Kapanlagi.com - Isu penggunaan dana APBD Pemkab Jember untuk acara Ngunduh Mantu Anang dan Ashanty santer menjadi pemberitaan di masyarakat. Namun kabar tersebut dibantah oleh keluarga Anang.
Kerabat Anang, Arum Sabil dan Burhansyah mengklarifikasi kabar tidak benar tersebut dalam sebuah konferensi pers yang didampingi Anang dan Ashanty di kediaman Arum Sabil di Desa Pucuk, Kec Tanggung, Jember, Kamis (5/7).
Arum mengungkapkan ide acara Ngunduh Mantu berawal dari pertemuan antara Bupati Ir.M.Z.Abidin Djalal, Msi dengan para pemuda asal Jember termasuk  Anang yang berlangsung di Jakarta. Saat itu Bupati Djalal, meminta Anang untuk mengangkat nama Jember melalui program BBJ (Bulan Berkunjung Ke Jember) yang dibarengi Ngundah Mantu.
"Pak Bupati kalau ke Jakarta itu ada pertemuan silaturahmi bukan hanya dengan Anang saja tapi juga dengan putra-putra daerah asal Jember. Suatu ketika Anang diajak untuk membantu membangun daerah Jember," ungkap Arum Sabil.
Anang dan Ashanty, sambungnya, termasuk artis asal daerah Jember yang sukses. Bupati ingin memanfaatkan daya pikat Anang untuk masyarakat Indonesia tahu tentang Jember. Tujuannya untuk menarik investasi ke Jember. "Ujung-ujungnya adalah tidak lain untuk mengentaskan kemiskinan di daerah Jember," tegas Arum Sabil.
Soal pembiayaan pemberangkatan Anang dan Ashanty sekeluarga ke Jember adalah tanggungan keluarga besarnya. Pihaknya dan keluarga besar Anang tidak mau menganggu APBD Pemkab Jember karena Anang dan Ashanty ke Jember untuk membantu bukan untuk membebani masyarakat Jember.
"Mengenai pembiayaan pernikahan Anang dan Ashanty atau Ngunduh Mantu di Jember dari awal kita sudah tidak mau menganggu anggaran APBD. Tujuan Anang dan Ashanty ke Jember ini untuk membantu bukan membebani. Pembiayaan Anang dan Ashanty ke Jember sampai hari ini disupport oleh keluarga besar Anang," jelas Arum Sabil, yang dikenal sebagai pengusaha ini.
Senada dengan Arum Sabil, kakak kandung Anang, Burhansyah mengatakan kalau pesta Ngunduh Mantu yang melibatkan banyak orang dan butuh banyak perlengkapan itu menelan banyak biaya, ditaksir hingga miliaran rupiah. Namun pihak keluarga merasa tidak etis untuk menyampaikan ke publik.
"Dengan melibatkan banyak orang dan perangkat itu memang jumlahnya sangat besar tapi keluarga besar untuk menyebutkan angka itu kita tidak elegan," ungkapnya.