negara yang beradab pasti punya sastra dan mewajibkan pelajaran sastra di sekolah. Makanya saya kemarin-kemarin sempat berkeliling sekolah untuk menggiatkan membaca sastra. Kalau zaman Belanda aja sastra itu diwajibkan, sekarang engak, ya kita bisa dibilang kemunduran. Kita kalah dengan jaman Belanda," kata Happy saat ditemui di acara Peluncuran Buku Seri Sastra Klasik 'Indonesian Cultural Heritage', Rabu (10/6). Soal anggapan bahwa karya sastra membuat seseorang menjadi egois, Happy menepisnya. Menurut kekasih Tjokorda Bagus ini, walau ceritanya terkesan ringan, karya sastra mengandung ideologi. Apakah pribadi Happy juga dipengaruhi ideologi sastra?"Saya sempat 1,5 tahun menghilang dari peredaran karena asyik mendalami sastra. Yang saya rasakan saya jadi lebih ngerti esensi dari hidup, seperti memilih pasangan dan kerjaan. Sastra juga membantu saya untuk mengenal jati diri di tengah dunia akting yang melenakan. Menurut saya, profesi penulis itu cukup menjanjikan," akunya. Lalu, bagaimana wujud pengaruh sastra dalam kehidupannya? "Satu, pas segalanya. Dua, bikin semangat hidup. Tiga, saya bisa jadi diri sendiri," tandasnya.Â
(Setelah 8 tahun menikah, Raisa dan Hamish Daud resmi cerai.)
(kpl/ant/bun)
Advertisement
