1. Lina Mengklaim Tidak Diberi Nafkah

Alasan Lina menggugat cerai Sule adalah karena merasa mendapat kekerasan verbal dan juga kekerasan ekonomi. Pasalnya, wanita yang telah mendampingi Sule selama 20 tahun itu merasa mendapat kekerasan psikis dan juga tidak menerima nafkah.

"Kalau kekerasan psikis itu, psikis ya, verbal. Artinya kekerasan lisan, yang disampaikan dalam rumah tangga, itu selalu terjadi kekerasan psikis. Kalau kekerasan ekonomi, itu artinya kang Sule tidak memberikan nafkah. Tapi pas fakta di persidangan ada perbedaan. Yakni soal perlakukan terhadap keluarga penggugat dan keluarga tergugat, itu disampaikan saksi di persidangan," jelas kuasa hukum Lina, Abdurahman, usai sidang cerai di PA Cimahi, Jawa Barat, Kamis (20/9).

Lina pun diungkapkan telah menerima semua keputusan dari hakim dalam persidangan hari ini. "Tapi apapun itu semua, karena ini udah jadi putusan dari pengadilan agama, mengabulkan gugatan dari pihak penggugat, ya kita sudah menerima gugatan itu. Dan sejak saat ini ibu Lina dan pak Sutisna udah resmi cerai. Karena dari pihak pak Sutisna juga telah menerima hasil cerai itu," tukas pengacara yang mewakili kehadiran Lina di persidangan.

2. Rizky Pergoki Lina Selingkuh?

Sebelumnya, pengacara Sule mengungkapkan kalau Rizky putra Sule dan Lina memergoki ibunya itu berselingkuh. Bahkan putranya itu memohon agar sang ibu kembali tapi tidak dihiraukan.

"Saya nggak pernah dengar cerita itu. Gak tahu saya. Dia (Lina) gak pernah bercerita. Sebagai kuasa kita fokusnya ke bagian perkara perceraian ini, dengan alasan karena udah tidak ada kecocokan dan sering ada pertengkaran. Itu yang disampaikan kepada kami, dan kami ajukan gugatan atas dasar tersebut," ungkap sang pengacara menanggapi ucapan pengacara Sule.

3. Perselingkuhan Tidak Jadi Pokok Pertimbangan Cerai

Selama sidang berlangsung, kuasa hukum Lina menyebutkan kalau keterangan soal selingkuh diungkapkan oleh saksi dari pihak Sule. Namun pihak pengadilan tidak mempertimbangkan hal tersebut sebagai pokok permasalahan cerai.

"Itu (soal selingkuh) kan kesaksian yang diutarakan dari pihak tergugat. Nah, dalam kesaksian itu kan juga kita membantah. Nah, kesimpulannya itu tadi, yang namanya kesaksian apapun yang diterangkan dicatat dengan baik. Tapi itu tidak jadi pokok pertimbangan yang sama. itu udah jelas tadi karena perselisihan dan ketidakcocokan yang sudah cukup lama. Dan itu diatur oleh surat edaran dari Mahkamah Agung," jelas sang pengacara.